Pengangkatan Sharma

17.5K 2K 36
                                    

Hari ini lebih awal upnya karena takut habis magrib mati jaringan lagi. Heheheh. Selamat membaca 😁

Karena Sharma tak merasakan sakit lagi, selesai dikompres dan setelah bibir Sharma sudah tidak bengkak lagi, Sharma dirias ulang. Dengan riasan yang bagus, hidung dan kening Sharma yang merah tersamarkan. Dan kali ini Kaisar meminta agar Sharma memakai gaun yang tak terlalu panjang. Tak hanya itu, Sharma juga dilarang memakai sepatu yang bertumit tinggi. Kaisar takut Sharma jatuh lagi.

"Mohon perhatian, Yang Mulia Kaisar Negeri Alrancus dan Calon Permaisuri Alrancus akan segera memasuki ruangan!" Penjaga pintu utama mengumumkan.

Para tamu undangan langsung berdiri dan meninggalkan beberapa hidangan yang belum dimakan. Mereka semua berjejer rapi di dekat karpet merah untuk menyambut. Tak lama kemudian pintu utama yang tingginya empat meter itu dibuka perlahan, lalu muncullah sosok yang ditunggu-tunggu.

"Hormat kami Yang Mulia Kaisar Negeri Alrancus, Calon Permaisuri Alrancus," ucap semua orang sambil membungkuk.

Sharma tersenyum manis. Kali ini Sharma berjalan lebih anggun karena diperingati oleh Kaisar. Bukan Kaisar tak ingin memiliki Permaisuri yang bar-bar, akan tetapi Kaisar memikirkan keselamatan Sharma, dan juga Sharma harus menjaga sopan-santun di depan para tamu yang berasal dari kerajaan tetangga.

Sharma melingkarkan tangan kanannya di lengan kekar Kaisar, sedangkan tangan yang satu lagi digunakan untuk menjingjing ujung gaun. Kaisar pun berjalan penuh hati-hati agar Sharma tak terburu-buru. Dan akhirnya mereka sampai di dekat singgah sana. Di sana Kaisar melepaskan Sharma kemudian menghadap ke arah hadirin.

"Selamat malam, semuanya. Terima kasih telah berkenan menghadiri acara Penobatan Permaisuri Alrancus. Dalam masa kepemimpinanku, sudah dua kali aku mengangkat Permaisuri, dan dua kali pula aku salah memilih. Semoga yang ketiga kali ini adalah terakhir kalinya. Semoga Calon Permaisuri kali ini akan menjadi Permaisuriku selamanya, hingga maut memisahkan kami."

Semuanya mengamini ucapan Kaisar. Kemudian majulah Kepala Penasihat Kerajaan membawakan sebuah nampan emas yang ditutupi oleh kain merah. Kepala Penasehat itu membukakan penutupnya.

"Wah, indah sekali mahkota itu. Sepertinya mahkota itu bukan mahkota yang pernah dipakai oleh mantan Permaisuri Thanu dan Ghauni."

"Iya, sepertinya bukan. Yang ini sangat indah."

Begitu kiranya orang-orang saling berbisik menggosipkan mahkota Permaisuri yang lebih indah dan lebih elegan.

"Ini adalah mahkota baru yang ditempah di tempat terbaik. Aku ingin memberikan yang terbaik dan pastinya tidak bekas siapapun untuk Permaisuriku kali ini." Kaisar menghadap Sharma. "Selir Sharma. Apakah kau bersedia diangkat menjadi Permaisuri?"

Sharma menghadap Kaisar dengan mahkota yang masih berada di atas nampan emas ditengah-tengah mereka. Sharma mengangguk sambil tersenyum. "Hamba bersedia, Yang Mulia."

"Apakah kau bersedia mengemban tugas sebagai Permaisuri?" tanya Kaisar lagi. Ini adalah tata cara pengangkatan Permaisuri.

Sharma mengangguk lagi. "Hamba bersedia, Yang Mulia."

"Apakah kau bersedia mengabdi pada Kaisar dan berkorban untuk Alrancus dan seisinya?"

"Hamba bersedia, Yang Mulia."

"Ucapkanlah sumpah pengangkatan Permaisuri." Kaisar meminta Sharma mengucapkan sumpah yang sudah diajarkan.

Sharma meletakkan telapak tangannya di atas dada sebelah kiri. "Hamba, Selir Alrancus yang bernama Sharma Ghungzi bersumpah, satu, akan membela Alrancus dalam situasi apapun. Dua, mengemban tugas Permaisuri dengan penuh tanggung jawab dan kejujuran. Tiga, mengayomi masyarakat. Empat, mengurus dan memperhatikan masalah-masalah di dalam istana, dan lima, setia sehidup semati pada Kaisar Ariga Arnold."

Untung tidak disuruh bersumpah untuk tidak berulah dan membuat keributan. Aku masih ingin bermain. Heheheheh.

Setelah Sharma selesai mengucapkan lima sumpahnya, Erlanh maju membawa sebuah kertas dan stempel kerajaan atas nama Permaisuri. Kaisar mengambil alih kertas dan stempel tersebut, kemudian Kaisar menyerahkannya pada Sharma. "Cap sumpahmu tadi, kemudian simpan stempel ini dengan baik. Sekarang kau memiliki kedudukan tertinggi kedua."

Sharma menerima kertas dan stempel. Tak membuang waktu, Sharma langsung mencap kertas tersebut. Setelah selesai, Sharma menyerahkan stempelnya pada Wenari yang berdiri di belakangnya.

Kini sudah masuk ke tahap terakhir, yakni memakaikan mahkota ke kepala Permaisuri. Kaisar mengambil mahkota yang ada di atas nampan kemudian mengarahkannya ke kepala Sharma. Walaupun Kaisar sudah pasti bisa dengan mudah memakaikan mahkota ke kepala Sharma, namun Sharma tetap harus membungkuk sedikit sebagai tata krama.

Prok prok prok. Semuanya bertepuk tangan. Namun tiba-tiba tepuk tangan itu berhenti dan para tamu langsung melongo. Apa yang baru saja mereka lihat?

Selesai memasangkan mahkota, Kaisar menarik tengkuk Permaisuri Sharma kemudian mengecup keningnya. Itulah yang membuat mereka terkejut. Baru kali ini Kaisar melakukan itu di acara penobatan Permaisuri. Thanu yang dulu digadang-gadang sebagai wanita yang paling dicintai oleh Kaisar saja tak pernah dikecup saat penobatan. Jangankan saat penobatan, setelah menjadi Permaisuri, Kaisar tak pernah mengecup Thanu di depan umum. Saat Ghauni menjadi Permaisuri seperti apa? Jangan ditanya, bahkan Kaisar terlihat tak peduli sama sekali.

"Beri hormat pada Permaisuri Sharma!" seru Kepala Penasihat Kerajaan.

Semuanya langsung membungkuk hormat. "Hormat kami Permaisuri Alrancus, Permaisuri Sharma."

Sharma mengangguk sambil tersenyum lembut. Sungguh sekarang Sharma terlihat seperti Permaisuri paling anggun sedunia. Tapi sebentar lagi ... ya lihat saja sendiri.

Selesai acara penobatan, kini saatnya acara hiburan. Para tamu undangan dipersilahkan untuk menikmati hidangan. Dan bagi yang berkenan, bisa bergabung di lantai dansa. Para tamu undangan cukup terkejut dengan adanya pesta dansa. Baru kali ini Alrancus mengadakan pesta dansa. Sungguh, pengangkatan Permaisuri kali ini sangat-sangat istimewa.

Kaisar sedang mengobrol dengan Raja Chaulus. Ternyata beberapa hari terakhir ini hubungan Alrancus dan Chaulus telah kembali membaik. Chaulus sangat berterima kasih pada Alrancus yang telah banyak memberikan bantuan saat terjadi gempa beberapa minggu lalu. Alrancus memberikan bantuan berupa pangan, tenda, pos kesehatan, tim penyelamat, dan tim keamanan. Bantuan Alrancus sangat berarti untuk Chaulus.

Sedang asik mengobrol, mata Kaisar menatap Permaisurinya sedang berjalan di depan meja prasmanan. Satu tangan Sharma menjinjing ujung gaunnya, sedangkan satu tangan lagi membawa piring yang penuh dengan makanan. Mata Sharma bergerak ke sana-kemari memindai makanan mana yang tampak lezat, sedangkan mulutnya penuh dengan makanan hingga sampai mengembung.

Melihat Sharma yang kini tak ada anggun-anggunnya, Kaisar malah tersenyum. "Maaf Raja Elton, saya harus menghampiri Permaisuri Sharma sebentar," ucap Kaisar undur diri.

Sharma masih mengunyah dengan giat. Ia sangat menyukai semua makanan yang dihidangkan, semuanya sangat enak. Ia terus mengambil makanan yang terlihat enak tanpa peduli pada tangannya yang sudah belepotan oleh bumbu dan minyak. Saat hendak mengambil lagi, tangannya ditahan oleh seseorang. Ia pun mendongak untuk melihat siapa yang telah berani mencegah dirinya.

"Yang Mulia?"

Kaisar diam dan malah menatap mata Sharma yang sangat polos. Pandangan Kaisar berpindah pada kedua pipi Sharma yang menggembung lucu, kemudian beralih pada bibir belepotan yang mengerucut karena mengunyah. Tiba-tiba ....

Cup.

Sharma melotot lebar. Apa-apaan Kaisar ini? Mencium bibirnya di depan umum! Pasti banyak orang yang melihat mereka.
Beberapa detik kemudian, Kaisar melepaskan Sharma. "Sekarang sudah tidak belepotan lagi."

Apa! Jadi Kaisar menciumnya untuk membersihkan bibirnya yang belepotan? Oh, Kaisar kan bisa mengelap dengan kain. Tapi jujur, itu sangat romantis.

Pipi Sharma langsung merona. Sharma langsung menelusupkan kepalanya ke dada bidang Kaisar. "Yang Mulia ... hamba malu," rengek Sharma manja.

Hehehehe, masih ada satu episode lagi Guys 👍

Kaisar & Sang AmoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang