Bab || 12

241 13 0
                                    

Tandai typo...
Satu vote kalian sangat berarti bagi author 😘😘

Happy reading!!!!

✧🦋✧

Dua bulan kemudian...

"Ihh Papi, kebiasaan banget sih, suka buat aku kaget," kejut Thea, karena mendapati sang Papi yang berada dibelakangnya. Untung saja gelas yang ia pegang tidak pecah, karena terkejut melihat Papinya.

"Padahal Papi enggak mau ngagetin kamu loh, orang Papi juga mau minum," ujar sang Papi membuat Thea mendengus pelan.

Setelah belajar tadi, Thea turun ke bawah, untuk ke dapur karena haus. Namun pas Thea mau balik badan, eh ada Papi-nya yang ternyata juga ingin minum.

"Eh sayang, Papi mau ngomong sesuatu sama kamu, tunggu di ruang tengah ya," ujar Papi Arga yang diangguki lemas oleh Thea.

Thea menyenderkan tubuhnya pada sofa, ia memainkan ponselnya sembari menunggu sang Papi datang.

Setelah sang Papi datang, Thea meletakkan ponselnya pada meja didepannya.

"Ada apa Pi?" tanya Thea, karena bukannya bicara, sang Papi malah mengotak-atik laptopnya.

"Ouh iya, lupa Papi, kalau nyuruh kamu nunggu disini," kekeh Papi Arga membuat Thea mencibir dalam hati.

"Kebanyakan kerja sih, pikun jadinya," gumam Thea pelan.

"Papi mau bilang sama kamu, kalau satu minggu lagi acara pernikahan kamu sama Rafka berlangsung," ujar Papi Arga membuat Thea melotot terkejut bukan main.

"Kok mendadak sih Pi?" tanya Thea tak terima.

"Bukannya mendadak, tapi Papi lupa ngasih tahu kamu, karena akhir-akhir ini Papi sibuk," ujar sang Papi yang tak mau disalahkan.

"Piiiiii enggak mau " Entah kenapa membayangkan wajah calon suaminya itu membuat kepala Thea menjadi pusing.

"Enak aja kamu bilang enggak mau, orang semua persiapannya sudah Papi sama Om Lio susun dengan baik"

Thea mendiamkan Papi-nya, sedangkan tangannya sekarang tengah sibuk mencari nomor yang sekiranya bisa membantu.

"Kamu enggak usah telfon El, dia sekarang lagi ngurus fotografer untuk acara pernikahan kamu," ucap sang Papi, seakan tahu apa yang ada dipikiran Thea sekarang.

"Piii, nyebelin banget sih! bukannya Papi bilang pernikahannya masih lama?" ujar Thea dengan wajah kesalnya.

"Kan memang lama, dua bulan lebih loh," ucap sang Papi seolah-olah tidak ada beban saat mengucapkannya.

"Aku masih sekolah Pi, kenapa enggak ditunda aja pernikahannya? cuma empat bulan lagi aku lulus kok Pi, plis setelah aku lulus yah nikahnya," mohon Thea dengan menyatukan telapak tangannya didepan dada.

"Iya sekarang kamu bilang begini, nanti setelah lulus pasti kamu bilang gini 'pi pernikahannya ditunda lagi ya, aku mau kuliah dulu, cuma empat tahun kok' gitu kan," ujar sang Papi dengan menirukan gaya bicara anaknya.

"Piii aku masih pengen sekolah, aku juga pengen kuliah, aku pengen jadi wanita karir," gumam Thea dengan kepala yang menunduk.

"Ssstt sayang, jangan sedih, Papi yang jamin kalau kamu masih bisa sekolah, dan kalau kamu pengen kuliah juga enggakpapa, yang penting jalani aja dulu pernikahan ini, mau kan sayang?" tanya Papi diakhir kalimat, membuat Thea mau tak mau menganggukan kepalanya.

SCHÖNE LIEBE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang