Bab || 54

135 8 3
                                    

Tandai typo...
Satu vote kalian sangat berarti bagi author 😘😘

Happy reading!!!!

✧🦋✧

Malam ini suasana dingin terjadi di meja makan. Malam ini Papi Arga tidak makan malam dirumah karena ada pertemuan dengan teman-temannya dari sore tadi.

Sedangkan Al kini tengah disuapi oleh Thea dengan mulut yang sesekali bercerita kepada Papihnya. Rafka pun hanya menanggapi ucapan anaknya seadanya.

"Udah habis, Al tunggu Mamih disini ya, Mamih mau potongin buah buat Al," peringat Thea yang diangguki oleh Al.

"Angan upaa monet na Mih," seru Al yang diangguki oleh Thea. Kini balita tersebut masih anteng di tempat duduknya dengan sosis didepannya.

"Besok Papih mau kerumah nenek, Al mau ikut gak?" tanya Rafka kini mendekati anaknya.

"Au Pih, Al uga au ain ama Om Caka," pintanya dengan senang.

"Al au ain ama Om Caka ampai core!" sambung Al dengan berseru senang.

"Besok aku ada meeting, kamu gak perlu ajak Al, biar Al sama aku," sela Thea yang membuat Al melengkungkan bibirnya. Pupus sudah harapannya ingin bersenang-senang dengan Omnya.

"Bisa gak sih kamu gak-"

"Gak bisa," potong Thea cepat, ia langsung menggendong Al untuk dibawa kekamar, menghiraukan Rafka yang masih di sana.

"Kamu jangan kekanak-kanakan dong-"

"Apasih Ka!" bentak Thea yang sudah kesal dengan suaminya yang terus-terusan mengatainya egois.

Saat ini mereka sudah berada dikamar, Al dan Thea yang tengah duduk di sofa, dan Rafka yang baru saja masuk ke kamar.

"Mau kamu apasih Ka, katanya kamu gak mau terus-terusan nitip Al ke bunda, terus tadi kamu nawarin Al buat ikut kamu kerumah bunda, besok aku gak bisa ikut kerumah bunda karena ada meeting," jelas Thea yang membuat Rafka semakin kalap dengan omongan istrinya.

"Kamu kenapa sih babe, lagian kamu gak ikut, aku juga masih bisa jagain Al, Al itu anak aku, mana mungkin aku gak jagain anak kandung aku," tukas Rafka dengan tegas.

Melihat kedua orang tuanya bertengkar, Al langsung pergi dari kamar. Ia menuruni tangga dengan berpegangan pada penyangga yang ada disebelah tangga.

Langkahnya semakin dipercepat kala melihat Opanya akan menaiki tangga.

"Eh cucu Opa kok di tangga sendirian, Mamih sama Papih dimana?* tanya Papi Arga dengan menggendong tubuh cucunya.

"Pih ama Mih tiak-tiak, Al atut Opa," cicit Al dengan memeluk leher Opanya.

Papi Arga semakin mendekati kamar anak serta menantunya, samar-samar ia mendengar keduanya tengah bertengkar. Ia menoleh pada cucunya yang kini terisak pelan, apa tadi mereka bertengkar didepan Al? pikir Papi Arga.

Pada akhirnya Papi Arga membawa Al ke kamarnya, ia menenangkan cucunya yang masih terisak pelan. Sungguh, suara keras mereka masih terdengar, membuat Alhazen semakin terisak.

Sedangkan dikamar keduanya, mereka tak menyadari jika anaknya sudah pergi dari kamar. Mereka masih beradu argumen dan tidak ada yang mengalah.

"Kamu gak tahu gimana takutnya aku Ka, gampang aja kamu bilang cari baby sitter buat urus Al," ucap Thea dengan memukul bahu Rafka yang kini tengah memeluknya.

Thea terus berbicara mengeluarkan unek-uneknya, ia tak terima sedari siang suaminya terus mengatainya egois, yah walaupun memang benar adanya.

Rafka yang sudah kesal dengan istrinya pun langsung mencengkram kedua pipi Thea untuk menatapnya, bibirnya langsung menyambar bibir istrinya yang sedari tadi terus mengeluarkan suaranya.

SCHÖNE LIEBE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang