Bab || 31

191 10 0
                                    

Tandai typo...
Satu vote kalian sangat berarti bagi author 😘😘

Happy reading!!!!

✧🦋✧

Sudah satu minggu ini Thea tinggal dirumah sang Papi. Selama itu pula Thea tak pernah berinteraksi dengan Rafka. Dikelas pun, mereka sibuk dengan tugas masing-masing. Tidak ada saling sapa, padahal biasanya keduanya selalu berantem, hingga akhir-akhir ini mereka menjadi lebih dekat layaknya sepasang kekasih. Namun satu minggu belakangan mereka tidak menunjukkan sisi dekat, bahkan seperti tidak saling kenal.

Seperti saat ini, setelah presentasi untuk nilai akhir pengganti ujian, keduanya tidak saling debat seperti biasanya. Keduanya yang biasanya ingin selalu lebih unggul, kali ini mereka hanya menjawab seperlunya saja.

Setelah Pak Wahyu selaku guru mapel PPKn pergi dari kelas, kelas langsung berisik untuk menyiapkan hari kelulusan dua minggu lagi.

Minggu ini, anak kelas duabelas tinggal menyelesaikan tugas pengganti ujian sekolah. Sudah dua tahun lamanya SMK Abimana tidak ada ujian sekolah lagi, hanya ada uji kompetensi keahlian, sedangkan ujian sekolah diganti dengan ulangan ataupun presentasi sesuai keinginan guru mapel.

Sepuluh menit lagi bel istirahat berbunyi, tapi banyak dari mereka yang langsung kekantin tanpa menunggu bel, ada juga yang memilih dikelas.

Saat ini, Thea dan teman kelas ceweknya sedang kekantin bersama-sama. Kapan lagi kan ngumpul bareng-bareng sebelum kelulusan.

"Udah pacaran dua tahun, eh pas pacarnya kecelakaan dianya malah pacaran sama yang katanya rivalnya, belum lama ini malah main belakang sama sahabat pacar pertamanya," ucap seorang gadis dengan menatap Thea sinis.

Suasana kantin yang masih sepi, membuat suara cewek tersebut semakin terdengar jelas di telinga masing-masing.

"Miris banget sih," ucap teman gadis tersebut menimpali.

Sedangkan Thea yang mendengar hinaan itu hanya mengepalkan tangannya dibawah meja.

"Sok cantik banget deh, pakai pelet kali," timpal gadis yang lainnya.

Thea menatap malas anak jurusan busana, memang anak jurusan busana terkenal akan mulut cabainya. Dulu waktu Thea masih kelas sebelas saja, anak busana pernah cekcok dengan anak jurusan listrik. Bahkan wali kelas anak listrik sempat turun tangan, dikarenakan anak busana yang sudah keterlaluan.

"Gak usah dimasukin hati Ya'," ucap Reina yang ada disebelah Thea.

Tanpa memperdulikan ucapan-ucapan pedas anak busana, Thea dan yang lainnya kembali dengan makanan masing-masing. Bahkan kini kantin hampir penuh, karena bel istirahat sudah berbunyi.

Karena lama mengoceh dan diabaikan oleh Thea, akhirnya anak busana berpindah tempat dibagian pojok, tempat anak teknik biasanya berkumpul.

"Heran gue sama Raisa dkk, bisa-bisanya selama sekolah disini kerjaannya cuma ghibah sama buat masalah," ucap Rani setelah anak busana (Raisa dkk) tadi menjauh dari mejanya.

"Caper, karena dikelasnya kan gak ada anak cowok," timpal Via membuat yang lain mengangguk.

"Tapi yang paling parah angkatan kita, dulu kakak kelas kita yang jurusan busana enggak sebrutal Raisa," ujar Reina yang memang ada benarnya.

SCHÖNE LIEBE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang