Bab Limapuluh Tiga

249 30 8
                                    


Setelah dua hari berselang, Jounta kembali mengurung diri di kamar. Crystal putuskan untuk menyita semua obat-obatan yang selama ini dikonsumsi Jounta secara diam-diam. Dalam artian lain, Jounta diminta putus obat. Sementara itu, Brazka sedang berupaya agar Keyzan tidak tahu apa-apa soal insiden tempo hari—di mana Jounta tertangkap basah. Jadi, mereka berdua diam di ranjang masing-masing. Selain itu, Brazka pun tidak tahu bila Keyzan sudah melewatkan obatnya dua hari ini.

"Kak?"

"Yap?"

Brazka memang tidak menoleh ke panggilan Keyzan sebab dia sudah kepalang tanggung membaca paragraf di buku cetak ini, tapi karena tidak ada sahutan setelahnya, dia pun reflek menutup buku dan menengok ke samping.

"Kenapa, Key?"

Keyzan meragu, dia bimbang dengan isi pikirannya sendiri. Berulang kali dia ingin bertindak gegabah jika dia tidak dicap sebagai—si paling harus dilindungi. Lantas, dia bergumam, "Kita ngga nemenin Kak Jounta?"

Seketika itu, Brazka jadi tercenung sekian detik. Kemudian, dia menggeleng, "Kak Jounta capek, Key. Paling juga udah tidur."

Keyzan mengesah, dia tahu dirinya kembali dibohongi agar tetap mengira semua baik-baik saja. Tapi, dia hanya akan memainkan perannya di sini sebagai—si paling tidak tahu apa-apa. Lalu, dia berbisik, "Ngga ada yang lagi disembunyiin dari aku, kan?"

Namun, Brazka bergeming. Ternyata pancingan Keyzan cukup menciptakan debaran di dada kakaknya.

"AAAAAKHHH! FUCK!"

Brazka dan Keyzan spontan menuruni ranjang begitu suara teriakan Jounta terdengar dari kamar sebelah. Maka, mereka berdua pun terbirit menghampiri Jounta. Brazka mendorong pintu kamar sambil menyuruh Keyzan tetap di belakang punggungnya. Kemudian, dua pasang mata itu membelalak lebar mendapati seisi ruangan sudah kacau-balau, berantakan, hancur-lebur. Semuanya tidak karuan. Jounta baru saja menghantam cermin hingga beling-belingnya tercecer di lantai. Tidak sampai di situ, si nomor dua Li ini juga menghantam dinding sampai timbulkan retak di sana. Terakhir, si pelaku tampak menggigil hebat di sudut ruangan.

"Sakit! Kembaliin, Braz, kembaliin!"

Seruan Jounta barusan diiringi dengan tangan-tangannya yang meremas rambut sekaligus kaki-kakinya yang menjejak udara. Sedangkan di sini, di tempat adik-adiknya berdiri, mereka sama-sama syok; bagai terpasung, bagai dipaku, tatapan mereka membeku ke sosok yang sama sekali tidak mereka kenal.

"AKU PUSING! BADANKU NGILU SAMA NYERI SEMUA! AKU BUTUH ITU, BRAZ! SURUH CRYSTAL KEMBALIIN!"

Jounta terus meraung histeris, dia mengamuk, dia lepas kontrol, dia hilang kendali, hingga Brazka dan Keyzan buru-buru mendekat ke arahnya. Dengan maksud menenangkan, mereka pun memeluk Jounta, tapi yang didapat adalah tampikan kasar berupa sebuah penolakan.

"Kak!" Akhirnya, Brazka kelepasan membentak, "Sadar! Kakak ini sakaw! Jangan mau diperdaya obat-obat laknat itu!"

Namun, Jounta seolah tuli, dia seakan enggan peduli pada sekitarnya selain urgensi untuk menghirup sabu atau menyuntik heroine.

"Kak," Kali ini, Keyzan menjajal peruntungannya, "Ngga kasian sama kita apa? Kak Cayden ngga di sini, cuma sama Kakak kita bisa bergantung."

Meski Brazka dan Keyzan sama-sama tidak bisa menyelesaikan kasus ini, tapi keduanya berupaya memperbaiki suasana hati Jounta.

"Aku capek," desis Jounta, lalu air mata berlomba membasahi pipi tirusnya, "Aku capek! Aku suntuk! Aku butuh obat itu biar aku lupa semuanya!"

Sergahan Jounta serta-merta menyentak Brazka dan Keyzan. Mereka jadi mundur teratur dan berakhir mengawasi dari jarak jauh. Pada akhirnya, Jounta tidak menetap di dirinya lagi. Dia mulai serupa orang kesurupan, dia sudah di tahap kesetanan. Dua hari ini dia menahan diri, ternyata berujung gagal. Sekarang, dia meyakini bahwa dia tidak bisa hidup tanpa zat-zat adiktif itu. Tanpa peduli sudah setakut apa adik-adiknya, dia kembali meluapkan amarahnya; berteriak, menjerit, meraung, dan bahkan mencari sesuatu untuk bisa dilempar. Ya, sakaw-nya sudah separah itu dan tak satu pun dari Brazka maupun Keyzan bisa menolong.

This is Home! [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang