Bab || 30

224 13 3
                                    

Tandai typo...
Satu vote kalian sangat berarti bagi author 😘😘

Happy reading!!!!

✧🦋✧

Sudah tiga hari berlalu, namun Thea belum bisa berbicara berdua dengan Rafka. Padahal hari ini hari minggu, jika biasanya Rafka selalu dirumah atau mengunjungi rumah orang tua mereka, kali ini Rafka memilih keluar bersama dengan kedua sahabatnya.

Dari kemarin, Rafka terus menghindari Thea. Bahkan ketika berangkat sekolah pun Rafka hanya diam, dan setelahnya meninggalkan Thea dengan cepat.

Setiap kali Thea ingin menjelaskan kejadian di gudang, Rafka selalu marah dan berakhir Thea memilih untuk diam.

Apakah boleh Thea bersikap egois kali ini, Thea ingin menjelaskan semuanya pada Rafka, dan ia ingin Rafka mempercayainya. Sekali lagi, apakah boleh Thea bersikap egois lagi di hubungannya dengan Rafka.

Malam ini, untuk menunggu kepulangan Rafka, Thea duduk di sofa ruang tengah. Sudah Thea putuskan, ia akan kembali menjelaskan yang sebenarnya pada Rafka, apapun itu konsekuensinya akan Thea lakukan untuk mengembalikan hubungan baik mereka.

Cklek.

Thea langsung menegakkan tubuhnya kala mendengar suara pintu utama terbuka.

"Ka, gue mau ngomong," ucap Thea setelah melihat wajah Rafka.

"Gue capek," jawab Rafka tanpa memperhatikan Thea. Setelahnya Rafka langsung ke kamar untuk membersihkan tubuhnya.

Sementara itu, Thea kembali menunggu Rafka di kamar mereka. Thea duduk dengan gelisah, bahkan matanya terus melirik amplop coklat yang ada disamping dompet Rafka.

Thea takut, entah kenapa hatinya tak tenang menatap amplop tersebut. Thea merasa jika ada sesuatu yang akan membuatnya tak tenang di amplop sana.

'Apakah Rafka akan menceraikannya?' pikir Thea.

Namun tak mungkin, karena amplop itu tebal, seperti berisi uang yang banyak? mungkin saja.

Saat melihat Rafka keluar dari kamar mandi, Thea menegakkan tubuhnya, seolah-olah Rafka adalah bos besar.

"Gue udah tahu, lo gak usah bersusah payah buat jelasin ke gue," ucap Rafka dengan melemparkan amplop yang sedari tadi mencuri perhatian Thea, tepat disamping Thea duduk.

"Maksud lo?" tanya Thea tak paham. Jika sudah tahu, seharusnya Rafka tidak bersikap acuh padanya, karena kenyataannya Thea tidak memiliki hubungan apapun dengan Galen.

Melihat Rafka yang tak menjawabnya, Thea langsung membuka amplop coklat tersebut. Matanya membulat ketika melihat isi dari amplop tersebut yaitu foto-foto.

Didalam foto tersebut, ada Thea dan Galen. Ada yang diambil dari posisi jauh, ada juga yang diambil dari posisi dekat.

Thea akui ini seperti bukan editan, karena nyatanya selama ia pergi dengan kedua sahabatnya, ia selalu bertemu dengan Galen tak sengaja.

Namun ada beberapa foto yang membuat Thea merasa janggal. Foto ketika Galen mengecup pipinya. Tidak, bukan Galen yang mengecup pipinya saat itu. Seingat Thea foto tersebut diambil saat dia dan Delvin pergi berlibur, kurang lebih waktunya satu tahun yang lalu.

SCHÖNE LIEBE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang