Kediaman KS Corp.
Didalam ruang kerja.
Kim Sokgil dengan sangat marah mengayunkan kedua tangannya, menyingkirkan kasar semua barang-barang yang ada diatas meja kerjanya hingga terlempar berserakan di lantai dan menimbulkan suara keras.
Sebelumnya dia telah mengetahui berita perpisahan putrinya-Kim Soeun' dengan Kim Bum dan dia sangat marah. Meskipun dia tidak terlalu peduli pada putrinya itu, dia masih mengharapkan perpisahan itu tidak terjadi. Bagaimanapun pernikahannya sangat menguntungkan baginya. Tapi tidak tau apa yang ada di kepala putrinya yang menurutnya sangat bodoh dan tidak bersyukur itu, karena begitu saja mau berpisah dengan Kim Bum.
Dia dan istrinya berniat menghubungi Kim Soeun segera untuk memaksa putrinya itu agar berusaha keras memohon pada Kim Bum untuk kembali. Tapi, belum sampai mereka menghubunginya, sekretarisnya sudah lebih dulu menelpon dan memberikannya sebuah kabar mencengangkan jika saham KS Corp menurun drastis hingga ketitik terendah.
Bahkan tidak hanya itu. Sebelum dia bisa memikirkan semua solusinya, kabar lain datang dan mengatakan jika banyak proyek KS yang saat ini sedang berjalan dihentikan setelah dilakukannya penyelidikan oleh pemerintah dan dianggap ilegal. Juga, para pekerja proyek berbondong-bondong datang berdemo di depan perusahaan, menuntut tanggung jawab KS Corp atas kecelakaan kerja yang dialami oleh beberapa pekerja hingga menewaskan korban jiwa beberapa waktu yang lalu.
Selicik-liciknya Kim Sokgil dalam berbisnis, jelas belum pernah mengalami tekanan sebesar ini, dimana semua masalah datang satu persatu dalam satu waktu. Dia menjadi sangatlah stress memikirkannya. Terlebih dia tidak tau harus meminta bantuan dan dukungan pada siapa.
BK Corp dan menantunya-Kim Bum yang biasanya selalu dia andalkan karena hubungan mereka, bahkan telah kalah telak dari HK Corp dan menderita banyak kerugian yang membuat perusahaan raksasa itu nyaris bangkrut. Tidak mungkin mengandalkan mereka saat ini.
Lalu bagaimana?
Jika masalah ini terus dibiarkan berlanjut, maka kemungkinan terburuk adalah perusahaan bangkrut dan dia akan kehilangan segalanya yang telah dia bangun dengan susah payah.
"AH!" Kim Sokgil berteriak sekeras-kerasnya melampiaskan kemarahan dan rasa paniknya.
Diluar ruangan, Kim Sojung dan ibunya berdiri dengan wajah pucat dan saling berpegangan saat keduanya menatap pintu yang tertutup rapat.
Mendengar suara-suara benda yang dilemparkan dengan keras, dan teriakan menakutkan Kim Sokgil, kedua ibu dan anak itu semakin cemas dan khawatir.
Mereka berdua juga tau tentang apa yang sedang terjadi hari ini, dan keduanya memiliki kekhawatiran yang sama tentang masa depan perusahaan. Mereka terbiasa hidup mewah bergelimang harta. Sama sekali tidak pernah menjalani kehidupan yang sulit dan mereka menolak jatuh miskin.
"Sojung, bagaimana jika terjadi sesuatu yang buruk pada ayahmu?" Cho Mirae bertanya dengan sangat gugup, saat pandangannya terus mengarah ke pintu tertutup didepannya.
Kim Sojung segera memegang erat tangan ibunya. Dibandingkan dengan ibunya yang cemas hingga menangis, dia bersikap sedikit lebih tenang meski wajah pucatnya tidak mampu menutupi kecemasannya.
"Ibu jangan khawatir. Ayah hanya sangat emosi sekarang. Dia pasti baik-baik saja!" ucapnya mencoba menenangkan ibunya.
"Tapi, perusahaan...masalah ini seperti pukulan besar bagi ayahmu. Ibu hanya takut, ayahmu, dia..." Cho Mirae sangat sedih dan fokusnya hanya mengkhawatirkan kondisi suaminya didalam ruangan tertutup itu. Kecemasan saat memikirkan segala kemungkinan yang dilakukan suaminya membuatnya sulit berkata-kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny (ONGOING)
FanfictionBagi yang suka romansa penuh drama, yuk silahkan mampir di cerita ini. --- Tepat dihari pernikahan, saudaranya menghilang tanpa kabar. Karena tidak ingin pernikahan ini dibatalkan demi keuntungan bisnis, ayahnya memaksa Kim Soeun agar menjadi penga...