Tick! Tick!
Disalah satu kamar tidur di apartemen, suasana sangat tenang. Hanya terdengar suara jarum jam yang berdetak.
Melewati hampir tengah hari, Kim Soeun yang sedang tidur nyenyak akhirnya terbangun, namun dia masih berbaring di tempat tidur.
Butuh beberapa saat untuknya menyesuaikan sinar cahaya yang memasuki matanya yang baru terbuka. Dia melihat ke langit-langit. Itu sangat tidak asing. Kemudian pandangannya beralih melihat sekeliling ruangan.
Sangat-sangat asing.
Setelah terdiam beberapa saat, dia akhirnya menyadari jika dia telah melewati banyak hal kemarin, dan sekarang dia tidak berada dikamarnya yang biasa dia tiduri. Melainkan dia berada di salah satu kamar di rumah Lee Soohyuk.
Mungkin karena dia terlalu lelah kemarin. Saat dia memasuki kamarnya, selain butuh mandi dan pakaian bersih yang hangat, dia memang tidak memperhatikan apapun disekelilingnya.
Kamar ini sangat besar.
Itu didekorasi sedemikian rupa dengan tampilan warna cat yang lembut dan nyaman. Meskipun kelihatan tampak sederhana, tapi siapapun yang bermata tajam, akan mengetahui jika semua barang-barang disini penuh kemewahan. Uang berteriak dari setiap sudut, sangat-sangat asing. Ada pintu terbuka di sebelah kiri, sinar matahari datang dari sana.
Kamarnya juga sangat cantik.
Matanya berkilauan.
Karena saat itu adalah bulan Mei. Langit sangat cerah. Matahari bersinar terang. Ada sedikit angin bertiup, namun suhu terasa cukup hangat. Cuaca juga sangat indah, dengan bunga-bunga yang bermekaran.
Kim Soeun bergerak, memutar tubuhnya sedikit untuk bangun dari tempat tidur, ketika dia merasakan jika tubuhnya masih agak lemas dan kepalanya juga agak sedikit pusing. Namun perlahan-lahan dia bisa berdiri dan menjaga keseimbangannya sambil menyentuh dinding untuk berjalan perlahan menuju pintu kamar.
Apartemen yang ditinggali Lee Soohyuk tidak hanya berukuran sangat besar, luas dan mewah dengan segala fasilitas terbaik. Tapi juga terdiri dari dua lantai, dimana kamarnya berada.
Sambil berjalan menuju ke lantai bawah, Kim Soeun dengan senang melihat-lihat ke sekelilingnya.
Di ruang tamu, Martha sedang bersih-bersih. Tapi setelah melihat sosok cantik dengan gaun putih panjang yang menuruni tangga perlahan, dia segera menghentikan kegiatannya dan bergegas menghampirinya.
"Nona, kau sudah bangun? Mengapa tidak istirahat lebih lama lagi?" Martha bertanya dengan ekspresi tampak sangat khawatir.
Kim Soeun tersenyum. Dia berkata sambil berjalan menuju ruang tamu. "Aku bosan terus berada dikamar. Juga hari sudah sangat siang. Aku tidak tau akan tidur sangat lama."
Martha menghela nafas dan tersenyum. "Itu wajar karena kau demam tinggi semalaman. Lebih banyak istirahat, juga baik untuk pemulihan."
Mendengar itu, Kim Soeun agak terkejut. "Aku demam?"
Martha mengangguk mengiyakan. "Kau demam tinggi semalam, wajar jika tidak mengingatnya. Tapi syukurlah, karena sekarang nona sudah tampak lebih baik."
"Oh ya, tidur begitu lama, nona pasti sudah lapar. Apa yang nona ingin makan? Aku akan segera kedapur untuk menyiapkan dulu!"
Kim Soeun hanya menghela nafas didalam hatinya. Tidak heran ketika dia bangun tidur tadi, seluruh tubuhnya terasa lemah dan lesu. Ternyata itu karena dia mengalami demam semalaman.
Dia menghela nafas panjang didalam hatinya, saat berpikir dia baru semalam tinggal disini, dan sudah jatuh sakit. Dia merasa malu telah merepotkan semua orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny (ONGOING)
FanfictionBagi yang suka romansa penuh drama, yuk silahkan mampir di cerita ini. --- Tepat dihari pernikahan, saudaranya menghilang tanpa kabar. Karena tidak ingin pernikahan ini dibatalkan demi keuntungan bisnis, ayahnya memaksa Kim Soeun agar menjadi penga...