Di toilet.
Suara air keran mengalir saat Kim Soeun berdiri seorang diri didepan wastafel dan sedang membasuh wajahnya berulang kali dengan air. Setelah keran dimatikan, dia mengangkat kepalanya dan diam melihat pantulan wajah cantiknya yang basah di cermin.
Dalam keheningan, dia tidak bisa tidak mengingat kembali kata-kata yang telah dibisikkan oleh Lee Soohyuk padanya saat mereka berdansa tadi.
'Katakan pada nenek Kim, dia akan membantumu.'
Mengapa pria itu tiba-tiba mengatakan itu padanya?
Tapi saat dia ingin bertanya apa maksudnya, suara alunan musik berhenti dan tarian pun berakhir. Pria tampan itu melepaskan tangannya, berjalan mundur beberapa langkah, lalu sedikit membungkuk sebagai hormat perpisahan. Dia pun tersenyum padanya, lalu berjalan pergi meninggalkannya yang masih terdiam ditempat..
Kim Soeun memiliki banyak pemikiran dan juga tebakan dikepalanya. Dia menghela nafas panjang, sambil berpikir jika dia harus menemui Lee Soohyuk lagi untuk memastikannya.
Dia mengambil tisu untuk mengeringkan air di tangan dan wajahnya. Tapi saat dia berbalik hendak pergi, pintu toilet tiba-tiba dibuka dari luar dan sosok Lucy berjalan masuk sambil tersenyum aneh kepadanya.
"Itu kau!"
Kim Soeun menaikkan alisnya jelas tau jika wanita ini hanya berpura-pura kaget melihatnya. Mengapa dari semua tempat di kediaman BK yang besar, dia harus bertemu wanita menyebalkan ini di sini? Nasib buruk!
Sudut mulut Kim Soeun terangkat, memaksakan senyum yang bukan senyum. Dia terlalu malas menghadapi Lucy, dan akan pergi, tapi wanita ini sepertinya terlalu bosan hingga terus menghalangi jalannya, tidak mau minggir.
Kim Soeun menghela nafas berat didalam. Mencoba menahan emosinya yang akan meledak. Jika bukan karena wanita di depannya sedang hamil, dia tidak akan mau bersikap sabar. Dia pasti akan mendorongnya kesamping tanpa peduli.
"Nona Im, apakah kau ada perlu sesuatu denganku?" tanyanya memaksakan senyum.
Lucy Im tidak menjawab. Tapi matanya terus melihat penampilannya dari atas kebawah, yang membuatnya tidak nyaman.
Dia mengerutkan kening dan bertanya lagi dengan tidak sabar. "Apakah nona Im ada urusan denganku? Jika tidak, tolong nona Im minggir, karena aku akan keluar."
Lucy menghela nafas sambil mengangkat kedua tangannya ke depan dadanya. Dia tersenyum main-main menatap wajah Kim Soeun yang kesal.
"Jangan marah! Aku hanya melihat jika nona Kim memang sangatlah cantik. Tapi terlalu banyak marah, juga tidak akan baik untuk kecantikanmu. Bagaimanapun, yah tanpa wajah itu, apa yang bisa kau jual dimasa depan?"
"Lucy Im, apa maksudmu?"
Kim Soeun mulai tidak nyaman mendengarkan kata-katanya. Dia mengerutkan kening sangat dalam, dan menatapnya tajam saat menyebutkan nama lengkap Lucy dengan tegas untuk pertama kali tanpa kesopanan.
Dia melihat Lucy tersenyum, tapi menurutnya itu sama sekali tidak enak dipandang. Jelas ada arti tersembunyi.
"Aku mendengar gosip beredar tentang presiden Lee Soohyuk jika dibalik penampilan dan kesuksesannya, dia adalah pria yang sangat dingin, kejam, dan selalu menyendiri. Di luar negeri, dia terkenal orang yang gila kerja. Menghindari segala hal yang berhubungan dengan publik, dan tidak pernah sekalipun terlihat bersama ataupun menggandeng wanita manapun. Banyak orang mengira dia memiliki kelainan seksual." Lucy berkata seperti dia sedang menceritakan dongeng sebelum tidur.
Didepannya Kim Soeun hanya diam dan menunggu. Dia ingin mendengarkan sampai mana wanita ini akan terus berbicara.
"Tapi...saat memperhatikan bagaimana sikapnya terhadapmu selama dipesta tadi, aku agak meragukan kebenaran gosip itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny (ONGOING)
FanfictionBagi yang suka romansa penuh drama, yuk silahkan mampir di cerita ini. --- Tepat dihari pernikahan, saudaranya menghilang tanpa kabar. Karena tidak ingin pernikahan ini dibatalkan demi keuntungan bisnis, ayahnya memaksa Kim Soeun agar menjadi penga...