Bab 3 - Presiden BK Kim Bum

262 44 2
                                    

BK Corp.

Berada di lantai tertinggi, dan menempati hampir setengah lantai adalah ruang kantor presiden yang mewah, bergaya dan elegan.

Kim Bum sedang berdiri diam menghadap jendela kaca yang setinggi langit-langit. Dengan satu tangan dimasukkan kedalam saku celana, dan satu tangan lainnya memegang ponsel. Sosoknya kuat tinggi dan ramping dengan kehadirannya begitu menyombongkan diri.

Dia tanpa ekspresi melihat ke kejauhan, pada pemandangan siang hari seluruh kota Seoul yang ramai, dengan alis tebal yang sedikit berkerut dan mata yang jauh.

Dia sedang tidak sendirian saat ini.

Seorang pria tampan lain mengenakan pakaian jas formal abu-abu perak berjalan perlahan mendekatinya dengan kedua tangannya yang masing-masing memegang gelas berisi wine.

Pria itu bernama Daniel yang merupakan sepupu juga sahabat terdekatnya, dan saat ini menjabat sebagai wakil presiden BK Corp.

Daniel sudah terbiasa melihat wajah tampan sedingin gunung es namun tanpa ekspresi sepupunya, dan tidak seperti orang lain yang kebanyakan akan bergetar ketakutan, dia sama sekali tidak takut.

Dia menyerahkan salah satu gelas wine di tangannya pada Kim Bum.

"Istrimu?"

Kim Bum tidak menjawab bahkan tidak menatapnya. Gerakannya halus dan santai saat dia mengeluarkan tangan di sakunya, lalu meraih gelas wine itu dan meminumnya.

Daniel diam menatapnya dengan mata menyelidik, namun wajah Kim Bum yang tanpa ekspresi membuatnya sulit untuk bisa menebak-nebak apa yang sebenarnya sedang dia pikirkan.

"Ada apa? Apa istri kecilmu protes karena kau sudah lama tidak pulang? Sudah berapa lama? Satu atau tiga bulan?" tanya Daniel dengan tersenyum main-main.

Nyatanya, sejak mereka menikah, kebanyakan Kim Bum hanya menghabiskan waktunya tinggal di perusahaan, perjalanan dinas, atau dia pulang dan tinggal di apartemen pribadinya.

Sedangkan waktu bagi Kim Bum pulang ke rumah pribadinya dengan Kim Soeun bisa hitungan jari dalam sebulan. Atau mungkin dia hanya pulang sebulan sekali, tergantung bagaimana kondisi dan moodnya.

Karena itulah, selama tiga tahun mereka bersama, Kim Soeun yang lebih aktif menghubunginya dan memohon untuk pulang dengan berbagai alasan.

Meski terkadang Kim Bum sangat cuek dan enggan, selama istrinya tidak menyerah dan terus menerus menghubunginya, sebagai pria yang enggan direpotkan oleh hal-hal kecil, dia pasti akan menyempatkan waktunya untuk pulang.

Jadi, tidak sulit bagi Daniel untuk menebak apa yang mungkin terjadi diantara suami-istri itu.

Namun, Kim Bum masih diam tak menanggapinya.

Melihat sikapnya, Daniel hanya menghela napas tak berdaya, lalu meneguk minumannya. Dia tau sepupunya yang keras kepala ini, tidak akan mengatakan apapun padanya, dan dia tidak punya keinginan atau keberanian untuk memaksanya bicara.

Kedua pria tampan itu berdiri berdampingan menghadap jendela kaca dan menatap seluruh pemandangan kota dengan pikiran masing-masing. Keduanya hanya minum dalam diam.

"...sebenarnya, menurutku dia tidak buruk juga!"

Setelah beberapa saat dalam keheningan, akhirnya Daniel yang lebih dulu membuka suara.

"Aku memang tidak sering berinteraksi dengannya, tapi, setelah beberapa kali kami bertemu dan berbicara, aku pikir dia tidak seburuk yang kau pikirkan. Bahkan menurutku kepribadiannya sedikit lebih manis. Dia juga sangat cantik, lemah lembut, dan masakan buatannya juga enak," lanjut Daniel sambil sedikit melirik Kim Bum di sampingnya yang tetap saja diam, memandang lurus kedepan seperti dia bukanlah orang yang diajak bicara.

You Are My Destiny (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang