Bab || 37

178 11 0
                                    

Tandai typo...
Satu vote kalian sangat berarti bagi author 😘😘

Happy reading!!!!

✧🦋✧

Hari ini Rafka kembali ikut meeting dengan Papi Arga. Sedangkan Thea di kampus untuk menyelesaikan projek. Padahal hari Minggu ini keduanya berniat menghabiskan waktu bersama tapi karena Rafka yang diajak meeting sang Papi membuat Thea memilih mengerjakan projek di kampus sembari membaca buku di perpus.

"Ah iya, sekarang Rendy lebih memilih menetap di Rusia, fokus mengembangkan perusahaannya yang disana," ucap Papi Arga kepada rekan kerjanya yang juga teman kuliahnya dulu.

"Mungkin dia masih terpuruk atas kepergian anak semata wayangnya," ujar Aster membalas.

Jadi Papi Arga itu dulu pernah satu kampus dengan Randy, yang merupakan ayah Delvin. Tidak dekat, hanya saling kenal saja.

"Dia juga sedang mengajari keponakannya belajar bisnis. Katanya sih buat obat kangen dengan anaknya," ucap Aster membuat Papi Arga mengangguk.

Sedangkan Rafka yang ada di ruangan yang sama dengan Papi Arga dan rekannya hanya diam menyimak. Dari sini Rafka kembali merasakan kejanggalan. Setahunya Om Delvin yang di Rusia itu belum punya anak, kalaupun punya mungkin anaknya masih usia dua atau tiga tahunan.

Tak ingin memikirkannya lebih lanjut, Rafka pamit kepada keduanya untuk segera pulang, mengingat rapatnya sudah selesai dari tadi, sedangkan Rafka masih berada disana karena Papi Arga akan menunjukkan game-game dulu yang dibuat oleh Greys'n animation company. Namun karena Papi Arga kedatangan teman semasa kuliahnya, jadi Rafka lebih memilih pamit, membiarkan mertuanya berbincang dengan teman lama.

Rafka mampir ke restoran cepat saji, ia memesan makanan untuk Thea dan dirinya. Setelahnya Rafka langsung menuju kampus untuk menjemput istrinya.

Tadi Thea berangkat ke kampus sekitar jam delapan, sekarang sudah jam satu lebih. Feeling Rafka Thea pasti belum makan siang karena keasyikan membuat projek.

Rafka melambaikan tangannya kala melihat Thea baru saja keluar dari perpustakaan kampus. Rafka langsung mengajak Thea pulang.

"Udah jam satu, kamu makan gih, aku tebak pasti kamu belum makan siang," ucap Rafka yang dibalas cengengesan oleh Thea.

"Aku udah selesai nugasnya, tinggal di scan dan dikirim ke dosen aja," jawab Thea dengan menamakan makanannya.

"Gapapa kan makan di mobil? aku khawatir kamu sakit perut," ucap Rafka yang dibalas tawa oleh Thea.

"Gapapalah, aku malah seneng karena dikhawatirkan sama mas suami," balas Thea membuat Rafka terkekeh pelan.

"Cie mas suami, berarti nanti malam dikasih jatah kan?" ujar Rafka membuat Thea melotot garang.

"Kan nanti malam mau kerumah Papi," dengus Thea membuat wajah Rafka murung.

"Satu minggu besok aku enggak nemenin Papi meeting, tapi aku harus nyelesaiin tugas"

Setelah membereskan makannya, dan mensterilkan tangannya, Thea langsung mengelus tangan besar Rafka.

"Gapapa Ka, kalau buatnya di apart nanti aku temenin deh, biar kamunya semangat"

Andai Rafka sedang tidak menyetir, pasti sekarang Rafka tengah memeluk istrinya tersayang. Harusnya minggu ini mereka berdua free. Tapi tak apa, karena besok senin Thea hanya memiliki kelas dua jam, jadi mereka bisa menghabiskan waktu dirumah. Itupun jika kedua sahabat Thea tidak mengajaknya jalan-jalan. Itu juga jika Rafka bisa menyelesaikan tugasnya dirumah.

SCHÖNE LIEBE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang