Tandai typo...
Satu vote kalian sangat berarti bagi author 😘😘Happy reading!!!!
✧🦋✧
Seharusnya siang ini Thea menemani suaminya untuk meeting dengan seluruh dewan perusahaan. Namun karena dari tadi malam anaknya demam, alhasil Thea tengah menemani anaknya.
Tadi pagi pagi sekali Rafka dan Thea sudah mengantarkan Al ke dokter. Al juga sudah diberikan sirup untuk meredakan demamnya.
"Eumm Mih, Al au nen," racau Al yang kini tengah memejamkan matanya karena pusing.
Thea sebenarnya tak menyalahkan Ren serta Devano yang dua hari belakangan ini mengajak Al nongkrong, karena pada dasarnya Al terlanjur menyukai ajakan teman Ren.
Kalau tidak salah ingat, Al pernah bercerita kepadanya dan suaminya, jika sudah besar nanti Al akan tinggal bersama Adril. Saat itu Rafka yang belum paham, hampir saja menggampar Ren dan Devano yang mengajarkan Al yang tidak-tidak. Dan setelah mendengar penjelasan keduanya akhirnya Rafka memilih mengalah, dan tak pernah menyahuti ucapan anaknya yang selalu menginginkan penjelasan lebih.
"Habis nen Al tidur lagi yah, apa mau Mamih buatin pisang dicocol coklat lumer?" tanya Thea diakhir kalimatnya.
"Mam monetna nati aja, cekalang Al au nen," gumam Al dengan menduselkan wajahnya pada dada Mamihnya.
Dengan menyusui anaknya, tangan Thea sibuk membalas pesan sahabatnya yang katanya akan menjemput Asya di bandara.
Drrrtt..
Thea mendengus pelan, lalu menerima panggilan telepon Reina.
"Ya', ini beneran Al sakit? gue jenguk dia sekarang yah, gue otw rumah lo sama Rani," ucap Reina tiba-tiba membuat Thea hanya terkekeh pelan.
"Lo jemput Asya di bandara dulu, kasihan dia dicuekin keluarganya gara-gara gak mau dijodohin," ujar Thea yang membuat Reina disebrang sana langsung tertawa.
"Lagian kenapa juga Asya nolak, orang dia gak punya gebetan, crush pun gak punya, pacar apa lagi, pake segala gak mau dijodohin," kelakar Reina yang dibalas dengusan oleh Thea.
"Yah semoga aja kalau Asya nerima perjodohan itu, dia bisa kayak lo sama Rafka," sambung Reina dengan pelan.
"Gue juga berharap yang terbaik buat Asya," ucap Thea dengan senyumnya, walaupun dari sebrang Reina tak dapat melihatnya.
"Masih ada waktu buat gue jenguk anak lo sebelum ke bandara, gue otw."
Tutt tutt
Setelah mendengar cerita Asya yang ingin dijodohkan, perasaan Thea selalu diganggu oleh cemas. Entah karena apa, padahal ia yakin kalau Asya akan bahagia nantinya.
Dirasa sedotan anaknya pada putingnya sudah melemah, Thea langsung melepaskan payudaranya dari mulut kecil sang anak.
"Eumh hu hu." Thea langsung menyumpal mulut Al dengan pacifier. Lalu ia kebawah membuat brownies untuk suaminya.
Thea dan Rafka pindah dari apartemen saat usia Al enam bulan, dirumah ini pun hanya ada satpam yang berjaga didepan. Sedangkan untuk art datang jam tujuh pagi, pulang jam empat sore, lalu untuk tukang kebun sendiri berangkat dua hari sekali, berangkat dari jam delapan sampai pekerjaan selesai.
Sebenarnya bunda Azkia sudah menawari Thea untuk mengambil art yang tinggal di rumah agar saat malam bisa membantu Thea. Dan sepertinya Thea akan mengambil bi Ani untuk dijadikan art dirumahnya. Untuk informasi, bi Ani adalah salah satu art dirumah bunda Azkia yang sangat dipercaya oleh keluarga Rafka.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHÖNE LIEBE [SELESAI]
Teen FictionWARNING!!!!⚠️⚠️⚠️ FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA!! HARAP BIJAK DALAM MEMBACA!! TERDAPAT BEBERAPA KATA KATA KASAR! OKE, AMBIL BAIKNYA TINGGALKAN BURUKNYA! ..... Amalthea Kaily Greyson, gadis yang hanya mempunyai Papi sebagai orang tuanya, harus m...