Bab || 25

229 12 0
                                    

Tandai typo...
Satu vote kalian sangat berarti bagi author 😘😘

Happy reading!!!!

✧🦋✧

"Ooh it turns out you're here darling"

"Lo? anjing!"

Thea tersentak ketika melihat wajah Galen tepat dihadapannya, jangan lupakan senyum smirk-nya yang membuat Thea menegang.

Thea melirik sekeliling, sepertinya tempat ini sangat sepi, membuat Thea susah untuk meminta bantuan orang lain.

"Len, tolong lepasin tangan gue," ucap Thea yang sudah tak tahan menahan sakit dipergelangan tangannya.

"Dengan syarat, ikutin kemauan gue," bisik Galen tepat disamping telinga Thea.

"Apa?" tanya Thea sedikit meringis.

Tanpa menjawab pertanyaan Thea, Galen langsung menarik paksa tangan Thea, membuat sang empu mengumpat dalam hati.

Setelah sampai di belakang gedung mall, dan terdapat beberapa kursi taman yang memang disediakan disana.

"Jadi pacar gue, dan putusin Rafka," ujar Galen setelah duduk disebelah Thea. Tak lupa tangannya menyodorkan kalung, membuat Thea terkejut bukan main.

Sungguh, perilaku Galen saat ini sangat berbeda dengan waktu di perpustakaan.

"Gimana?" tanya Galen sekali lagi, membuat Thea tersentak dari lamunannya.

Memang, belum ada yang tahu tentang pernikahan Rafka dan Thea, jadi Galen menyimpulkan bahwa kedekatan Rafka dan Thea selama ini karena pacaran.

"Delvin udah cerita sama gue," ucap Galen membuat Thea menatap dalam Galen, seolah meminta penjelasan lebih.

"Kalau hubungan lo sama Rafka karena paksaan, bukan murni kalian saling suka," ujar Galen membuat Thea kembali terdiam.

"Jadi, gue mohon terima cinta gue," ujar Galen membuat Thea merasa muak. Thea masih ingat bagaimana mesumnya Galen ketika di perpustakaan waktu itu.

"Hubungan gue sama Rafka itu urusan gue, bukan lo, jadi lo gak berhak ngatur-ngatur gue," sentak Thea dan langsung berdiri. Malas rasanya harus berdekatan dengan Galen.

"Udah dikasih apasih lo sama Rafka, sampai gak mau ninggalin dia? apa jangan-jangan lo udah dipakai sama Rafka? gue gak keberatan kok nerima bekas," ucap Galen dengan senyum tipisnya.

Thea yang mendengarnya ingin rasanya meninju wajah mesum Galen. Sungguh, ia tak pernah berfikir jika Galen bisa semesum dan sebrengsek itu.

"Anjing biadab! dasar mulut bajingan!" sentak Thea tak terima dengan semua omongan Galen.

Memang, Thea sudah dikasih mahar oleh Rafka, namun Rafka belum pernah sekalipun menyentuh tubuhnya tanpa seizinnya.

"Gue jauh lebih cinta sama lo Ya'," seru Galen membuat Thea langsung pergi dari sana.

Hati Thea merasa kesal mendengar penuturan Galen. Ingin rasanya ia memaki Galen, namun bukannya selesai malah nanti urusannya semakin panjang, dan Thea tak mau itu.

SCHÖNE LIEBE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang