★ D.A - 01 ☆

32.9K 2.5K 536
                                    

"Aman, Kar, sini!"

"Tapi kamu tahu jalan keluarnya 'kan, Delon?"

Delon mendengus. "Sini dulu, Karaaa!" Panggilnya agar remaja itu mendekat ke arahnya.

Kara yang masih mengintip dari tembok pembatas antara kolam renang dan halaman belakang pada akhirnya berjalan ke arah Delon yang tengah mengintip situasi di sekitar sana.

"Delon!"

Delon menoleh mendengar panggilan Kara. diliriknya Kara yang terlihat ragu untuk berjalan ke arahnya. "Tenang aja, Kar. gue kemaren liat pengawal keluar lewat sini!" ucapnya menyakinkan.

"Lewat sini mana, Delon?" tanya Kara dengan menoleh menatap sekitar. mansion yang mereka tinggali sekarang sudah berbeda dengan mansion yang dulu, dan ini merupakan hari kelima mereka tinggal di sini. halamannya bahkan lebih luas dari yang sebelumnya.

"Ada pintu di belakang pohon mangga, lo liat nggak, Kar?"

Kepala Kara menggeleng. di belakang pohon mangga yang Delon maksud tidak ada pintu, melainkan tembok pembatas.

"Liat yang bener dong, Kar!"

"Tapi pintunya memang tidak ada, Delon!" balas Kara yang kemang tidak melihat pintu di sekitar sana. "Memangnya kamu liat, Delon?" lanjutnya bertanya.

Delon menyengir. "Gue juga nggak liat sih!" ucapnya yang dibalas kerjapan polos oleh Kara.

"Terus, kita mau keluar lewat mana, Delon?" tanya Kara kembali begitu mereka berjalan mendekati pohon mangga untuk melihat adanya atau tidak pintu di sana.

"Ck! gue udah bilang kemaren gue liat pengawal keluar lewat sini!" ucap Delon bersikeras dengan apa yang dia lihat saat itu. "Kita tinggal pastiin!"

"Tapi Delon, kalau kita ketahuan, gimana?"

"Nggak akan! umur gue bertambah, skill gue mengikuti!"

"Masa sih, Delon?"

Delon yang berjalan di depan menoleh ke belakang. "Lo nggak bisa diem ya, Kar? ngomong mulu dari tadi!"

Kara mengangguk seraya tersenyum. "Iya, Delon, ini diem!" ujarnya menurut. dia yang berjalan di belakang Delon menoleh ke segala arah untuk memastikan mereka tidak ketahuan. sebelum mereka keluar dari kamar, jarum jam menunjuk angka tepat 11.11 malam.

"Tuh, kan! emang nggak pernah salah gue, Kar!" seru Delon begitu kedua matanya melihat adanya pintu di belakang pohon mangga yang sejak tadi dia maksud.

Kara mengangguk, dia yang sudah tidak sabar untuk keluar dari kawasan mansion keluar lebih dulu. sementara Delon yang masih berjaga di belakang tersenyum seraya menoleh menatap kamar Argon yang ada di lantai tiga. kamar Ayahnya itu terlihat gelap, karena, sebelum memutuskan untuk kabur untuk pertama kali di usianya yang sudah menginjak angka 17 tahun, dia sudah memastikan jika Ayahnya itu sudah tertidur.

Ya, usianya sekarang sudah 17 tahun. begitu juga dengan Kara. dan Argon menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun padanya.

"Happy sweet seventeen, putra Ayah!"

Delon yang saat itu baru keluar dari kamar mandi mengerjap begitu melihat Argon berdiri memegang kue dengan lilin angka 17 di atasnya.

Delon menelan ludah kelu. perasaannya selalu membuncah bahagia begitu mendengar kata Putra Ayah yang diucapkan Argon. pemuda itu benar-benar menganggapnya sebagai putranya sendiri.

Argon yang melihat Delon berdiri terpaku di tempat lantas berjalan mendekat. "Putra Ayah, selamat ulang tahun!" ucapnya lagi.

Dan, Delon yang belum terbiasa melihat sikap manis Argon. "A----ayah.."

Different, D.A || Selesai ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang