• BAB ENAM •

621 54 14
                                    

Chris tidak bisa menepati janjinya. Ternyata ia pulang terlalu malam sampai-sampai Keyzan sudah tertidur. Begitu ia memasuki kamar dua anak termudanya, ruangan ini sudah gelap. Kemudian, dia berjalan mendekat dan berdiri sejenak di antara dua ranjang yang berseberangan ini. Chris pun menghampiri tempat Brazka, ia elus lembut puncak kepalanya, baru beralih ke tempat Keyzan, ia usap pelan rambutnya. Mereka terlelap begitu pulas, sudah pasti kelelahan.

Namun, di hari ini serasa ada yang dilupakan Chris.

Karena Chris tak begitu yakin, dia pun buru-buru keluar kamar dan malah disambut Cayden, yang kini bersedekap sambil menyandarkan punggung di dinding—sengaja menunggunya.

"Kamu belum tidur, Den?"

"Papa lupa, ya?"

"Lupa apa?"

Chris semakin yakin bahwa memang ada yang dia lupakan hari ini, terlebih saat sepasang mata Cayden berubah nyalang.

"Hari ini jadwal Keyzan kontrol bulanan, kan?"

Crap.

Chris seketika menepuk jidatnya sambil berekspresi semenyesal mungkin, "Beneran, Cayden. Papa bener-bener lupa."

Cayden spontan memutar bola matanya, "Kalo Keyzan sampe opname lagi, itu jelas salah Papa."

"Besok juga ngga termasuk telat, baru kelewat sehari," Chris memberi pembelaan, "Kamu ini kenapa, sih?"

"Kebiasaan. Papa dari dulu emang suka nyepelein. Ini masalah hidup dan mati Keyzan, loh, Pa. Bisa aware dikit ngga, sih?"

"Iya, Papa tau. Papa bukannya mangkir dari kewajiban itu, cuman Papa kan ngga bisa bagi-bagi fokus ke banyak hal sekaligus—"

"—terus, prioritas Papa siapa? Masih kerjaan? Kenapa bukan Keyzan?"

"Ngga gitu, maksudnya. Papa baru salah sekali ini, tapi kamu kenapa sampe segininya mojokin Papa? Lagian, Keyzan juga ngga papa—"

"—baru salah sekali? Keyzan ngga papa? Enteng, ya," Cayden akhirnya mengalah, ia membuang napas tak serantan sebelum menyambung, "Keyzan itu modelan yang suka ngumpetin sakitnya, Pa. Papa harusnya hapal gimana dia."

Chris dan Cayden jadi kembali sengit. Masih lupa kalau posisi mereka ada di depan kamar Brazka dan Keyzan sekarang. Karena suara saling bersahutan ayah dan anak ini cukup keras, Jounta yang berada di lantai bawah pun segera menyusul kemari.

"Kenapa lagi?"

Jounta hadir di tengah-tengah Chris dan Cayden, ia sendiri masih heran mengapa ada tatapan tajam yang sulit terputus itu.

"Kenapa lagi—"

"—kamu juga lupa hari ini jadwal Keyzan kontrol bulanan?" Cayden beralih pada Jounta secepat kilat, ia sengaja menyetop kalimat adiknya hingga si tertuduh mulai merutuki diri sendiri. Ya, nyatanya, Jounta juga lupa, "Yap, ngeliat dari reaksimu, kamu juga lupa."

"Kak," panggil Jounta ketika Cayden berlalu dari sini, kemudian membanting pintu kamarnya sendiri, "Tck, aku juga lupa."

"Jounta, ngga apa-apa. Kita bawa Keyzan besok aja, ya," Chris berujar lirih, sedikit banyak berusaha meredakan rasa bersalah Jounta, "Tadi Keyzan tidur jam berapa? Brazka pulang jam berapa?"

Jounta reflek melirik Chris, "Emangnya aku pengasuh mereka? Aku bukan orang semacem itu yang bisa ditanyain soal anak-anak Papa. Harusnya Papa tau sendiri bukan melalui orang lain, kan?"

Chris menyatukan alisnya, "Apa-apaan, Jounta? Papa cuman nanya—"

"—makanya, kalo Papa mau tau, pulang lebih awal, adain hari libur, nomersatuin kita."

This is Home! [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang