Bab || 19

214 9 0
                                    

Tandai typo...
Satu vote kalian sangat berarti bagi author 😘😘

Happy reading!!!!

✧🦋✧

"Ka, plis yah bolehin gue pergi nonton sama Delvin," mohon Thea kepada Rafka yang kini tengah memalingkan wajahnya kesamping.

"Kan kemarin udah di bolehin, masa sekarang tiba-tiba gak boleh"

"Besok gue nonton sama lo deh," sambung Thea membuat Rafka meliriknya sekilas.

"Kalau mau ya gue harus ikut," ucap Rafka membuka suaranya.

"Gak bisa dong Ka, kan kemarin janjinya enggak gitu," ujar Thea dengan wajah kesalnya.

Setelah pulang sekolah, sebenarnya Thea ingin menonton dengan Delvin. Kemarin juga Rafka sudah mengijinkannya, namun kenapa sore ini Rafka berubah pikiran? selalu saja begitu.

"Besok gue enggak ketemuan sama Delvin deh, besok full sama lo," tawar Thea membuat Rafka sedikit tertarik.

"Beneran?"

"Iyaa," jawabnya dengan mengangguk, "sini," sambung Thea dengan menyuruh Rafka mendekat.

Thea tersenyum melihat Rafka mendekat, lalu dengan cepat ia memiting leher Rafka, dan mengecup pipi Rafka dengan brutal.

"Makasih udah diijinin ketemuan sama Delvin." Setelah mengatakan itu, Thea langsung pergi ke kamarnya yang ada dilantai dua.

'Anjir, bisa-bisanya jantung gue konser didalam sana' batin Rafka dengan wajah yang memerah.

Tiga minggu lebih tinggal berdua di apartemen, membuat hubungan keduanya menjadi lebih dekat. Walaupun terkadang masih saling gelud karena berbeda argumen.

"Theaa pulangnya jangan malem-malem," teriak Rafka dengan keras, agar Thea dapat mendengarkan suaranya.

"Iyaa!"

.....

Thea terus saja tersenyum saat ia dan Delvin tengah berkeliling kota dengan motor sport milik Delvin.

"Minggu depan aku mau ke luar negeri lagi sayang," ucap Delvin saat keduanya sedang berada di lampu merah.

"Bicaranya nanti aja Vin, kalau udah sampai taman," ujar Thea membuat Delvin mengangguk mengerti.

Setelah sampai di taman kota, keduanya asik dengan makanan yang sudah mereka beli. Setelah menonton film tadi, Delvin dan Thea memutuskan untuk jalan-jalan menghabiskan waktu.

"Gimana yang tadi?" tanya Thea setelah lama terdiam.

"Aku harus keluar negeri lagi, kayaknya semua tugas akhir aku, aku selesaiin disana sekalian, dan itupun kalau di bolehin sama pihak sekolah," ujar Delvin menjelaskan.

"Kenapa enggak fokus sekolah dulu sih Vin, kenapa juga kamu harus bolak-balik keluar negeri?" tanya Thea dengan beruntun. Entahlah, perasaannya tiba-tiba saja tidak enak.

"Karena...ini sangat penting," gumam Delvin dengan pelan.

"Segitu pentingkah? lebih penting dari pendidikan kamu?" tanya Thea dengan nada yang terkesan menohok.

"Iya." Hanya kata itu yang keluar dari mulut Delvin. Selebihnya Delvin hanya terdiam sembari menatap wajah kekasihnya.

"Aku sayang sama kamu Thea," gumam Delvin dengan pelan.

SCHÖNE LIEBE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang