Bab 5 - Terpesona

307 54 9
                                    

Villa rosewood.

Sudah tiga tahun, tepatnya setelah menikah, Kim Soeun tinggal disini.

Itu adalah villa tiga lantai yang berada di kawasan komplek elit di Ibukota yang merupakan salah satu proyek properti BK Corp.

Dengan lingkungan dan fasilitas terbaik, juga tingkat keamanan yang tinggi, banyak keluarga kaya telah memiliki unit di sini sebagai bukti status mereka. Dan, tentu saja sebagai presiden BK, Kim Bum memiliki salah satu unit disini.

Kim Soeun memasuki villanya, melepas sepatu di pintu masuk, kemudian menggantinya dengan sandal.

Suasana rumah sangat sepi tapi Kim Soeun sudah terbiasa.

Tidak seperti kebanyakan rumah orang kaya pada umumnya yang memiliki banyak pelayan, atau setidaknya memiliki satu untuk tinggal menjaga rumah. Tapi tidak ada satupun disini.

Kim Bum sangat cerewet dan pilih-pilih, bahkan untuk urusan rumah, dia tidak menyukai kebisingan dan ada terlalu banyak orang dirumahnya. Jadi, selain mereka berdua dan seorang bibi pembersih yang hanya akan datang pagi-pagi sekali untuk membuat sarapan dan membersihkan rumah lalu pulang selesai bekerja, tidak ada yang tinggal disini.

Kim Soeun tidak langsung pergi ke kamarnya yang berada di lantai dua, tapi berjalan lesu menuju meja makan yang tidak ada apapun diatasnya selain hanya sebotol air putih dan gelas bersih.

Kim Soeun mengambil gelas dan menuangkan air, lalu menghabiskannya dalam satu tegukan.

Ada banyak pekerjaan juga hal-hal yang mengganggu pikirannya hari ini, dan membuatnya merasa sangat lelah.

Kim Soeun meletakkan kembali gelasnya, lalu menyeret kakinya menuju sofa besar di ruang tamu, dan melemparkan tubuhnya yang berbaring lemas diatas sofa.

Kepalanya sangat pusing.

Dia diam, menatap langit-langit dengan linglung, dan hanya beberapa saat kedua matanya mulai menjadi berat dan diapun tertidur.

🍀🍀🍀

Malam pun berlalu...

Tepat di tengah malam, suara mesin mobil terdengar di luar villa.

Kim Bum yang baru pulang setelah bersosialisasi di acara perjamuan makan malam, dan lanjut berkumpul di clubhouse bersama teman-temannya akhirnya memutuskan untuk pulang.

Dan, tidak seperti hari-hari sebelumnya, dimana dia selalu tinggal di kantor atau akan pulang ke apartemen pribadinya, tapi malam ini dia memilih pulang ke villanya.

Bersosialisasi hampir sepanjang malam, meski tingkat alkoholnya tinggi, Kim Bum sudah terlalu banyak minum, dan masih merasa sedikit mabuk.

Langkahnya pun agak terhuyung-huyung saat berjalan memasuki rumah.

Namun, setelah mengganti sepatunya dengan sandal, dia terdiam sejenak menatap lurus keseluruh ruangan. Meski dalam kondisi sedikit mabuk saat ini, dia masih bisa berpikiran jernih dan menyadari jika saat dia baru saja sampai dan turun dari mobil, kondisi seluruh rumahnya sudah dalam kegelapan.

Dalam pikirnya, meskipun dia sangat jarang pulang, tapi Kim Soeun selalu satu-satunya yang tinggal disini. Dan, kebiasaan saat istrinya itu dirumah, yaitu semua lampu akan menyala kecuali saat dia akan tidur, maka lampu kamar dimatikan.

'Apa istrinya tidak pulang?'

Berpikir keadaan ini sangat tidak biasa, Kim Bum tidak bisa tidak mengerutkan kening.

'Sudah semalam ini, jika istrinya itu tidak berada dirumah, lalu pergi kemana dia?'

Kim Bum hendak naik ke lantai dua untuk melihat-lihat, namun saat dia melewati ruang tamu, pandangan matanya yang tajam meski dalam kegelapan, menangkap sosok yang berbaring disofa.

You Are My Destiny (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang