13 - Berbohong

47.6K 1.7K 40
                                        

HAPPY READING

Setelah kepergian Ibunya, Nazwa tiba-tiba merasakan kepalanya sedikit pening entah karena apa. Mungkin efek dari infus, pikirnya. Karena dia baru pertama kali masuk rumah sakit dan di infus. Ia memijit kepalanya untuk mengurangi rasa sakit.

Perilaku Nazwa yang memijit pelipisnya tentu tidak hilang dari pandangan Aldo. Cowok itu menatap pacarnya dan bertanya, "Kenapa Naz? Kepala kamu sakit?" tanya Aldo.

Nazwa membalasnya dengan gelengan kepala. Ia rasa laki-laki itu hanya omong kosong. Kalau sakit, palingan juga tidak peduli. Jadi buat apa memberitahu kalau dirinya memang sakit? Menurutnya tidak perlu.

Aldo memutar bola matanya. "Kenapa sih, cewek itu susah buat jujur sama cowoknya. Ya kalo emang sakit tinggal bilang aja. Nggak perlu ditutup-tutupi. Emang bilang iya susah?" tanya Aldo geram.

Cewek itu menutup telinganya sebentar karena suara pacarnya yang seperti burung beo. Tumben sekali dia berkata seperti itu. Ada yang aneh, menurut Nazwa.

"Bisa jangan nyerocos nggak sih kamu? Aku lagi pusing juga kamu main ngomong panjang lebar gitu" balasnya kesal.

"Nah gitu, bilang kalau pusing. Sini aku pijitin." ucap cowok itu dengan membuang tangan Nazwa yang berada di pelipis.

Nazwa menatap Aldo dengan tatapan dan raut bingung karena tumben sekali cowok itu perhatian. Aldo mulai memijit pelipis Nazwa tanpa ada penghalang tangan cewek itu. Nazwa juga tidak menolak, karena demi apapun, kepalanya sangat pening.

Suasana di ruangan ini sungguh sepi. Nazwa sibuk menikmati setiap pijitan yang pacarnya ciptakan, dan Aldo yang sibuk memijit pacarnya. Nazwa benci dengan kesunyian. Akhirnya dia memulai pembicaraan.

"Do, kamu nggak cerita masalah ini ke Bunda kan? Aku cuman nggak mau nantinya kita disuruh jauhan karena Bunda tau masalah ini" ucap Nazwa yang benar-benar takut jika Ibunya mengetahui perihal ini.

Ibu Nazwa itu orangnya peka terhadap situasi. Dia tahu apapun mengenai anaknya. Dan dia tidak mau ada hal buruk yang menimpa putrinya.

Aldo hanya diam. Dia sudah terlanjur cerita semuanya kepada Ibu pacarnya. Dan benar saja, setelah dirinya bercerita, ia disuruh menjauhi Nazwa.

"Do? Kok kamu diam sih? Kamu nggak cerita sama Bunda kan soal masalah ini?" tanya Nazwa sekali lagi.

Laki-laki itu gelagapan. "Eng-enggak kok. Aku nggak cerita apapun ke Bunda" ucap Aldo. Dia berbohong karena tidak mau Nazwa kepikiran dan akan lama sembuhnya.

Nazwa bernafas lega. Akhirnya Ibunya tidak tahu soal hal ini.

"Kamu makan dulu ya, aku suapin" ucap Aldo.

Ucapan Aldo barusan tentu saja membuat bola matanya seketika membulat sempurna. Sebenarnya Aldo ini kerasukan setan apa?

"Kamu kerasukan setan mana sih Do? Kenapa mendadak jadi perhatian begitu? Aku takjub + heran loh sama kamu" ucap Nazwa.

"Gausah kebanyakan omongan bisa nggak sih?. Buruan makan, aku suapin kalo kamu mau, kalo nggak mau ya udah makan sendiri aja kamu" balas Aldo.

Nazwa gelagapan. "Eh eh eh jangan dong! Ya aku mau di suapin kamu. Kapan lagi coba disuapin sama ayang hahahahah" sahut Nazwa diakhiri dengan tawa yang bahagia.

Aldo menyesuaikan brankar yang sedang di tiduri Nazwa supaya agak tegak. Setelah berurusan dengan brankar, laki-laki itu mulai menyuapi pacarnya bubur.

Baru saja tiga suap, Nazwa mulai menutup rapat-rapat mulutnya. "Udah ya? Aku mual. Nggak suka makan itu banyak-banyak. Pahit tau" ucapnya.

"Naz, kamu baru makan tiga suap doang loh. Kamu itu harus banyak makan biar cepet sembuh. Mau ya? Aku suapin lagi." balas Aldo.

PACARKU CUEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang