Bab 33 - Kabur!

295 53 19
                                    

Setelah pertengkaran dengan Cha Sera, Kim Bum segera memegang tangan Kim Soeun, membawanya pergi menjauh dari keluarganya.

Dia berjalan dengan langkah yang sangat cepat. Bahkan tanpa sedikitpun menengok kebelakang, dan sepertinya sama sekali tidak peduli jika istrinya-Kim Soeun yang dipegang olehnya harus tergesa-gesa, sedikit berlari agar bisa menyesuaikan langkahnya.

Sampai saat kemudian, pria itu membuka pintu tangga darurat dilorong yang agak sepi, dan membawanya masuk.

Setelah pintu ditutup, Kim Soeun yang masih dipegangnya tidak siap oleh gerakan pria itu yang kuat dan cepat, tiba-tiba melemparkannya dengan kasar hingga tubuhnya membentur tembok.

"Ah!"

"Apa kau puas sekarang?" Kim Bum bertanya saat dia menatap dengan ekspresi marah dan kecewa.

Kim Soeun tidak mengatakan apa-apa. Dia meliriknya dan menggertakkan giginya, saat dia mengusap lengannya yang sakit karena benturan.

Dia sungguh tidak mengerti cara berpikir pria didepannya. Baru saja dia rela menerima tamparan untuknya, tapi sekarang sikapnya begitu kasar padanya.

Kim Soeun mendengus kesal. Dia berkata dengan sinis.
"Apa otakmu sakit?"

"Baru saja kau berani melawan ibumu dan menerima tamparan untukku. Tapi sekarang, kau bertindak begitu kasar, tidak jauh berbeda dengan ibumu."

"Jangan coba mengalihkan pembicaraan!" tegas Kim Bum tidak peduli dengan sindirannya. Dia berkata marah.

"Aku sudah mengatakan padamu sebelumnya, jangan bertengkar dengan Lucy karena kondisi kehamilannya lemah. Tapi, Apa kau pernah mendengarkanku? Tidak! Kau selalu bertindak sesukamu, dan sekarang lihat, apa yang telah terjadi akibat dari kesombongan dan keras kepalamu itu."

"Kau selalu saja menyebabkan kekacauan!"

Kim Soeun terdiam oleh omelan marahnya, dan hanya menatap pria tampan didepannya dengan mata berkaca-kaca penuh keluhan dan harapan.

"Jika aku katakan padamu, aku sama sekali tidak bersalah. Aku tidak mendorongnya. Itu semua hanya kecelakaan, apa kau percaya padaku?"

Dia mengerti pria di depannya sangatlah marah. Bagaimanapun, menghadapi kondisi Lucy dan kehilangan seorang anak diwaktu bersamaan, bukanlah hal yang mudah. Tapi, setelah menyaksikan pria ini mau membelanya dan menerima tamparan Cha Sera untuknya, dia masih memiliki harapan besar jika pria ini akan memiliki kepercayaan padanya. Karena dengan begitu, maka hatinya akan lebih tenang dan dia masih berharap masa depan hubungan mereka lebih baik.

Namun meskipun itu adalah pertanyaan sederhana. Rupanya Kim Bum yang ditanyakan seketika terdiam. Dia ragu-ragu. Tidak tau bagaimana menjawab.

Dia ingin menjawab 'Tidak percaya!', tapi hatinya terlalu berat untuk mengungkapkan itu padanya, dan takut menyakitinya. Tapi, jika dia menjawab 'Ya', semua bukti saat ini mengarah padanya. Dan juga, kejadian ini bukan terjadi pertama kalinya, dan semuanya berawal karena mereka bertengkar.

Kim Soeun melihat jika Kim Bum hanya bungkam, tak sedikitpun bersuara. Dan, tidak perlu baginya untuk bertanya lagi, karena jawabannya sudah jelas.

Dia akhirnya melepaskan tawa mengejek. Entah itu mengejek Kim Bum atau untuk mengejek dirinya sendiri karena terlalu banyak berharap dan naif.

Dia menatap pria itu dengan sinis, saat berkata, "Jadi, pada intinya kau memang tidak pernah percaya padaku, kan? Kau sama seperti yang lain, menuduhku sebagai pelaku utama yang telah menyebabkan anakmu mati, dan juga hidup wanitamu hancur, kan?"

"Kim Soeun!" Teriakan Kim Bum menggema keras.

"Kau tidak perlu berteriak-teriak sekeras itu, aku pun bisa mendengarmu!" Protes Kim Soeun sambil mengelus-elus lembut telinganya, dan saat ekspresinya tampak terganggu.

You Are My Destiny (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang