Bab || 62 End

226 6 0
                                    

Tandai typo...
Satu vote kalian sangat berarti bagi author 😘😘

Happy reading!!!!

✧🦋✧

"Reina, lo kapan ke Indonesia?" tanya Thea dengan mendekati sahabatnya.

"Tadi malam baru nyampai, lo tahu sendirikan, anak gue cerewet banget, dia minta ketemu sama anak lo," jawab Reina dengan menggendong balita yang kisaran usianya satu tahunan lebih.

"Mamihh! Al nini Mih huaaaa..."

"Huaaaaaaaa..."

"Ya Allah, Alhazen, Daluna!" pekik Thea dengan menutup kedua telinga Dilan.

Thea membaringkan anaknya yang sudah tertidur, lalu ia menenangkan kedua anaknya yang lain. Daluna menangis karena melihat abangnya menangis, balita tersebut langsung tersenyum ketika abangnya juga menghentikan tangisnya.

"Ya', anak lo tengil banget sumpah!" pekik Reina yang melihat wajah anak bungsu sahabatnya.

"Dedek nejek aban yah?" tanya Al setelah ia benar-benar menghentikan tangisannya.

"Nda..nda..nda.." jawab balita tersebut dengan menggelengkan kepalanya.

"Nati ndak aban ajak main loh!" seru Al dengan mengancam adiknya. Sedangkan Daluna mengangguk mendengar ucapan abangnya.

"Bibi, tolong buatin Reina minuman ya, juga buatin milkshake buat Raisa," pinta Thea, lalu bi Arum pamit pergi untuk ke dapur.

"Mamamamamaa, abana tutul mamaa" ucap Raisa dengan menunjuk Al yang kini masih memeluk Mamihnya.

"Luna sayang, Luna tunggu disini yah sama aunty Reina, Mamih mau gantiin baju abang dulu," Daluna mengangguk senang mendengar ucapan Mamih-nya.

Setelah selesai memakaikan Al baju rumahan, Thea langsung mengajak mereka untuk kebawah. Sebelumnya Thea sudah memindahkan Dilan di box bayi.

"Suami lo gak ikut Na?" tanya Thea yang kini sudah duduk, ia juga memberikan Al ponsel.

"Ya ikut lah Ya', gue ke Indonesia sendirian sama Raisa, bisa-bisa ngamuk anak gue, orang dia lengket banget sama bapaknya," ucap Reina dengan mendudukkan anaknya disebelah Daluna.

"Ouh iya, gue lupa nanya, kok bisa lo ke playground Al? mana lo gak ngasih tahu gue lagi," ujar Thea yang membuat wanita tersebut terkekeh mendengarnya.

"Heh, gue udah call lo ya, tapi gak dijawab, terus gue call suami lo lah," kekeh Reina membuat Thea menggelengkan kepalanya.

"Udah siang, emangnya anak lo gak ditidurin?" tanya Thea kepada sahabatnya, pasalnya Daluna sudah mulai nen dengan anteng.

"Gue masih mau kangen-kangenan sama lo Ya', btw gue juga mulai besok mau ke Solo," jawabnya dengan memasang wajah melas membuat Thea bergidik.

"Kamar dirumah gue juga gak cuma satu kali Na," dengus Thea yang mendapat anggukan dari Reina.

"Ayo, gue anter ke kamarnya, ada box bayinya juga kok, box Al dulu" ujar Thea seraya menuntun Al.

"Gak lo gunain lagi buat si kembar?" tanya Reina dengan menatap sahabatnya.

"Mana muat lah Na," kekeh Thea seraya menatap gemas anak sahabatnya. Raisa itu sifatnya memang menurun banyak dari Reina. Dari mulai segi cerewetnya, lalu keponya, hanya saja wajah anak Reina sangat begitu mirip dengan suami Reina.

"Kalau mau buat susu, itu dispensernya masih bisa digunain, jadi gak perlu ambil air kebawah. Sorry banget, ruangannya masih kosong, tapi ac-nya nyala kok," jelas Thea seraya menunjuk beberapa barang.

SCHÖNE LIEBE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang