Sharma Hamil

24.2K 2.4K 46
                                    

"Nora pijat yang benar. Seluruh badanku terasa sangat sakit. Ini semua karena kak Ader. " Ader lagi yang menjadi sasaran. "Dia mengajakku berkeliling dengan cepat."

Nora dan Wenari sampai pegal karena hampir dua jam terus memijat Sharma. Namun mereka tidak mengeluh sama sekali. Mereka memang tidak pernah mengeluh jika lelah karena melayani Sharma.

"Wenari, kau dekat kakakku, kan?" tiba-tiba Sharma bertanya seperti itu.

Wenari mengangkat kepala. "Tidak dekat, Nona. Hanya saja dulu hamba pernah membantu mengobati tuan Ader yang terkena panah saat menjalankan tugas. Selama sebulan itu tuan Ader sering bersama hamba sehingga tuan Ader kenal betul dengan saya. Oleh sebab itu tuan Ader mempercayai hamba menjadi pelayan pribadi Nona."

Sharma mengangguk-angguk saja. "Lalu bagaimana denganmu, Nora? Mengapa Yang Mulia memilihmu menjadi pelayan pribadiku?"

"Hamba tidak tahu alasannya, Nona. Tapi hamba termasuk sebagai pelayan yang dipercaya oleh Kaisar," ucap Nora jujur apa adanya.

Sharma mengangguk lagi. "Sudahlah. Aku mau tidur siang." Kemudian Sharma berbaring.

Wenari dan Nora saling berpandangan. "Nona, mengapa tidak pergi ke kamar Yang Mulia Kaisar?"

Sharma menggeleng. "Badanku terlalu berat untuk berjalan. Aku malas berjalan."

Wenari dan Nora saling berpandangan kemudian sama-sama mengangkat bahu. Tidak biasanya nona mereka seperti ini. Sekarang Sharma lebih mirip seperti kerbau yang malas bergerak.

Sampai malam hari, Sharma masih di kamarnya tanpa melakukan aktivitas apapun. Sharma merasa seluruh badannya berat dan ia juga merasa tidak enak badan. Sejak kembali dari penjara bawah tanah sebulan yang lalu, sebenarnya ia sering merasa mual. Entah itu karena teringat baunya atau tidak ia tidak tahu pasti. Dan ia sering mual akan tetapi selalu ia tahan.

Walaupun sering mual, akan tetapi makannya tetap banyak. Ia sering meminta ini dan itu pada Wenari dan Nora. Beruntung kedua pelayannya itu tidak pernah mengeluh.

Tok tok tok.

Wenari yang sedang memijat Sharma lagi langsung bangkit dan membukakan pintu. Ternyata yang mengetuk pintu adalah Kaisar. "Hormat hamba Yang Mulia Kaisar Negeri Alrancus." Wenari membungkuk kemudian disusul oleh Nora yang baru bangkit.

Kaisar mengangguk dan langsung masuk ke dalam kamar. Di dalam kamar Sharma baru saja tidur lagi. Kaisar duduk di sisi ranjang sambil memperhatikan wajah Sharma.

"Apakah dia sakit? Sejak tadi siang aku tidak melihatnya keluar kamar," tanya Kaisar.

Wenari dan Nora membungkuk. "Hamba tidak tahu Yang Mulia. Kelihatannya Selir Sharma tidak sakit, akan tetapi Selir Sharma tidak mau melakukan aktivitas apapun. Katanya badannya terasa berat dan ia malas untuk pergi kemana-mana. Selir Sharma juga mengatakan bahwa akhir-akhir ini Selir Sharma sering merasa mual. Dan hari ini Selir Sharma selalu merasa badannya pegal-pegal. Tadi siang sudah tidur lama dan sekarang sudah tidur lagi."

Kaisar mengerutkan kening setelahnya mendengar penjelasan Wenari. "Panggil tabib istana!" perintah Kaisar pada Nora dan Wenari.

Kedua pelayan Sharma itu membungkuk lagi. "Baik, Yang Mulia." Kemudian keduanya pergi keluar.

* * * *

"Hamba tidak perlu diperiksa, Yang Mulia. Hamba baik-baik saja dan sehat. Jika hamba mau, hamba masih bisa berlari keliling istana sebanyak sepuluh kali." Sharma tidak mau diperiksa. Ia mengantuk dan ingin lanjut tidur. Ia sempat kesal karena tiba-tiba dibangunkan oleh Kaisar dan Kaisar berkata bahwa ia akan diperiksa oleh tabib.

Kaisar menahan bahu Sharma agar tetap telentang. "Diam dan menurutlah."

Sedangkan tabib istana yang siap-siap memeriksa hanya tersenyum. Dari yang diceritakan oleh Wenari tadi, sepertinya ia sudah tahu jawabannya. Akan tetapi ia tidak mengatakannya pada Kaisar langsung. Ia harus memastikannya terlebih dahulu.

"Maaf, Selir Sharma. Ini tidak akan lama," ucap tabib istana masih dengan senyumnya.

"Mengapa kau tersenyum di saat Selir Sharma tidak baik-baik saja?" tegur Kaisar tegas. Ia pikir tabib istana ini tidak sopan dan malah senang melihat Sharma sakit.

Tabib istana itu langsung membungkuk. "Ampun Yang Mulia. Hamba tidak berani."

"Cepat periksa, jangan membuang waktu." Sepertinya Kaisar dalam mode tidak sabar.

Akhirnya tabib istana memeriksa Sharma. Dimulai dari denyut nadi, lalu keperut Sharma. Tabib itu menekan perut Sharma agak dalam kemudian tersenyum. Tabib istana berdiri lagi dan membungkuk. "Selamat Yang Mulia. Selir Sharma sedang mengandung."

Seketika semuanya melongo. Termasuk Kaisar yang mematung di tempat.

"Kandungan Selir Sharma kurang lebih sudah berusia 40 hari," lanjut tabib istana.

Kaisar menatap Sharma dan Sharma juga menatap Kaisar. Keduanya tersenyum di saat yang bersamaan. Kaisar langsung duduk di samping Sharma dan Sharma langsung bangkit lalu memeluk Kaisar.

"Kali ini bukan sandiwara lagi, kan?" tanya Kaisar.

Tabib istana tersenyum kemudian membungkuk. "Tidak Yang Mulia. Kali ini Selir Sharma benar-benar sedang mengandung."

Tak mau kalah dengan Sharma dan Kaisar, Wenari dan Nora juga berpelukan. Mereka senang mengetahui Sharma tengah mengandung. Beberapa waktu lalu Wenari telah memberitahu Nora bahwa Sharma hanya pura-pura. Jadi sekarang mereka berdua senang mengetahui Sharma benar-benar mengandung.

Sharma menitikkan air mata dan langsung diusap oleh Kaisar. "Yang Mulia akhirnya hamba benar-benar mengandung. Hamba ingin segera memberitahu kak Ader dan paman Ajoz."

Kaisar mengangguk. "Ya. Aku akan memberitahu mereka segera dan setelah itu langsung mengumumkan ke seluruh negeri."

Dalam beberapa jam kemudian. Berita kehamilan Sharma tersebar ke seluruh Istana. Mungkin besok pagi berita itu sudah tersebar ke seluruh kerajaan. Yang diketahui oleh orang-orang ini adalah kehamilan kedua Sharma. Berita ini disambut gembira oleh berbagai pihak kecuali Permaisuri Ghauni.

Permaisuri langsung mengamuk di kamarnya. Bagaimana caranya ia bisa mengatasi rasa sakit hatinya? Ia tidak bertindak apa-apa. Jika ia berani menyentuh Sharma sedikit saja, ia yakin ancaman Kaisar tidak akan main-main. Ia masih ingat dengan Thanu yang kini mendekam di penjara bawah tanah dan bahkan mendapatkan penjara istimewa dari Kaisar. Thanu yang begitu disayangi Kaisar saja mendapatkan hukuman yang begitu berat. Lalu bagaimana dengan dirinya yang tidak pernah ada di hati Kaisar?

Aha! Hanya ada satu cara. Mendapatkan hati Yang Mulia.

Eleh, kayak bisa aja, ya kan? Sharma gak mungkin tinggal diam kalau Kaisarnya mau direbut. Lihat aja nanti gimana kedepannya.

Kaisar & Sang AmoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang