Bab || 60

268 8 0
                                    

Tandai typo...
Satu vote kalian sangat berarti bagi author 😘😘

Happy reading!!!!

✧🦋✧

Untuk mencapai semuanya, Thea butuh perjuangan ekstra. Disaat hamil, yang seharusnya ia bisa bersantai dan banyak istirahat, ia harus berjuang untuk bisa kembali berjalan dengan normal.

Sehari setelah Thea sadar dari komanya, Thea berkunjung ke makam Delvin. Mengikhlaskan Delvin yang sudah pergi, dan menjalani kehidupan rumah tangganya dengan tenang.

Thea dengan masa lalunya sudah selesai. Thea sudah benar-benar melupakan Delvin, dihatinya Delvin sudah ia lupakan. Ia menjalani hari-harinya dengan senang.

Delapan bulan terlewati, Thea sudah bisa berjalan dengan normal. Alhazen yang semakin menyayangi Mamihnya karena kenyataannya Mamihnya tak pernah melupakannya.

"Mamih ati-ati!" seru Al yang membuat lamunan Thea buyar. Untung saja bubur yang ada ditangan Thea tak tumpah. Ia kembali menyuapi anaknya dengan telaten. Walaupun sudah berumur tiga tahun, tingkah manja Al membuat Thea semakin senang.

Thea tengah menyuapi Al di taman rumah sakit. Kandungannya yang beberapa hari terakhir ini lemah, membuat Thea harus dirawat di rumah sakit.

"Hai adik kecil!" sapa anak berumur empat tahunan yang mendekati mereka dengan bola ditangannya.

Al menunjuk dirinya tak yakin, pasalnya ia tak mengenal anak didepannya ini.

"Iya kamu," kekeh anak tersebut, dan ikut duduk disebelah kiri Al.

"Nama aku Al, kamu siapa?" tanya anak tersebut dengan menyodorkan tangannya.

"Nama aku uga Al," jawab Al dengan menatap tak suka anak didepannya. Ia langsung menatap Mamihnya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Mih, dia mbil nama Al Mih," adu Alhazen yang membuat Thea disamping Alhazen menggelengkan kepalanya.

"Mommy!" teriak anak itu dengan memanggil ibunya. Setelah wanita itu berdiri dihadapan Al, wanita tersebut langsung menggandeng Al.

"Al, Mommy cariin loh," ucap wanita tersebut seraya berkacak pinggang didepan anak bernama Al tersebut.

"Ah maaf ya mbak, kalau anak saya jahilin anak mbak," ucap tak enak wanita tersebut yang hanya diangguki oleh Thea.

Terlihat dari wajahnya, sepertinya wanita didepan Thea itu seperti masih muda.

"Mom, Al mau main sama adik kecil," rengek Al yang membuat Alhazen sedikit tak suka. Pasalnya namanya juga Al, dia kan jadi tak suka.

"Sam juga adik kamu Al," ujar wanita tersebut yang hampir habis stok kesabarannya.

"Al mau main sama Al," ucap Al dengan menunjuk Alhazen. Terlihat dari wajahnya wanita tersebut bingung.

"Anak saya juga namanya Al mbak, Alhazen," ujar Thea dengan tersenyum.

"Ah kebetulan sekali, nama anak saya Alam, panggilannya Al," ucap wanita tersebut.

Karena Alam yang terus merengek ingin bermain dengan Alhazen, akhirnya wanita tersebut langsung memanggil suaminya untuk mendekati mereka.

Ada dua kursi panjang yang saling berhadapan dengan meja ditengahnya. Alam mengajak Alhazen untuk bermain kejar-kejaran, sedangkan didepan Thea ada sepasang suami-istri dengan balita digendongan lelaki tersebut.

"Sudah mempunyai anak dua, tapi wajah mbaknya masih terlihat muda," kekeh Thea mencoba berbasa-basi.

"Kita nikah muda kok mbak, umur saya baru dua puluh satu tahun, empat bulan lagi dua puluh dua," jawab wanita tersebut yang membuat Thea menganggukkan kepalanya.

SCHÖNE LIEBE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang