Bab || 44

165 7 2
                                    

Tandai typo...
Satu vote kalian sangat berarti bagi author 😘😘

Happy reading!!!!

✧🦋✧

"Onty Ni, onty Na, onty Sa!" seru Al ketika melihat ketiga sahabat Mamihnya berkunjung kerumahnya dengan masing-masing membawa bingkisan.

"Eh keponakan aunty kok udah jingkrak-jingkrak gitu, katanya demam," ucap Reina dengan membolak-balikan badan berisi Al.

"Emang gitu anaknya, padahal badannya masih hangat," sahut Thea mendekati ketiganya, lalu cipika-cipiki ala ala cewek.

"Sorry Sya, gue gak bisa ikut jemput lo tadi," sesal Thea ketika didepan Asya, yah bagaimana lagi, sekarang kan Alhazen adalah prioritasnya.

"Sans aja kali Ya', orang anak lo juga lagi demam," jawab Asya dengan tersenyum tipis.

"Mihh," teriakan Al membuat Thea yang sedang berbincang ringan dengan Asya langsung menghampiri anaknya.

"Onty Na, ama onty Ni tubit-tubit pipi Al Mih, akit," adu Al membuat Thea langsung menatap tajam keduanya.

"Lagian kamu gemes tau Al, kan aunty jadinya pengen cubit," kekeh Reina membuat Al yang mendengarnya menggembungkan pipinya kesal.

Untuk Reina dia sudah menikah, dia nikah setelah lulus wisuda, dia tidak jadi nikah dengan Chiko, crush Reina waktu SMK dulu. Dia menikah dengan Abangnya Chiko, yang berumur empat tahun diatas Reina.

"Gimana soal perjodohan lo Sya?" tanya Thea setelah mereka duduk di sofa ruang tamu.

"Iya, lo udah tahu belum calonnya?" tanya Rani heboh membuat Reina ikut mengangguk.

"Belum, gue juga gak tahu kita mau ditemuin kapan," jawab Asya dengan ragu.

"Mih, Al au ama Pih aja," gumam Al, membuat seluruh atensi langsung tertuju pada balita tersebut.

"Padahal Aunty-aunty kesini mau jengukin Al, kok Al malah kabur sih," celetuk Reina membuat Al bersedekap dada.

"Ndak au, Al au ama towok, onty-onty tan tewek mua," ucap Alhazen membuat Thea menggelengkan kepalanya pelan.

"Aneh-aneh aja kamu sayang, Al disini aja Mamih pinjaman hape," ucap Thea dengan memberikan ponselnya kepada sang anak yang sudah ia buka lagu anak-anak di youtube.

"Ote Mih."

"Kalian harus cepat-cepat punya momongan, biar kalau lagi kumpul anak gue ada temennya," ujar Thea kepada sahabatnya.

"Hehe gue lagi hamil sekarang Ya'," kekeh Reina yang berhasil mendapat pelototan dari ketiganya.

"Kok lo gak ngasih tahu kita!" ucap serempak Thea, Asya dan Rani.

Pekikan ketiganya membuat Al yang tengah fokus pada ponsel Mamih-nya semakin mengeraskan volume ponselnya. Al tersenyum puas ketika Mamih dan sahabatnya mulai memelankan suaranya.

"Berarti bareng sama Rani?" tanya Asya memastikan.

"Iya, makanya lo cepet nikah, biar bisa nyusul punya anak," ucap Rani yang mendapat dengusan oleh Asya.

"Saran gue lo harus terima perjodohannya aja deh, soalnya kan lo gak punya gebetan," celetuk Reina membuat Asya semakin kesal.

"Gue takut," gumam Asya membuat ketiganya menatapnya heran.

"Takut kenapa?" tanya Thea penasaran.

"Eum gapapa," jawab Asya dengan cepat merubah ekspresi wajahnya.

Thea menatap Asya aneh, dari dulu Asya tidak pernah berubah. Walaupun sifatnya itu sedikit kalem dan tidak neko-neko, tapi saat ada yang disembunyikan dia selalu gugup. Dan besar kemungkinan ini bersangkutan dengan perjodohan Asya. Apakah mungkin Asya sudah tahu orangnya namun malu untuk mengakui? Thea rasa Asya bukan cewek gengsian.

SCHÖNE LIEBE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang