23 - Healing

36.1K 1.5K 28
                                        

•┈┈┈•┈┈┈•┈┈┈
HAPPY READING
•┈┈┈•┈┈┈•┈┈┈

Suasana pedesaan memang indah. Semilir angin yang berhembus pelan, mampu membuat fikiran tenang dan damai. Sawah berwarna hijau dan pepohonan yang berada di sana menambah rasa sejuk. Senyuman manis selalu terukir di bibirnya.

Nazwa sampai di desa neneknya. Baru saja dia masuk ke plang desa tersebut, hati nya sudah nyaman dan damai saja. Karena tidak mau membuang-buang waktu yang hanya tinggal berapa jam, dia pun langsung tancap gas menuju rumah tujuan.

Sampainya di rumah dengan nuansa jaman dahulu, ia mengetuk pintu yang terbuat dari kayu.

"Assalamu'alaikum, Nek?" ucapnya.

Beberapa menit kemudian, ada seseorang yang menjawab salam dan membukakan pintu. Siapa lagi kalau bukan nenek Nazwa.

"Eh cucu nenek. Sini masuk, nak" ucap wanita tersebut dengan menggandeng tangan cucunya.

Kedua orang itu memasuki rumah tersebut dan duduk di kursi yang terbuat dari kayu.

"Tumben kamu kesini, pasti lagi banyak pikiran" tebak wanita itu.

Nazwa tersenyum. "Hehehe, nggak ada kok. Nazwa cuma kangen sama nenek. Kan udah lama Nazwa nggak ketemu sama nenek sama kakek juga" balas Nazwa.

"Itu mah sampingan. Utamanya ya kamu pasti lagi ada masalah. Cerita sini sama nenek" ucap Nek Ranum.

"Gaada nek, Nazwa nggak kenapa-napa" balasnya.

"Ya sudah kalau nggak mau cerita. Oh ya, itu kakek masih ada di sawah. Kamu bisa anterin makanan buat kakekmu apa enggak?" tanya Nek Ranum.

Dengan senang hati, Nazwa menerima perintah dari neneknya. Ini yang paling dia tunggu-tunggu, yaitu ke sawah membawa rantang untuk seseorang. Apalagi, pasti angin di sawah akan sangat terasa menyejukkan hati.

Cewek itu menunggu neneknya menyiapkan makanan untuk suami dengan duduk di depan televisi. Setelah selesai, Nazwa langsung berjalan menuju sawah yang berada tidak jauh dari rumah neneknya. Di sepanjang perjalanan, cewek itu terus melayangkan senyuman para siapapun.

"Bu," sapa Nazwa pada ibu-ibu yang sedang menanam padi.

"Nggih," balas ibu-ibu itu.

Langkah kakinya terus berjalan menuju tempat dimana kakeknya berada.

"KAKEK!!!!" teriak Nazwa ketika sudah sampai tepat di tempat kakeknya.

Kakek Ranto terlonjak kaget mendengar seseorang yang meneriaki nama miliknya. Buru-buru pria itu menoleh ke belakang. Betapa terkejutnya dia ketika melihat orang yang datang menghampiri. Sudah lama ia tidak bertemu dengan cucunya. Dengan gerakan cepat, Ranto dan Nazwa berlari untuk bisa sampai dan bertemu di titik tengah.

"AAAA! Nazwa kangen sama kakek!!!" pekik cewek itu.

"Sama, kakek juga kangen sama kamu. Tumben mau main kesini. Ada masalah ya?" tebak pria itu.

"Hehehe, gaada kek" balas Nazwa cengengesan.

Kakek Ranto hanya tersenyum. Dia sudah tau kalau cucunya ini sedang berbohong. Tapi ya sudahlah mau tidak mau, jiwa keponya harus di hilangkan terlebih dahulu.

Dua orang itu berjalan menuju gubuk atau rumah kecil yang disediakan untuk para petani berteduh.

"Nenek nggak ke sini?" tanya Ranto.

"Palingan nanti nyusul. Tadi, Nazwa nggak sempet tanya hehehe" balas Nazwa.

Ranto manggut-manggut. Kemudian pria itu mengajak cucunya untuk makan siang bersama sebelum lanjut pada kegiatannya.

PACARKU CUEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang