Keesokan harinya...
Sudah jam setengah tujuh pagi saat Lee Soohyuk baru saja keluar dari kamar tidur Kim Soeun.
Dia tampak acak-acakan dan kelelahan terpampang jelas di wajahnya.
Dia yang adalah seorang dengan obsesif-kompulsif, yang gila kebersihan bahkan sampai tidak mandi dan masih memakai kemejanya kemarin.
Semalam, saat dia selesai berdiskusi dengan Lee Sungjae dan Seo Kangjoon, dia tidak meninggalkan ruang kerjanya, melainkan melanjutkan untuk menyelesaikan pekerjaannya yang tertunda.
Namun, baru sekitar satu jam, tiba-tiba Martha mengetuk pintu ruangannya dan bergegas masuk dengan tergesa-gesa saat dia melaporkan jika Kim Soeun mengalami demam tinggi.
Setelah dia masuk ke kamarnya, wanita tertidur itu tidak hanya tampak sangat pucat, dan tubuhnya menggigil kedinginan tapi juga beberapa kali muntah.
Untuk pertama kalinya Lee Soohyuk yang selalu terlihat agung tampak sangat panik. Dia memerintahkan Martha untuk memanggil dokter. Bahkan Seo Kangjoon dan Lee Sungjae yang menginap di apartemennya tidak bisa tertidur karena kebisingan.
Bahkan setelah diberikan suntikan dan infus, demam Kim Soeun belum juga turun. Tidak disangka bahkan wanita itu sangat rewel ketika dia sakit. Tidak bisa tidur nyenyak dan berulang kali mengigau. Dia juga selalu memeluk Lee Soohyuk, tidak mau melepaskannya hingga dia tertidur.
Meskipun gaya sakitnya tergolong merepotkan, tapi Lee Soohyuk sama sekali tidak mengeluh. Dia begitu sabar merawatnya dan tidak pernah meninggalkannya. Dia dengan cekatan selalu siap siaga dan menjaganya sepanjang malam, sampai memastikan demamnya benar-benar mereda.
"Tuan muda, bagaimana kondisi nona? Apakah demamnya turun?" Martha sangat cemas hingga tergesa-gesa dan langsung bertanya saat melihat tuan mudanya sudah keluar dari kamar.
"Dia masih tidur, tapi demamnya sudah turun. Aku tidak akan pergi ke perusahaan hari ini, dan akan melakukan konferensi video. Kau perhatikan kondisinya dan terus menjaganya. Jika terjadi sesuatu, segera panggil aku!" titah Lee Soohyuk.
"Baik tuan muda!" Martha menganggukkan kepala, mengiyakannya.
"Dimana mereka?" Lee Soohyuk bertanya lagi, dan yang dimaksud dengan 'mereka' yaitu Seo Kangjoon dan Lee Sungjae.
Martha sudah tau itu. Dia pun tersenyum dan menjawab, "Tuan muda kedua masih tidur, sedangkan tuan Seo sudah pergi bekerja setelah sarapan. Dia bilang akan kembali nanti untuk membawakan file-file yang diperlukan."
Lee Soohyuk mengangguk.
Dia baru akan berbalik menuju kamarnya, namun untuk beberapa saat, setelah mengingat sesuatu yang hampir terlupakan, dia kembali menatap Martha.
"Martha!"
"Ya tuan muda!"
"Tentang keberadaan Kim Soeun, jangan katakan apapun dulu pada kakek dan juga kedua orang tuaku. Setelah waktunya pas, aku sendiri yang akan mengatakannya semua kepada mereka."
Martha diam sejenak, dan agak ragu-ragu berkata, "Tapi tuan muda, jika tuan tua mendengar tentang nona kecil, dia pasti akan sangat senang. Bagaimanapun selama bertahun-tahun dia selalu merindukan nona Minjung dan dia selalu merasa bersalah."
"Aku tau! Tidak akan lama setelah masalah Kim Soeun selesai. Aku segera membawanya untuk menemui kakek, tapi aku butuh waktu sekarang." ucap Lee Soohyuk.
Martha pun mengangguk mengiyakan. Dia juga sudah mendengar beberapa hal tentang kehidupan Kim Soeun beberapa tahun ini melalui mulut Lee Sungjae, dan hatinya sangat sedih mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny (ONGOING)
FanfictionBagi yang suka romansa penuh drama, yuk silahkan mampir di cerita ini. --- Tepat dihari pernikahan, saudaranya menghilang tanpa kabar. Karena tidak ingin pernikahan ini dibatalkan demi keuntungan bisnis, ayahnya memaksa Kim Soeun agar menjadi penga...