Bab 6 - Dia Pergi!

293 50 9
                                    

Suara-suara desahan ambigu memenuhi seisi ruang tamu, saat pasangan suami istri itu saling berpelukan dan berciuman panas untuk waktu yang lama.

Kim Soeun tidak tau berapa lama, sampai dia merasa kedua kakinya melemah, dan dia akan kehabisan nafas, Kim Bum baru bisa melepaskannya.

Keduanya terengah-engah.

Kim Soeun bersandar di dalam pelukan hangat Kim Bum, mendengarkan suara jantungnya yang berdetak kencang seperti seirama dengan miliknya.

Dia mengangkat bibirnya, dan tersenyum bahagia.

Bukan pertama bagi mereka berciuman mesra, tapi setiap kali mereka berciuman, Kim Soeun merasa sangat bahagia. Seperti seorang gadis remaja yang baru saja merasakan ciuman cinta pertama.

Bagaimanapun selalu ada panas dan dingin diantara mereka. Dan, melakukan kontak fisik mesra pun sangat jarang terjadi. Selebihnya hanya Kim Bum yang akan selalu berpaling darinya, meninggalkannya dalam kedinginan.

Kim Soeun berharap waktu akan berhenti saat ini, sehingga mereka akan terus berpelukan erat dalam damai seperti ini tanpa ada lagi konflik ataupun batasan diantara mereka.

Tangan Kim Soeun yang melingkar, memeluk pinggang kokoh Kim Bum pun menjadi semakin erat. Seakan-akan jika dia sedikit saja merenggangkannya, pria di hadapannya mungkin akan menghilang meninggalkannya.

Kim Bum saat ini masih menenangkan dirinya dari gejolak panas di tubuhnya.

Namun, jika diperhatikan, ada kerumitan yang terlukis di alisnya yang sedikit berkerut.

Kim Bum bukanlah orang yang tidak bisa mengendalikan diri.

Lama berlalu lalang dalam dunia bisnis, dan didikan keras untuk menjadi seorang penerus yang ideal. Kim Bum tentu saja sudah terlatih oleh banyak hal, termasuk mengendalikan nafsunya dan emosinya.

Namun saat ini, dia merasa rumit. Tidak tau apakah karena efek mabuknya, tapi dia sangat sadar. Lalu, mengapa dia menjadi begitu terangsang saat melihat penampilan istrinya hingga tidak bisa mengendalikan diri dan menciumnya dengan ganas?

Bukan pertama kali mereka berciuman. Tapi setiap kali dia mencium Kim Soeun, rasanya tidak pernah seperti ini. Dia begitu menikmati bibirnya, dan merasa kecanduan.

Saat Kim Bum berperang dalam emosinya, tiba-tiba dia bisa merasakan gerakan wanita di pelukannya, yang membuatnya menundukkan kepala.

Dia tidak bisa melihat seperti apa ekspresi diwajahnya. Dia hanya melihat kepala Kim Soeun yang bersandar di dadanya, sambil sesekali mengelus-elus lembut dadanya seperti kucing kecil yang manja.

Meskipun Kim Bum sangat tidak menyukai dirinya sendiri yang bisa kehilangan kendali atau dikendalikan oleh emosi semacam ini, tapi entah bagaimana hanya untuk melihat wanita lembut di pelukannya, dia merasa menikmatinya.

Ada banyak wanita dengan kecantikan diatas rata-rata yang berkeliling disekitarnya, bahkan rela merendahkan diri untuk bisa bersamanya. Namun, selain hanya untuk menjadi pendamping dan tempat bersenang-senang, tidak ada satupun dari mereka yang benar-benar bisa menarik perhatian dan hatinya.

Tidak seperti penampilan Kim Soeun saat ini.

Mungkin dia memang sudah lama tidak merasakan ada rangsangan wanita, sehingga dia memiliki perasaan seperti ini?

Sudut mulutnya seketika terangkat, dan tanpa dia pun menyadari jika saat ini ada sentuhan senyuman lembut yang memanjakan di wajahnya yang terbiasa dingin.

Kim Bum mengulurkan satu tangannya. Dia memegang lembut dagu Kim Soeun dengan kedua jarinya dan mengangkat perlahan wajah cantik istrinya untuk menatapnya.

You Are My Destiny (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang