Bab || 20

274 13 0
                                    

Tandai typo...
Satu vote kalian sangat berarti bagi author 😘😘

Happy reading!!!!

✧🦋✧

Malam ini, Delvin sedang berada di apartemen Rafka dan Thea. Awalnya, Delvin ingin mengajak Thea jalan, lantaran besok ia harus berangkat ke Rusia, mengurusi beberapa hal dengan pamannya yang berada di sana. Namun Rafka tak mengijinkan, Rafka hanya mengijinkan mereka berada di apartemen dengan diawasi oleh dirinya sendiri.

Jelas saja keberadaan Rafka diantara Delvin dan Thea membuat keduanya tak nyaman. Bahkan Thea tidak bisa dengan leluasa berdekatan dengan Delvin karena diawasi oleh Rafka.

"Besok gue harus terbang ke Rusia, gue harap lo gak akan nyakitin Thea," ucap Delvin pada Rafka.

Rafka hanya mengangguk pelan mendengar ucapan Delvin. Rasanya telinga Rafka panas sekali karena terus mendengar petuah-petuah dari Delvin untuk menjaga Thea.

Bagaimanapun juga, Thea itu istri Rafka. Jadi, tanpa diberitahu oleh Delvin pun, sebenarnya juga Rafka memang akan menjaga Thea setulus hatinya.

"Banyak omong lo, lagian juga lo disana dua minggu doang kan. Lo simpen tuh ucapan-ucapan lo tadi untuk perpisahan lo sama Thea setelah lulus nanti," ujar Rafka membuat Delvin yang mendengarnya mendengus sebal.

Ngomong-ngomong tentang Thea, sudah sejak lima menit yang lalu Thea pergi ke kamar mandi, namun sampai sekarang belum juga keluar, dan menemui mereka.

"Gue juga mau minta maaf untuk kejadian yang dulu, gue gak mau jelasin ulang, karena lo tetap gak akan percaya kan. Intinya gue minta maaf sama lo, untuk masalah lo mau maafin gue atau enggak itu urusan lo," ucap Delvin panjang lebar, membuat Rafka terdiam.

"Gak usah dipikirin lagi, lupain aja masalah dulu. Lo bisa berteman dengan gue sebagai orang baru," sambung Delvin dengan senyum tipis andalannya.

"Ngomongin apasih, kok kayaknya serius banget," tanya Thea dengan membawa beberapa camilan untuk mereka makan.

"Enggak ngomongin apa-apa kok, cuma memperbaiki hubungan pertemanan aja," jawab Delvin kepada kekasihnya.

Baru juga Thea akan duduk, namun Rafka membuka suaranya, membuat Thea mendengus sebal.

"Duduknya disamping suami Ya', jangan disamping selingkuhan," ucap Rafka dengan sedikit cibiran.

"Besok Delvin udah terbang ke Rusia, sementara lo masih banyak waktu sama gue Ka," ujar Thea membuat Rafka menatap Thea tajam.

"Ish, iya iya." Dengan terpaksa, Thea langsung duduk disebelah Rafka dengan bibir yang sedikit maju karena kesal.

"Terus kalau gitu percuma dong Delvin kesini, kalau gue sama lo terus," cebik Thea membuat Rafka terkekeh pelan.

"Enggak papa, kalau gitu aku pulang dulu, besok jam empat pagi aku harus berangkat," pamit Delvin dengan mengelus rambut Thea pelan.

"Mau aku antar ke bandaranya?" tanya Thea dengan senyuman diwajahnya.

"Enggak usah, ini aku ada hadiah untuk kamu, semoga kamu suka. Ini juga untuk lo Ka, hadiah dari gue untuk awal pertemanan kita," ucap Delvin dengan menyerahkan dua paper bag, satu untuk Rafka dan satu untuk Thea.

"Vin, boleh peluk sebelum kamu pergi?" tanya Thea dengan lirih. Ia takut Rafka akan marah mendengar permintaannya.

Delvin menatap Rafka, seolah meminta persetujuan dari sang empu. Mendapat anggukan dari Rafka, Delvin langsung merengkuh tubuh mungil Thea.

SCHÖNE LIEBE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang