Bab || 61

208 8 0
                                    

Tandai typo...
Satu vote kalian sangat berarti bagi author 😘😘

Happy reading!!!!

✧🦋✧

Rumah Thea penuh akan keluarga besarnya. Dari mulai Oma serta Opanya, lalu ada eyang kakung serta eyang putri, hingga Om, Tante, serta para sepupunya sekeluarga.

Tanpa Thea sangka, ternyata Al mempunyai dua adik, yang dimana laki-laki dan perempuan.

Anak kedua Thea bernama Aiden Dilan Fakheer, lalu anak terakhir Rafka dan Thea bernama Aileen Daluna Fakheer.

"Mih Mih, dedeknya antik-antik banett!" seru Al dengan menciumi wajah Dilan, membuat bayi tersebut bergerak gelisah, karena tidurnya terganggu.

"Yang Al ciumi itu cowok, yang cewek yang lagi digendong Om," ujar Arshil dengan menggelengkan kepalanya. Ia tak menyangka, sepupu yang dulu sangat ia sayangi sudah mempunyai tiga anak.

"Ah wajah dedek na sama Om, Al ndak bisa bedainna," jawab Al yang langsung menempeli tubuh Kavin.

Thea sudah melahirkan satu bulan yang lalu, dia juga sudah beraktivitas seperti biasanya. Dari para sepupunya yang sudah menikah hanya Erland dan Agler. Dan yang sudah mempunyai momongan hanya Erland, kabarnya kini Lisa juga tengah hamil lagi.

"Ban Achen ayo ain sama Al." Archen merupakan anak Erland dan Lisa yang berumur enam tahunan.

Keduanya langsung berlari menuju sofa dan bermain lego disana. Sedangkan para tamu Thea duduk dibawah dengan beralaskan karpet berbulu.

"Kak Amber udah tua kok belum nikah?" tanya Kevin membuat Amber langsung melototkan matanya tajam.

"Umur kakak baru tiga puluh tahun ya, tua apaan," dengus Amber, dia mengibaskan rambutnya didepan Kavin, alhasil rambut Amber mengenai wajah Kavin.

"Ai shiaa," umpat Kavin kesal, matanya tambah melotot garang kala bibirnya kena tampol ibunya.

Thea mendesis kala kakinya terasa keram. Rafka yang disebelah istrinya, dengan sigap langsung memijit tumit Thea.

"Bener kata Al, kedua anak kamu cantik-cantik, apalagi yang cowok," celetuk eyang putri yang kini tengah memperhatikan Dilan yang ada digendongan Celina.

"Iya, yang cowok imut, pasti kalau besar nanti dia yang paling manja," kekeh Oma Ina membuat Thea menggelengkan kepalanya pelan.

"Huaaa Mamih, Aban Achen na akal huaaa." Rafka langsung mengambil alih Al yang menangis. Bocah tersebut sesenggukan karena ia kalah cepat memasang lego.

"Nakal kenapa hmm?" tanya Papi Arga dengan mendekati cucunya yang digendong oleh menantunya.

"Ban Achen ndak mau nalah, jadina Al yan kalah," jawab Al semakin mengeratkan pelukannya pada sang Papih.

"Masa abang Al nangis gegara kalah sih, gak malu sama dedeknya, udah dua loh dedeknya," ujar Thea yang kini mengelus punggung tangan anaknya.

"Ndak uleh yah Mih?" tanya Al dengan mengintip wajah sang Mamih.

"Boleh kok nangis, sini peluk Mamih, tapi nangisnya jangan berlebihan yah, biar gak diejek sama dedeknya," ucap Thea yang diangguki pelan oleh Al.

"Al ndak nanis Mih, Al mau ain sama dedek tantik!" Setelah mengecup kedua pipi Mamihnya Al langsung menghampiri kedua adiknya yang digendong oleh Bella dan Celina.

Melihat temannya kabur, Archen langsung menghampiri Al yang ingin bermain dengan kedua adik kembarnya.

"Kamu kalau diajak main gak seru sekarang," celetuk Archen membuat Al menatap anak laki-laki yang lebih tua darinya dengan kesal.

SCHÖNE LIEBE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang