Bab || 07

290 22 0
                                    

Tandai typo...
Satu vote kalian sangat berarti bagi author 😘😘

Happy reading!!!!

✧🦋✧

Sudah satu minggu lebih, dari pertemuan keluarga sang Papi, hingga ia berantem dengan Delvin lalu baikan lagi.

Hari-hari Thea lalui dengan semangat karena Delvin yang sering mengajaknya jalan-jalan, tidak seperti saat kelas sebelas, yang hampir tidak pernah jalan karena kesibukan keduanya.

Ya memang tidak pernah jalan-jalan bareng, orang kalau apel saja dirumah Thea kalau enggak ya rumah Delvin, itupun mereka juga sibuk dengan tugas.

Namun kebahagiaannya hancur kala Delvin mengabari dirinya jika akan mengurus perusahaan Papanya yang sedang tidak baik-baik saja yang berada di Rusia.

Namun kebahagiaannya hancur kala Delvin mengabari dirinya jika akan mengurus perusahaan Papanya yang sedang tidak baik-baik saja yang berada di Rusia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Padahal kemarin baru aja ngajakin jalan-jalan, sekarang udah ditinggal aja," gumam Thea dengan menelungkupkan wajahnya bantal.

Karena malas, Thea hanya rebahan sambil membaca komik disalah satu aplikasi ponselnya.

Tok!
Tok!

Thea yang lagi asik membaca, mengumpati orang yang mengetuk pintu kamarnya.

"Gak tahu apa kalau udah mager," gumamnya dengan wajah kusutnya.

Cklek.

"Kenapa Pi?" tanya Thea pada sang Papi yang kini menyodorkan paper bag padanya.

"Apa isinya?" tanyanya lagi.

"Gaun, nanti malam kamu pakai yah. Mau Papi ajak makan malam sama rekan bisnis Papi," ucap Papi Arga dengan tersenyum.

"Ngapain Papi senyum-senyum? jangan-jangan Papi mau nikah lagi ya," tuding Thea membuat sang Papi mengelus dadanya sabar.

"Udah gak usah mikir yang enggak-enggak, sekarang kamu tidur siang dulu, biar nanti malam gak ngerengek minta pulang"

"Idih, emang aku anak kecil apa," ujar Thea dengan alis yang menukik.

"Yaudah kalau gitu Papi kebawah dulu, nanti malam jam delapan langsung berangkat," ujar Papi Arga yang diacungi jempol oleh Thea.

Setelah menutup kembali pintu kamarnya, Thea merebahkan tubuhnya pada kasur.

"Mana mungkin malam ini gak spesial kalau sampai Papi ngatur pakaian aku juga," gumam Thea dengan wajah seriusnya.

SCHÖNE LIEBE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang