Tandai typo...
Satu vote kalian sangat berarti bagi author 😘😘Dibaca yang cermat, biar gak ada kekeliruan.
Happy reading!!!!
✧🦋✧
"Sayang jangan lari-lari," peringat pria yang wajahnya disinari cahaya yang perlahan memudar kepada dua anak kembar yang berlarian.
Thea menatap bingung sekelilingnya. Ia menatap pria disebelahnya dengan senyum yang terus mengembang. Ia langsung memeluk pria didepannya.
Dari dekat Thea bisa melihat bagaimana wajah kekasihnya dulu. Iya, Delvin.
"Kamu kenapa?" tanya Delvin bingung menatap Thea didepannya.
"Aku kangen kamu," cicit Thea dengan menundukkan wajahnya.
"Kangen? ada-ada aja kamu sayang," kekeh Delvin membuat Thea semakin bingung.
Ia menatap bingung kedua anak kecil dengan kisaran umur tiga tahunan. Wajah mereka mirip, namun anak perempuan tersebut terlihat lebih nakal dari anak laki-laki.
"Mereka siapa Vin?" tanya Thea dengan menunjuk kedua anak kecil tersebut.
"Mereka anak kita sayang, kamu lupa?" tanya Delvin membuat Thea semakin bingung. Tiba-tiba saja kepalanya pusing, sangat pusing seperti dipukul.
"A-anak kita?" racau Thea yang masih memegang kepalanya. Sedangkan Delvin yang melihat Thea kesakitan langsung memapah tubuh Thea untuk dibawa duduk di kursi taman.
"T-tapi aku udah nikah," jawabnya dengan menatap Delvin aneh.
"Iya, kan sama aku sayang," kekeh Delvin merasa lucu saja dengan candaan Thea.
"Mamih ayo main," ajak anak lelaki tersebut dengan mendekati Thea.
"Dia bukan anak aku Vin," elak Thea dengan menatap Delvin seolah meminta pertolongan.
"Sayang jangan bercanda kayak gitu didepan anak-anak," peringat Delvin membuat Thea menahan air matanya.
"Anak aku cuma Alhazen, cuma Al, anak semata wayang aku," gumam Thea dengan pelan, Wajahnya bercucuran keringat kala sebuah bayangan melintas di kepalanya.
"Mamih jahat! Mamih ndak sayang kita lagi?" tanya bocah tersebut dengan mengeluarkan air matanya.
Suasana taman yang cukup ramai membuat orang-orang disekitarnya langsung menghujat Thea.
"Padahal anak-anaknya lucu, kasian banget gak diakuin sama ibunya."
"Dasar ibu gak bertanggung jawab!"
"Anaknya sampai nangis gitu, kasihan ayahnya yang harus nenangin sendiri."
"Ibu gak punya hati, lihat anaknya nangis malah didiemin."
"Nikah muda mungkin, makanya ibunya masih labil gitu."
"Dasar ibu gak becus."
"Gak pantes jadi ibu."
Mendengar berbagai cacian dari orang-orang disekitarnya, membuat Thea semakin merasa bersalah kepada kedua anak tersebut.
"Kamu sekarang banyak berubah, gak kayak dulu lagi," ucap Delvin sebelum Thea menutup matanya karena pusing.
Napas Thea terengah-engah kala ia kembali bermimpi bertemu dengan Delvin. Tangannya langsung meraba sebelahnya, ia menghela napas lega kala tangannya meraih tangan Rafka.
Ada rasa senang karena Delvin hadir dalam mimpinya, namun ia juga takut karena didalam mimpinya Delvin selalu menjadi kekasihnya atau yang baru saja ia impikan adalah Delvin menjadi suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHÖNE LIEBE [SELESAI]
Roman pour AdolescentsWARNING!!!!⚠️⚠️⚠️ FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA!! HARAP BIJAK DALAM MEMBACA!! TERDAPAT BEBERAPA KATA KATA KASAR! OKE, AMBIL BAIKNYA TINGGALKAN BURUKNYA! ..... Amalthea Kaily Greyson, gadis yang hanya mempunyai Papi sebagai orang tuanya, harus m...