Tandai typo...
Satu vote kalian sangat berarti bagi author 😘😘Happy reading!!!!
✧🦋✧
Sudah tiga hari ini Thea tidak boleh keluar rumah dikarenakan sedang dipingit. Dan selama itu pula Delvin lah yang selalu menemani Thea dengan cara bertelfonan.
Para sepupu Thea dari almarhum sang Mami pun masih berada di Indonesia. Mereka bergantian menemani Thea di rumah besarnya.
Terkadang para sepupu Thea yang dari sang Papi pun juga bergantian menjenguknya, kecuali Alvares dan Savero yang datang untuk mengganggu Thea.
Seperti sekarang ini, dirumah Thea sedang banyak para pekerja yang berlalu-lalang di rumah besar tersebut, untuk acara pernikahan Thea.
Dan di kamar Thea sekarang ada El yang tengah rebahan di sofa dengan ponsel miringnya. Sedangkan Kavin kini tengah rebahan di kasur Thea dengan ponsel yang juga miring.
Thea berdecak dalam hati melihat kelakuan kedua sepupunya. Padahal sepupunya yang lain tengah membantu mempersiapkan untuk acara pernikahan Thea, keduanya malah berleha-leha dikamar Thea.
"Nong, tolong ambilin power bank Phi di tas ya," ujar Kavin kepada Thea dengan lembut.
"Gak usah Ya', dia punya kaki buat apa," cegah El, membuat Thea menghentikan langkahnya.
"Nong, please," ujar Kavin, namun fokusnya masih pada ponsel miringnya.
"Udah akh sana kalian pergi, aku mau tidur," ujar Thea setelah mengambilkan Kavin power bank.
Karena keduanya tak kunjung beranjak, Thea memilih keluar untuk mencari udara segar.
"Eya, tadi aku punya teman baru lohh," celetuk Ren membuat Thea berjangkit kaget.
"Rennn jangan ngagetin," kesal Thea yang melihat Ren cengengesan.
"Siapa?" tanya Thea setelahnya.
"Namanya Devano," ucap Ren dengan tersenyum. Thea yang mendengarnya mengerutkan keningnya. Seperti tidak asing.
'Adeknya Rafka gak sih' batin Thea mencoba mengingat-ingat.
"Dia disini?" tanya Thea kepada Ren.
"Iya, sama orang tuanya juga katanya"
Thea hanya mengangguk mendengar ucapan Ren. Setelahnya ia langsung menuju ke dapur untuk melihat-lihat.
"Eya, calon mertua kamu datang, sana temuin dulu," ujar Oma Ina membuat Thea yang ingin ke dapur, ia urungkan.
"Kan katanya enggak boleh ketemu Rafka dulu Oma," ujar Thea membuat Oma Ina terkekeh pelan.
"Rafka enggak ikut, tapi kedua adeknya ikut. Ayok keruang tamu dulu"
Akhirnya Thea mengikuti langkah sang Oma menuju ruang tamu. Disana tak hanya ada keluarganya saja, ada juga keluarga Rafka yang datang. Sangat ramai.
Setelah bersalaman dengan semuanya, Thea duduk disebelah Eyang kakung.
"Thea, habis kalian nikah tinggal di rumah Bunda dulu, enggak papa kan?" tanya Tante Azkia yang sudah mulai menyebutkan dirinya sendiri sebagai Bunda.
"Enggak papa Bunda," jawab Thea dengan tersenyum lembut.
"Memang Rafka-nya saja yang ngebet pengen punya rumah sendiri," celetuk pria yang kini tengah memangku adek bungsu Rafka.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHÖNE LIEBE [SELESAI]
Novela JuvenilWARNING!!!!⚠️⚠️⚠️ FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA!! HARAP BIJAK DALAM MEMBACA!! TERDAPAT BEBERAPA KATA KATA KASAR! OKE, AMBIL BAIKNYA TINGGALKAN BURUKNYA! ..... Amalthea Kaily Greyson, gadis yang hanya mempunyai Papi sebagai orang tuanya, harus m...