Bab || 16

242 13 0
                                    

Tandai typo...
Satu vote kalian sangat berarti bagi author 😘😘

Happy reading!!!!

✧🦋✧

Setelah makan malam, kini Thea tengah berada di kamarnya, mengerjakan beberapa tugas yang sebenarnya deadline-nya masih lama.

Sedangkan Rafka kini tengah mandi, karena tadi belum sempat mandi dikarenakan langsung mengerjakan tugas.

Tok! tok!

Cklek.

Thea mengerutkan keningnya, kala melihat adek iparnya yang tengah menampilkan cengirannya didepan pintu kamar.

"Kenapa Van?" tanya Thea yang melihat gelagat aneh adek dari suaminya.

"Mau minta tolong kak hehe," ujarnya dengan diselingi cengiran.

"Minta tolong apa?"

"Bantuin tugas prakarya gue kak, ini tugas akhir, plis yah, mau ya kak," ucap Vano, dengan mendesak kakak iparnya.

"Lo lulus masih lama, mau bohongin gue lo!" tuding Thea kesal dengan adek iparnya yang selalu saja meminta tolong kepadanya.

Awalnya Thea mau mau saja, saat Devano meminta tolong padanya untuk membantu mengerjakan tugas sekolahnya.

Hingga suatu ketika, Devano meminta bantuan Thea untuk membantunya membuat tugas, yang dimana tugas itu seharusnya berkelompok, namun Devano bilang pada Thea jika itu tugas individu. Karena kasihan, Thea pun membantu Devano mengerjakan tugasnya sampai selesai. Keesokan harinya ia baru tahu, kalau sebenarnya tugas yang semalam Vano buat ternyata tugas kelompok.

"Yang ini beneran, enggak bohong kok kak," ujar Vano meyakinkan.

"Nunggu Abang lo aja, masih mandi dia," ucap Thea akhirnya, lalu ia kembali pada sofa yang tadi ia duduki.

Thea tak mengusir Devano, ia hanya berkata seperti itu tanpa menutup pintu kamarnya, jadi jika Devano mau masuk yah masuk saja.

Lama tak mendengar suara Devano, Thea menolehkan kepalanya menghadap ke pintu kamarnya, disana masih ada Devano yang berdiri dengan bersidekap dada.

"Gue bilangin Om Arga aja, kalau lo gak mau bantuin gue," ujar Devano, membuat Thea tercengang.

Memang selama satu bulan tinggal di rumah Rafka, Devano selalu mencari perhatiannya, seperti mau bicara tapi takut.

Cklek.

"Gak usah ganggu istri gue, mau apa lo?" tanya Rafka yang baru saja keluar dari kamar mandi, dengan handuk yang disampirkan di bahu, dan memakai celana pendek selutut.

"Bantuin gue bang, disuruh buat prakarya, plis," ujar Vano yang sepertinya memang tidak berbohong.

"Ganggu waktu gue sama Thea aja lo," gerutu Rafka dengan memakai kaosnya.

"Yaelah, inget ya bang, kalian dinikahin awal, bukan berarti disuruh kasih cucu awal. Ingat kata ayah, lo sama kak Thea harus selesaikan pendidikan dulu," cibir Vano.

"Lo ganggu waktu gue sama Thea buat tugas! makanya kalau orang belum selesai ngomong itu jangan disela," ujar Rafka tak terima dengan cibiran adeknya.

"Plis bang, kali ini aja," mohon Devano dengan wajah melasnya.

"Enggak akh, biasanya juga lo minta bantuan Bunda," jawab Rafka, dan langsung menghampiri Thea yang kini tengah menyelesaikan tugasnya.

SCHÖNE LIEBE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang