Bab || 38

189 8 0
                                    

Tandai typo...
Satu vote kalian sangat berarti bagi author 😘😘

Happy reading!!!!

✧🦋✧

Sudah dua minggu berlalu sejak bunda Azkia bercerita, kini Thea sudah menjalani hari seperti biasanya. Ia juga tidak mengabaikan Rafka seperti prediksi bunda Azkia sebelumnya.

Thea juga sudah tahu mengenai resep sop yang dibuat bunda dan Rafka ternyata resep sop Maminya. Sekarang Thea sudah mendapatkan resepnya, jadi kapan saja saat ia kangen dengan sang Mami ia bisa membuat sop itu sendiri.

Sekarang Thea tengah menemani Lisa berbelanja untuk kebutuhan bayi dalam kandungannya.

"Kak, aku saranin yang warna biru ajadeh, soalnya laki-laki maupun perempuan masih bisa pakai," ucap Thea memberikan saran kepada Lisa.

"Okei, kakak beli yang warna biru aja," final Lisa dengan memegang satu set alat makan bayi. Di keranjang juga sudah ada beberapa botol susu dengan ukuran berbeda dan juga pacifier.

"Habis ini jadi mampir sekalian kerumah kan?" tanya Lisa pada Thea yang kini sedang melihat-lihat baju bayi.

"Iya kak, tadi aku udah bilang Rafka suruh jemput ke rumah bang Erland," jawabnya dengan masih memperhatikan baju bayi yang menurutnya lucu.

"Lucu banget," gumamnya dengan memilih-milih baju bayi. Ia akan membeli baju tersebut untuk anaknya nanti.

"Udah belum Ya'?" tanya Lisa yang kini sudah selesai dengan belanjaannya.

"Udah kak."

Setelahnya, keduanya langsung membayar lalu mereka pulang ke rumah. Tadi Rafka mengantarkan Thea kerumah Erland, lalu keduanya ke mall menggunakan mobil Lisa dan Thea yang menyetirnya.

Sebelum pulang, Thea mampir ke Gramedia untuk membeli buku dan novel. Thea turun sendiri, sedangkan Lisa menunggu didalam mobil.

Thea menghentikan langkahnya saat tangannya dicekal oleh seseorang, matanya membulat saat melihat Galen didepannya. Setahunya Galen kuliah diluar negeri bersama Asya, namun kenapa dia berada di Indonesia, pikir Thea memandang Galen aneh.

"Ya', gue mau ngomong sama lo," ucapnya dengan mengeratkan genggaman tangannya.

Mendengar ucapan Galen, membuat Thea tersadar dari lamunannya, ia lalu menyentak tangan Galen yang mencekal pergelangan tangannya.

"Maaf Len gue buru-buru," ujar Thea sebelum pergi meninggalkan Galen. Untung saja dikasir tidak antri, jadi Thea langsung membayar buku dan novelnya.

Melihat Galen akan kembali mengejarnya, Thea langsung berlari menuju mobilnya. Nafasnya terengah-engah kala sudah sampai di mobil.

"Kenapa Ya',?" tanya Lisa khawatir.

Thea menggelengkan kepalanya, ia menatap luar untuk memastikan Galen tidak melihatnya masuk ke mobil. Sebenernya Thea agak takut bertemu dengan Galen setelah prom night sekolah waktu itu.

"Langsung pulang kan kak?" tanya Thea kepada Lisa. Setelah mendengar jawaban Lisa yang tidak ingin mampir kemana-mana Thea langsung melajukan mobilnya kembali.

"Kak Lisa kalau lagi ada masalah sama bang Erland yang minta maaf duluan siapa?" tanya Thea dengan menatap Lisa sekilas. Walaupun Thea yang lebih dulu menikah, tetapi untuk masalah rumah tangga dia belum benar-benar matang seperti Lisa dan Erland.

"Kalau itu tergantung. kalau semisal Erland yang salah paham sama aku, aku yang jelasin, begitu juga kalau aku yang salah paham, Erland yang minta maaf dulu lalu jelasin. Intinya di dalam suatu hubungan itu harus ada komunikasi yang baik, percaya sama pasangan, dan saling terbuka," jelas Lisa membuat Thea menganggukkan kepalanya.

SCHÖNE LIEBE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang