Bab 24 - Kim Soeun vs Lucy

252 49 25
                                    

Villa Rosewood.

Tertahan didalam kamar, dan tidak bisa pergi kemana-mana, Kim Soeun hanya duduk termenung di kursi rotan yang menghadap ke jendela dalam posisi kedua tangan membungkus kedua kakinya.

Tatapan matanya kosong saat terus memandang keluar.

Beberapa saat kemudian, pintu kamarnya terbuka saat sosok cantik dan anggun Lucy dengan gaun panjang putih polos, memasuki kamarnya.

Kim Soeun hanya meliriknya sebentar, lalu kembali mengalihkan pandangannya ke luar jendela.

Disisi lain, ini adalah pertama kali Lucy memasuki kamar Kim Soeun dan saat dia memandang sekeliling ruangan, dia tidak bisa tidak merasakan iri dan kebencian dihatinya.

Bagaimana wanita rendah seperti Kim Soeun pantas menempati kamar ini selama bertahun-tahun?

Kamar Kim Soeun adalah kamar utama di villa ini. Letaknya adalah yang terbaik. Saat jendela kamar ini dibuka, seluruh pemandangan keindahan taman dan bukit-bukit yang menjulang dapat terlihat. Terlebih lagi, kamar ini sangatlah besar. Memiliki balkon, dan ada ruangan ganti pribadi yang berukuran setengah ruangan ini. Jelas jauh lebih besar dari ukuran kamarnya maupun Kim Bum.

Kamarnya juga sangat indah. Baik desain dan interiornya elegan dan mewah, dengan warna cat yang lembut juga feminim. Segalanya di sini jelas mencerminkan kamar seorang wanita.

Mata Lucy berkilauan.

Dia bukan orang yang tidak pernah melihat keindahan. Sejak bersama Kim Bum, hidupnya jauh lebih nyaman tanpa kekurangan apapun, dan selain mencurahkan perhatian, pria tercintanya itu juga akan memberinya segala yang terbaik.

Hal mewah macam apa yang belum pernah dilihatnya?

Hanya saja, melihat ruangan yang begitu indah di villa milik pria tercintanya ditempati oleh wanita busuk yang bahkan tidak bisa memegang sepatunya, seperti Kim Soeun, dia jelas tidak senang.

Kamar seindah ini, bukankah dia yang lebih pantas berada disini?

Memikirkan itu, dia sangat bersemangat. Dan, dia akan memikirkan cara nanti untuk bisa merayu Kim Bum agar memberinya kamar ini.

"Apa kau selesai melihat-lihat, jika sudah, segeralah keluar!"

Kim Soeun berkata tanpa menatapnya, saat pandangannya terus mengarah keluar jendela.

Sebelumnya, dia sedikit melirikkan matanya pada Lucy, dan melihat kekaguman dan keserakahan yang terpampang jelas di seluruh wajahnya. Itu membuatnya jijik.

Lucy yang tangannya sedang menyentuh meja rias, tiba-tiba mendengar suara yang berbicara padanya, namun lebih terdengar seperti mengusirnya, dan tidak bisa tidak menoleh pada wanita yang duduk menyendiri disana.

Dia tersenyum anggun, sambil melangkah perlahan untuk mendekatinya.

"Apa kau mengusirku?"

"Bisa dikatakan begitu!" Kim Soeun tidak takut menjawab, tapi masih enggan berbalik melihatnya.

Senyum diwajah cantik Lucy menghilang, tergantikan oleh tatapan matanya yang semakin tajam saat menatap Kim Soeun yang bersikap sombong dengannya.

"Kim Soeun, jangan sombong!" ucapnya sambil menggerakkan gigi.

Kim Soeun yang selalu memandang keluar dengan acuh tak acuh, akhirnya berbalik dan menatap wanita cantik yang berpenampilan peri didepannya dengan tanpa ekspresi.

"Mengapa aku sombong?" tanyanya sangat santai seperti sedang membicarakan cuaca.
"Ini adalah kamarku. Kau masuk tanpa ijinku, memintamu segera keluar, itu sah-sah saja kan?"

You Are My Destiny (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang