31 - Siapa Laki-laki Itu?

37.5K 1.4K 32
                                    

*. : 。✿ * ゚ * .: 。 ✿ * ゚ * . : 。 ✿ *
HAPPY READING
*. : 。✿ * ゚ * .: 。 ✿ * ゚ * . : 。 ✿ *

Nazwa memasuki kelas setelah pintu gerbang dibuka oleh Pak Satpam. Ia langsung diperbolehkan masuk ke dalam entah karena Pak Satpam sedang baik atau bagaimana. Tapi, ia harus bersyukur, untung saja tidak dibiarkan di luar kelas. Hari yang tidak terlalu buruk.

Ia melangkahkan kaki menuju kelas setelah mengucap kata terimakasih kepada Pak Satpam. Ketika sudah sampai di depan pintu kelas, ia mengetuk pintu dengan tangan yang tiba-tiba berkeringat. Ia berharap semoga guru kali ini tidak menyeramkan dan tidak menghukum dirinya.

Ketukan pintu terdengar, lalu ucapan salam mengikuti. Detik kemudian pintu terbuka menampakkan muka dan tubuh Nazwa yang berdiri di ambang pintu. Semua mata tertuju pada dirinya saat ini.

"Permisi pak, maaf saya telat, boleh izin masuk?" Ucap Nazwa.

Bapak guru yang sedang mengajar menoleh ke arah pintu dan ikut menatap Nazwa dengan tatapan horor. Detik kemudian pria paruh baya itu berkata kepada Nazwa.

"Sini masuk!" Perintah pria itu.

Nazwa pun melangkahkan kaki menuju depan papan tulis setelah menutup pintu kembali.

"Kenapa kamu telat?" Tanya pria itu.

Ketika sedang telat seperti ini, diberi pertanyaan seperti itu membuat jantungnya mendadak disco ria. Sebisa mungkin, ia harus tenang dan menjawab pertanyaan Pak Guru dengan jujur.

"Saya telat karena motor saya tiba-tiba mogok di jalan, Pak." Jawab Nazwa.

"Ceritakan kronologinya!" Perintah Pak Guru.

Nazwa mengangguk dan mulai menceritakan kronologi motornya mogok. "Jadi seperti ini Pak, waktu saya berangkat ke sekolah, tiba-tiba motor saya mogok. Di saat itu nggak ada satu orang pun yang mau nolongin saya. Sekalinya ada yang nolong, eh malahan lama banget. Dan tau-taunya emang mesinnya yang bermasalah dan harus masuk bengkel. Ya udah akhirnya saya diantar ke sekolah sama dia. Parahnya lagi dia nggak mau ngebut, karena takut saya kenapa-napa." Ucap Nazwa.

"Aaanjaaayyy!!!!" Ucap siswa laki-laki yang mendengar cerita Nazwa.

"Pawang orang digebet orang." Ucap Dion.

"Pawang siapa dia?" Tanya Pak Guru.

"Aldo pak, anak kelas 12 IPA 3" balas teman-teman Dion.

"Oh, jadi ini toh? Pacarnya Aldo?" Tanya Pak Guru.

"Iya ini pak." Balas Dion.

"Astaghfirullah, Subhanallah, MasyaAllah. Mulut kalian ini memang benar-benar tidak dapat dikondisikan, di manapun, kapanpun dan kepada siapapun!" Kesal Nazwa membuat Pak Guru tersenyum.

"Maaf pak, jangan dengarkan ocehan mereka yang nggak berfaedah sama sekali." Ucap Nazwa.

Pak Guru tersenyum dan tertawa. "Hahahah. Sudah, sana kamu duduk. Nggak jadi bapak hukum, soalnya bapak takut kena virus ngeselin pacar kamu. Nanti saya dihujat sama fans kamu." Ucap Pak Guru dengan nada bercanda.

Nazwa menggelengkan kepala. "Bapak ini!"

"Oh iya, sebelumnya terimakasih banyak karena bapak tidak menghukum saya." Ucapnya sebelum duduk di kursi.

"Ya sama-sama. Silahkan duduk, sebelum saya berubah pikiran buat jadi hukum kamu." Balas pria itu.

***

Istirahat kali ini, seperti biasa, Nazwa dan Fina akan habiskan untuk makan di kantin. Nazwa sudah bisa membaca pikiran sahabatnya kalau cewek itu pasti akan bertanya-tanya tentang cowok yang tadi pagi mengantarkannya ke sekolah. Bukan Fina namanya kalau tidak kepo tingkat dewa.

PACARKU CUEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang