Bab 8 - Presiden Lee Soohyuk

252 46 10
                                    

Keesokan paginya...

Melalui jendela kaca besar yang gordennya tidak tertutup, sinar matahari yang cerah masuk menerangi seisi ruangan.

Diatas ranjang besar, sosok tubuh kecil Kim Soeun masih berbaring tanpa bergerak dalam posisi yang sama seperti semalam. Mungkin karena dia merasakan tidak amannya, dia terus meringkuk seperti bola hingga tertidur.

Saat ini, kedua kelopak mata Kim Soeun memerah bengkak setelah semalaman menangis masih terpejam. Wajah cantiknya seperti selembar kertas putih dan itu sangatlah pucat.

Setelah beberapa saat...

Mata yang terpejam itu mulai bergerak, dan perlahan mulai terbuka, saat yang pertama kali memasuki pandangannya adalah silaunya sinar matahari.

Kim Soeun sudah sepenuhnya bangun. Dia bisa merasakan tubuhnya kaku dan sakit, karena posisi tidurnya meringkuk terlalu lama. Dia juga merasa sedikit pusing dan sakit kepala.

Perlahan Kim Soeun bangun dari tidurnya, dan sementara itu duduk diatas ranjang, saat pandangannya melihat ke sekelilingnya, dia pun menyadari jika saat ini dia masih berada di kamar Kim Bum. Dan, secara refleks, dia menoleh ke sampingnya.

Namun, dia lagi-lagi harus kecewa karena posisi itu kosong dan dingin. Jelas tidak ada yang tidur disana, dan suaminya pasti tidak kembali lagi setelah pergi semalam.

Tentu saja. Dia seharusnya memang tidak terlalu banyak berharap.

Lucy Lim sedang sakit. Mana mungkin Kim Bum terpikir untuk pulang dan tinggal bersamanya? Dia sudah pasti akan menunggu kekasihnya itu.

Kim Soeun pun menghela nafas panjang, untuk menenangkan perasaannya.

Tidak seperti semalam, atau mungkin juga karena dia sudah melepaskan emosinya dengan menangis, kini hatinya sedikit ringan.

Kim Soeun menggerakkan kakinya, perlahan turun dari ranjang, dan kembali ke kamarnya sendiri.

Dia harus mandi dan bersiap berangkat bekerja. Ada banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan. Dan, tidak ada gunanya juga jika dia hanya menangis dan bersedih, setidaknya dengan dia bekerja, dia bisa sedikit menghilangkan kesedihannya.

🍀🍀🍀

Di rumah sakit X.

Di kamar VIP, Lucy Im masih terbaring lemah dengan mata terpejam diatas ranjang rumah sakit, dan selang infus menempel di tangannya.

Sejak mengalami kecelakaan semalam, dia belum juga sadar sampai sekarang.

Wajahnya yang biasa cantik dan anggun, kini tampak putih pucat dan juga ada beberapa luka memar.

Tidak hanya wajah, bahkan ditubuhnya juga ada banyak luka-luka karena perlawanan dari korban yang diserangnya.

Kim Bum saat ini duduk dikursi disamping ranjang, dengan kepala sedikit tertunduk, dan matanya terpejam, tampak tertidur.

Sejak semalam, sementara Daniel memilih pulang, setelah dia membantu mengurus segala urusannya. Kim Bum memilih untuk tetap duduk disini, setia menemani, dan menunggu Lucy Im sadar.

Perhatiannya hampir tidak pernah terlepas darinya.

Siapapun yang tidak tau mungkin akan berfikir jika wanita cantik yang sedang terbaring lemah di ranjang sakit itu adalah istrinya.

Beberapa saat kemudian...

Mata Kim Bum yang terpejam akhirnya terbuka, saat perlahan menyesuaikan matanya dari pancaran sinar matahari pagi yang menyilaukan.

Tangannya terangkat, dan dia mencubit batang hidung atasnya dengan kedua jarinya.

Memiliki segudang aktifitas kemarin, dan ada rentetan masalah yang dihadapi, lalu dia juga ingin menjaga Lucy Im yang sakit, Kim Bum memang kurang istirahat. Bahkan meskipun dia sempat memejamkan mata, dia tidak tidur nyenyak. Wajahnya yang tampan tampak sangat kelelahan.

You Are My Destiny (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang