Villa Rosewood.
Pagi-pagi sekali Kim Bum sudah berpakaian sangat rapi. Dia mengenakan setelan kemeja putih bersih, celana hitam dan juga jas hitam profesional yang lengkap dengan dasi.
Penampilannya seperti yang dia biasanya kenakan ketika akan pergi bekerja.
Dia sedang menuruni tangga dengan kedua tangan terselip disaku celananya, saat sesosok cantik tiba-tiba datang menghampirinya dari arah ruang makan dan bergegas langsung memeluknya.
"Oppa!"
Melihat wajah tersenyum Lucy yang sangat cerah dan bersemangat saat melihatnya, Kim Bum seketika menghentikan langkahnya dianak tangga terakhir dan diam tak bergerak ditempat.
"Oppa, aku sudah menunggumu dikamar semalaman. Kenapa kau tidak datang?"
"Apakah kau sekarang lebih peduli pada pekerjaanmu daripada aku?"
Kim Bum melihat wanita yang memeluknya erat sambil memprotesnya dengan manja. Dia tidak langsung menjawab pertanyaannya, dan malah balik bertanya, "Mengapa kau bangun pagi-pagi sekali?"
"Tentu saja, aku ingin membuatkanmu sarapan! Bukankah begitu seharusnya tugas seorang istri?"
Mendengar itu, Kim Bum tidak terfokus pada kata 'istri' melainkan dia agak terkejut sekaligus ragu dengan perkataan lainnya.
Lucy membuat sarapan?
Lucy yang dia tau tidak pernah memegang peralatan dapur, dan hanya pergi ke dapur jika terpaksa membutuhkan sesuatu.
Memasak?
Apa dia salah dengar?
Namun disaat dia sedang terus berpikir, dia mendengar wanita dipelukannya kembali berbicara dengan terkejut saat melihat keseluruhan penampilannya.
"Oppa! Mengapa kau berpakaian seperti ini? Ini hari minggu, apa kau akan pergi ke perusahaan?"
Kim Bum pun menjawab dengan anggukan kepalanya, "Ya!" yang membuat ekspresi Lucy seketika berubah sangat kecewa.
"Apa kau sungguh harus pergi? Semalaman kau tidak keluar dari ruang kerjamu dan terus bekerja. Pengawalmu juga menjaga didepan pintu dan melarangku masuk karena kau sedang mengerjakan hal-hal penting. Tapi, sekarang adalah hari libur, tidak bisakah oppa tetap dirumah bersamaku?"
Kim Bum menghela nafas didalam hatinya. Mendengar protes menyedihkan Lucy sekarang, dia sebenarnya agak merasa bersalah. Namun, apa yang dia lakukan semalam memang disengaja, karena dia tidak ingin menghadapinya. Begitupun dengan sekarang. Dia sengaja berniat pergi pagi-pagi meninggalkan villa, tapi siapa sangka wanita ini sudah bangun dan menemukannya.
"Lucy, masalah perusahaan masih belum stabil. Aku sama sekali tidak bisa lengah. Ada banyak hal penting yang harus aku urus." ucap Kim Bum dengan tidak berdaya dan nada suaranya sedikit tegas.
Kedua mata Lucy berkaca-kaca. Dia kembali berkata dengan penuh emosional, "Bagaimana denganku? Apakah aku tidak sepenting itu untukmu?"
"Oppa! Taukah kau betapa aku sangat menanti kedatanganmu saat aku dirawat dirumah sakit? Kau bilang padaku jika kau akan datang, tapi sampai aku diperbolehkan pulang, kau tidak pernah sekalipun muncul. Kau malah meminta bibi membawaku kerumah utama. Aku sangat senang, berpikir aku bisa melihatmu. Tapi, kau bukan hanya tidak pernah datang, kau bahkan tidak bisa dihubungi. Kau seperti menghilang di telan bumi, membuatku cemas dan frustasi. Bagaimana jika kau benar-benar pergi meninggalkanku dan tidak pernah muncul lagi seperti yang Yongdae Oppa lakukan?"
Dengan derai air mata, Lucy melanjutkan mengungkapkan emosinya. "Aku sangat takut! Aku takut ditinggalkan sendirian! Saat kakek Kim mengatakan kau ada di villa ini dan menyuruhku tinggal bersamamu, aku bersemangat dan senang karena aku sangat merindukanmu. Tapi apa yang kau lakukan sekarang? Kau sama sekali tidak peduli padaku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny (ONGOING)
FanfictionBagi yang suka romansa penuh drama, yuk silahkan mampir di cerita ini. --- Tepat dihari pernikahan, saudaranya menghilang tanpa kabar. Karena tidak ingin pernikahan ini dibatalkan demi keuntungan bisnis, ayahnya memaksa Kim Soeun agar menjadi penga...