Bab || 48

138 5 0
                                    

Tandai typo...
Satu vote kalian sangat berarti bagi author 😘😘

Happy reading!!!!

✧🦋✧

"Thea."

Thea mengalihkan pandangannya dari ponsel, matanya membulat sempurna kala pria yang ia sangka Delvin menghampirinya dengan senyum manisnya.

"D-delvin?"

"Iya, ini aku."

Thea langsung memeluk tubuh tinggi Delvin, ada rasa bahagia ketika akhirnya ia kembali bertemu dengan mantan kekasihnya.

"Kamu masih hidup? kok bisa?" tanya Thea dengan menggenggam tangan besar Delvin. Wajahnya sedikit memucat, takut-takut kalau ia hanya berhalusinasi.

"Mih! Al nini Mih!" seru Al ketika merasa diacuhkan oleh Mamihnya. Al langsung memeluk leher Thea kala mendapati orang lain menatap Mamihnya lekat.

"Ini anak kamu sama Rafka?" tanya Delvin yang masih mempertahankan senyumannya.

"Iya, namanya Alhazen."

"Om nih tapa Mih?" tanya Al dengan berbisik. Rasanya saat besar ia ingin seperti om didepannya, sudah tampan, manis, banyak senyum lagi.

"Ini teman Mamih sayang, namanya om...Pin," ujar Thea setelah lama berpikir.

"Om Pin?! om Pin danten," ucap Al dengan tersenyum lebar.

"Anak kamu lucu banget sa-Thea." Delvin tersenyum kaku, kala bibirnya salah memanggil Thea.

"Aku mau pesen sebentar, habis ini aku ceritain semuanya sama kamu," ucap Delvin dengan senyum manisnya.

Sepergian Delvin, Thea langsung memangku anaknya lalu membujuk Al untuk tidak memberitahu Rafka.

"Al sayang Mamih gak?" tanya Thea yang membuat Al langsung berseru jika ia sangat menyayangi Mamihnya.

"Kalau Al sayang Mamih, Al mau gak janji sama Mamih." Al kembali kembali mengangguk kala Thea kembali bertanya.

"Al jangan bilang Papih ya kalau tadi Mamih ketemu sama teman Mamih," ucap Thea dengan mengecup sayang pipi anaknya.

"Tenapa ndak uleh Mih?" tanya Al penasaran.

"Soalnya Papih sama teman Mamih lagi marahan, Al gak mau kan kalau Papih marah." Alhazen hanya mengangguk mendengar penuturan Mamihnya.

"Otte Mih, Al ndak bilang Pih," jawab Al dengan mengangguk yakin.

Delvin kembali duduk dengan es cream dan brownies untuk ia berikan kepada Alhazen.

"Nih untuk Alhazen, semoga suka sama browniesnya," ujar Delvin dengan tersenyum manis.

"Timaaci om danten," seru Al yang langsung meraih sendok es cream untuk ia makan. Jarang-jarang orang tuanya membiarkannya makan es cream.

"Ah anak kamu manis banget sih, kayak kamu," kekeh Delvin yang membuat Thea tersenyum tipis.

"Kamu kenapa bisa ada disini?" tanya Thea yang sudah sangat penasaran.

SCHÖNE LIEBE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang