Bab Enampuluh Dua

447 34 12
                                    


Di tengah perjalanan menuju ruang ICU, Serka sempatkan untuk mendekati Gwenn. Lalu, berbisik sepelan mungkin agar tidak didengar Wilman, David, dan Eliya.

"Ma, nanti kalau ketemu Om Chris, Mama jangan marah-marah, ya?"

Gwenn terhenyak sejenak, "Semoga."

"Dih, kok nggak yakin gitu? Ini rumah sakit, loh. Nggak etis, tau, Ma."

Gwenn mengesah, "Iya. Iya."

Padahal, Gwenn memang tidak berniat begitu. Meskipun, ada sekelebat bayang Violet dan penderitaannya setelah dikhianati Chris dulu, dia hanya akan memprioritaskan keponakan-keponakannya sekarang. Namun, saat mereka menemukan sosok Chris berdiri di koridor sana, Gwenn seketika hilang keseimbangan, sehingga dia minta topangan terdekat dan kebetulan Eliya sigap menangkapnya.

"Mama kenapa?"

Gwenn meringis, "Ng, nggak papa."

"Pusing, ya?"

Gwenn menggeleng, "Nggak, kok, El."

Chris sendiri sempat terkejut mendapati rombongan dari Singapura itu berjalan di belakang Wilman. Lagi-lagi dia harus menghadapi amukan mereka. Tidak apa-apa. Toh, dia sudah menyiapkan diri. Sayangnya, apa yang sudah dia yakini itu tidak terjadi.

"Chris," sapa David, buru-buru menjabat tangan Chris dan memeluknya sekilas, "Lama banget kita nggak ketemu."

Kemudian, David menoleh ke ruang ICU yang dilapisi kaca bening ini. Semudah itu dia menemukan tempat tidur Keyzan. Hatinya jadi berdentum tidak karuan, tapi mana boleh dia tunjukkan kesedihannya di depan mereka semua yang juga sedang sama sedihnya?

"Makasih udah mau dateng, Mas," ungkap Chris, sambil sedikit banyak berusaha mengintip reaksi Gwenn. "Minta doanya buat Key, ya."

David mengangguk berulang kali, dia juga menepuk bahu Chris sebagai tanda penyemangat. Lantas, dia melirik ke bangku yang tengah diduduki Cayden, Jounta, dan Brazka, baru beralih ke mereka.

"Hei, Yifu sama Yimu udah di sini," kata David.

Gwenn tidak perlu menghampiri Chris, begitupun sebaliknya. Sehingga, dia pilih untuk bergabung dengan suaminya, yaitu mendekat ke ketiga remaja yang matanya sudah sembab ini.

"Den, Ta, Braz. Maafin Yimu baru bisa ke sini," sesal Gwenn.

Lantas, Gwenn berinisiatif memeluk masing-masing badan itu. Betapa rindunya dia dengan keempat anak adiknya, sementara untuk saat ini dia hanya bisa menemui tiga di antaranya. Bagi Gwenn, ini tidak adil.

"Yimu sama Yifu masih inget kita? Kirain udah lupa," sindir Brazka, tapi senyumnya tetap terulas pahit. "Setelah sekian bulan, Yifu sama Yimu baru ke sini karna Key koma, kan?"

Ucapan Brazka serasa tamparan bagi David dan Gwenn. Mereka diam berarti membenarkan tuduhan tersebut. Sementara Wilman hanya bisa menyimak interaksi itu dari tempatnya berdiri tepat di samping kaca pembatas. Dia juga tidak mau melewatkan apa saja yang dilakukan Keyzan di dalam sana—meski dia tahu, bahwa yang terjadi hanya posisi terlelap Keyzan itu belum saatnya usai.

"Hai, Ka. Hai, El. Kan udah dibilang, kalian ke sini pas liburan lagi aja."

Serka lebih dulu menimpali Jounta, "Kelamaan. Udah kangen, tau. Btw, yang sabar, yang tabah, ya. Key pasti bangun."

"Ka, El. Nanti kalian semua nginep di rumah aja, ya. Jangan di sini, banyak penyakit."

Eliya memenuhi titah Cayden dengan anggukan, "Gampang itu, Kak. Kita semua di sini demi Kak Key, kok. Bukan buat jalan-jalan."

This is Home! [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang