Suasana mobil sangat hening.
Sepanjang jalan tidak ada satupun dari keduanya yang berbicara.
Lee Soohyuk fokus mengemudi, sedangkan Kim Soeun yang duduk canggung terus menatap ke luar jendela mobil.
Sampai beberapa saat kemudian, Kim Soeun menyadari jika mobil yang sedang melaju itu tiba-tiba saja menepi di pinggir jalan.
Dia melihat sekeliling jalan yang cukup ramai, lalu menoleh pada pria tampan disampingnya dengan ekspresi bingung.
"Pak, mengapa kita berhenti disini?"
Lee Soohyuk tampak santai ketika membuka seltbelt-nya, lalu menoleh pada wanita cantik disampingnya, saat dia berkata, "Kau tunggu disini sebentar, aku akan kembali!"
Setelah mengatakan itu, dia pun bergegas turun dari mobil dan Kim Soeun yang tidak tau apa dan mau kemana pria itu pergi. Sebagai penumpang, dia hanya bisa duduk patuh saat melihat punggung lebarnya berlalu pergi.
Tidak butuh waktu lama, hanya kurang dari lima menit, Lee Soohyuk sudah kembali memasuki mobil dengan membawa bungkusan kantong kecil ditangannya.
Dia tidak mengatakan apa-apa, tapi langsung memberikan kantong kecil itu kepada Kim Soeun yang menatapnya dengan tanda tanya tertulis di seluruh wajahnya.
"Ini..."
"Gunakan untuk tanganmu!"
Saat dia mengatakannya, Kim Soeun pun menurunkan matanya dan melihat ke tangannya. Barulah dia menyadari jika yang dimaksudkan presiden tampan ini adalah luka goresan ditangannya.
Luka itu dia dapatkan dari kemarahan ayahnya tadi.
Kim Soeun juga tidak begitu peduli dengan luka semacam ini karena lukanya tidak besar dan darahnya juga sudah mengering. Namun, berada ditangannya yang putih dan lembut, luka ini tampak sangat mencolok.
Dia membuka bungkusan kecil dan melihat ada obat dan plester didalamnya.
Dia pun menoleh pada pria disampingnya yang sedang duduk diam menatap lurus kedepan.
Dimata semua orang termasuk dirinya, pria besar ini selain sangat tampan dan pendiam, dia memiliki aura dingin yang sulit di dekati. Bahkan, selalu memasang wajah tanpa ekspresi, membuatnya tampak seperti seorang pria yang berada di tahta tertinggi yang tidak akan pernah peduli apapun.
Melihat pria itu dan obat ditangannya, sudut mulut kecil Kim Soeun terangkat membentuk senyuman lembut.
Ini adalah pertama kali dalam ingatannya, ada seseorang yang begitu memperhatikannya, dan peduli dengan sedikit luka kecil ditangannya. Membuat hatinya menghangat.
Lee Soohyuk melirik pada wanita pendiam disampingnya, lalu pada luka berdarah yang mencolok ditangannya. Seketika kemarahan muncul dihatinya.
Dia tidak tau bagaimana luka itu terjadi, karena dia sudah melihatnya sejak dia pertama kali menemukannya. Dia benci melihatnya terluka, dan bodohnya gadis ini sangat cuek terhadap lukanya sendiri, membuatnya merasa sangat marah.
Kim Soeun mengambil obatnya dan akan mengoleskannya, namun tiba-tiba sebuah tangan kuat dan panjang terulur cepat mengambil obat ditangannya.
Dia terpana dan segera menoleh ke pria disampingnya, hanya untuk mendengar dia berkata, "Berikan tanganmu!"
"Hah?"
Kim Soeun masih tampak bodoh, sampai Lee Soohyuk bergerak lebih dulu, mengambil tangannya yang terluka, lalu hendak mengoleskan obat di lukanya.
Dia melihat apa yang akan pria anggun itu lakukan, dan segera menghentikannya dengan panik.
"T-tunggu pak! Jangan! Anda tidak perlu melakukan ini, biarkan aku sendiri saja yang melakukannya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny (ONGOING)
FanfictionBagi yang suka romansa penuh drama, yuk silahkan mampir di cerita ini. --- Tepat dihari pernikahan, saudaranya menghilang tanpa kabar. Karena tidak ingin pernikahan ini dibatalkan demi keuntungan bisnis, ayahnya memaksa Kim Soeun agar menjadi penga...