Bab 50 - Tidak Mencintainya

286 47 10
                                    

Didalam toilet.

Kim Soeun sedang berdiri di depan wastafel dan mencuci tangannya dengan tenang tanpa mengetahui jika kedua pria besar di dalam ruangan itu hampir saling bertengkar dan telah menakuti jiwa semua orang.

Menutup keran air, lalu mengeringkan tangannya dengan kertas tisu, dia sebenarnya masih enggan kembali ke ruangan itu. Tapi, mengingat waktu kepergiannya sudah cukup lama, dia takut orang-orang akan khawatir, dan untuk menghindari banyak masalah akan lebih baik jika dia segera kembali.

Namun, memikirkan kembali dua pria itu disana, dia tidak bisa tidak menghela nafas.

Serius! Mengapa mereka berdua harus muncul disini bersamaan dan masih mengganggunya?

Tidak bisakah dia merasa bebas dan nyaman?

Haruskah mereka menghancurkan mood-nya?

Setelah memastikan penampilannya baik-baik saja di cermin besar, dia pun meluruskan wajahnya dan bergegas melangkah keluar.

Namun, baru saja membuka pintu toilet dan berjalan keluar, dia dikejutkan oleh penampilan samping seorang pria yang dikenalnya sedang berdiri bersandar di dinding lorong yang hanya berjarak beberapa meter darinya.

Ya. Pria itu adalah Kim Bum.

Melihatnya disana, langkah kaki Kim Soeun agak ragu-ragu.

Tapi, melihat kembali ke sekelilingnya, ini hanya ada satu jalan. Yang berarti untuk bisa kembali ke ruangan tempat teman-temannya berkumpul, dia tidak punya pilihan selain harus berjalan melewatinya.

Batin Kim Soeun menjerit.

Apa begitu sulit untuk menghindar?

Dia sudah sengaja mendekam lama di toilet jelas-jelas untuk menghindari kedua orang yang datang tak diundang. Orang yang tidak tau mungkin akan berpikir dia adalah hantu penunggu toilet. Tapi ada apa didepannya sekarang? Bahkan setelah keluar pun dia masih bertemu dengan pria itu disini. Betapa menyebalkannya!

Saat pikiran dan hatinya terus menggerutu kesal, dia akhirnya memperhatikan gerakan halus pria tampan itu disana dan seketika terkejut.

Ada sebatang rokok menyala berada diantara dua jari tangannya dan pria itu menghisapnya dengan sangat tenang lalu menghembuskan kepulan asap putih yang semakin menyamarkan ekspresinya.

Alis Kim Soeun terpelintir.

Kim Bum merokok?

Sejak kapan?

Dalam ingatan tentang kepribadiannya, jelas-jelas pria itu bukanlah perokok.

Bahkan selama tiga tahun mereka bersama, selain mencium bau parfum atau alkohol melekat kuat ditubuhnya, dia tidak pernah menemukan ada bau rokok. Ini adalah pertama kalinya dia melihat secara langsung pria itu merokok. Dan, dari caranya menghisap, jelas bukan sekali dua kali dia melakukannya.

Meskipun Kim Soeun agak penasaran, tapi ada sesuatu dihatinya yang mengingatkannya untuk tidak terlalu peduli. Bagaimanapun, diantara mereka sudah berakhir. Pria itu bukan lagi suaminya. Dia tidak perlu peduli dan mengetahui segala yang terjadi padanya. Juga, lebih baik agar dia menjaga jarak darinya di masa depan.

Setelah yakin dengan keputusannya, langkah kaki Kim Soeun pun menjadi lebih ringan.

Dia hanya perlu melewatinya saja.

Syukur-syukur apabila pria itu terlalu asik merokok dan asapnya semakin tebal. Jadi dia tidak memperhatikannya, sehingga dia pun tidak perlu berbicara dengannya.

Namun sayangnya, itu hanya pikiran naifnya.

Karena sejak Kim Soeun baru saja keluar dari toilet, Kim Bum ternyata sudah mengetahuinya. Pria tampan itu bahkan juga menangkap setiap ekspresi rumit serta keragu-raguan di wajah cantiknya. Hanya saja dia terlalu diam dan berpura-pura.

You Are My Destiny (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang