Bab || 24

201 10 0
                                    

Tandai typo...
Satu vote kalian sangat berarti bagi author 😘😘

Happy reading!!!!

✧🦋✧

Setelah pulang sekolah, Thea langsung merebahkan tubuhnya di kasurnya. Matanya ingin sekali terpejam, namun ia harus terjaga karena sudah ada janji dengan kedua sahabatnya.

Thea melirik tajam Rafka yang baru saja masuk ke kamar. Karena ulah Rafkalah ia baru sampai di apartemen.

"Sorry Ya', gue juga gak tahu kalau pak Wijaya akan nyuruh kita kayak gini," sesal Rafka namun tak ditanggapi oleh Thea.

"Sana, lo mandi dulu, biar gue yang masak," ucap Rafka membuat Thea melunakkan tatapan tajamnya.

"Pesan aja Ka, lo pasti juga capek kan," jawab Thea yang diangguki oleh Rafka.

Setelahnya Thea langsung membersihkan tubuhnya. Tak lama Thea keluar dari kamar mandi, gantian Rafka yang mandi.

Masih ada waktu setengah jam lagi sesuai perjanjian dengan kedua sahabatnya. Karena adanya waktu yang masih cukup panjang, Thea memilih beberes kamarnya.

Walaupun Thea tak bisa memasak, namun kalau soal beberes Thea bisa kok. Dulu semasa belum menikah, Thea selalu membersihkan kamarnya sendiri, dan kalau untuk beberes rumah Thea tak sanggup lantaran rumahnya yang besar.

Sesekali ia juga membereskan kamar Papinya, tidak sering namun cukup melelahkan membersihkan kamar Papinya yang besar itu.

"Tumben"

Thea melotot tak terima dengan ucapan Rafka, memang Rafka pikir dia cewek yang tidak bisa apa-apa, apa? menyebalkan sekali.

"Yang beresin kamar itu gue terus kali, kalau lo lupa," cibir Thea membuat Rafka terkekeh pelan.

"Rajin, rajin, istriku," kekeh Rafka dengan menepuk pelan kepala Thea.

"Nyebelin banget sih lo Ka!" pekik Thea membuat tawa Rafka semakin menjadi-jadi.

"Udah jangan cemberut terus, gue mau kebawah buat ambil pesanan, nanti kalau udah selesai beberesnya langsung kebawah," ucap Rafka dan berlalu meninggalkan kamarnya.

Setelah selesai membereskan kamarnya, Thea langsung kebawah untuk mengisi perutnya.

"Pesan apa aja?" tanya Thea yang berdiri disamping Rafka.

"Ayam goreng sama sop iga," jawab Rafka dengan tangan yang sibuk menata meja makan.

Thea hanya mengangguk mendengar ucapan Rafka, lalu kini dirinya beralih memotong buah apel untuk makanan penutup.

"Cuci anggurnya sekalian Ya'," ucap Rafka yang langsung dituruti oleh Thea.

Keduanya sudah seperti pasangan suami-istri yang harmonis dan saling mencintai. Tanpa orang tahu, bahwa keduanya memiliki tekanan masing-masing dalam hubungan suami-istri tersebut.

Rafka yang harus mengikhlaskan istrinya yang masih mempunyai kekasih, Rafka juga harus bersabar untuk mendapatkan buah cinta dari Thea yang kini masih belum bisa melupakan Delvin.

Sedangkan Thea sendiri, dia juga memiliki tekanan yang tak orang lain ketahui. Dia harus segera melupakan kekasihnya, demi pernikahannya. Kekasih yang dulu selalu ada untuknya, kekasih yang selalu menemaninya baik susah maupun senang. Dan tanpa yang lain ketahui juga, bahwa Thea terus saja merasa bersalah pada Rafka, karena ia belum bisa menjadi istri yang baik.

SCHÖNE LIEBE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang