KEDUA bola matanya menangkap sosok laki-laki yang beberapa hari ini tidak ia temui lagi keberadaannya. "Kenapa?"
Memasa bodohkan hujan yang mengguyur tubuh keduanya. Dua manusia itu saling menatap dengan luka yang dibiarkan untuk disimpan sendiri-sendiri. Tidak ada lagi kata bersama untuk mereka harapkan. Semua keputusan ada di tangan Vanda. "Lo menyesal?"
"Ya. Tapi ... nggak ada yang harus disalahkan disini."
"Juga nggak ada hubungan yang harus dilanjutkan."
"Lo bilang semua terserah gue."
Tatapan teduh itu sungguh sulit membuat Vanda melepaskannya, tapi tidak ada lagi alasan untuk mereka bersama. Sungguh tidak ada. Benar-benar tidak ada kejelasan tentang perasaan Vanda atau pun Dhava. Ada sebuah rahasia yang mereka simpan sendiri-sendiri, hingga malam ini keduanya memilih menyelesaikan semuanya. "Lo mau selesai?"
"Iya."
"Oke."
Vanda setia menatap Dhava. Bahkan sampai akhir, lo masih tetap sama bajingannya.
Saya mengakhiri kami karena saya tahu, saya tidak akan bisa melakukan kebahagiaan dalam hubungan ini. Bahkan ... jika berpegangan denganku membunuhmu.
ーMadhavaJika saat itu saling menatap akan menyesakkan, bahkan kini kalimat itu kian memburuk. Bahkan berpegangan denganku, membunuhmu.
ーMadhava
The end.
Arqastic

KAMU SEDANG MEMBACA
MADHAVA
Novela Juvenil[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Madhava Catra Airlangga adalah cowok pendiam yang non ekspresif, namun berhasil menyabet kedudukan sebagai kapten basket. Ceritanya ia jatuh cinta diam-diam pada cewek tomboy dan galak. Vandana Dineschara sudah merebut hat...