"Apakah itu benar?" Sharma malah bertanya. Ia sangat penasaran. Apakah calon suami keduanya ini benar-benar menyukainya atau tidak.
Pangeran Giler menatap Sharma kemudian menatap Kaisar. "Ya, hamba menyukai Selir Sharma," jawab Pangeran Giler.
Mata Sharma melotot kaget. Ia tidak menyangka Pangeran Giler akan menyukai dirinya. Apa yang pria itu sukai dari dirinya? Haikal dan Kaisar saja tidak menyukainya. Itu yang ia ketahui. Begitu juga dengan Wenari dan Nora yang sejak tadi menundukkan kepala.
Berbeda dengan Sharma, Kaisar mengeraskan rahangnya. Ia tahu Pangeran Giler menyukai Sharma, akan tetapi mendengarnya langsung dari mulut adik sepupunya itu benar-benar membuat hatinya terasa sangat panas. "Berani-beraninya kau menyukai Selir Kaisar. Apakah kau tidak takut dengan hukuman yang akan diterima?"
Sharma memandangi Kaisar dan Pangeran Giler secara bergantian. Kaisar dengan tatapan menghunus tajam, sedangkan Pangeran Giler yang tetap dengan wajah yang cukup santai.
"Hamba hanya menyukai Selir Sharma, tidak berniat merebutnya dari Yang Mulia," jawab Pangeran Giler membela diri. Ia sendiri tidak merasa bersalah. Perasaan cinta itu bukankah sebuah karunia? Tidak bisa ditolak dan dipaksakan.
"Ya yang Mulia. Pangeran Giler hanya menyukai hamba, bukan selingkuhan hamba. Anda tidak bisa menghukum Pangeran Giler hanya karena perasaan sukanya. Perasaan suka itu tidak bisa ditolak. Tuhan yang memberikannya. Lagi pula mengapa Yang Mulia sangat marah? Bukankah Yang Mulia hanya mencintai Permaisuri? Masalah hamba disukai oleh siapa itu bukan urusan Anda. Yang terpenting kan hamba tidak selingkuh. Tidak memiliki 'banyak suami'."
"Lagi pula untuk yang tadi Pangeran Giler benar-benar tidak memiliki maksud tertentu. Untung saja Pangeran Giler menyelamatkan hamba, jika tidak, mungkin hamba sudah tidak bisa berjalan sekarang. Setidaknya Pangeran Giler lebih peduli pada hamba dari pada Yang Mulia."
"Sharma, asal kau tahu ...." Kaisar tidak meneruskan kata-katanya. Ia sendiri bingung dengan perasaannya. Akhirnya Kaisar memilih pergi meninggalkan Sharma dan Pangeran Giler. Mau mereka berduaan pun, ia tidak akan peduli lagi.
Setelah Kaisar pergi, Sharma menoleh pada Pangeran Giler. "Apakah kau benar-benar menyukaiku, calon suami kedua?"
Pangeran Giler hanya tersenyum. "Aku masih banyak pekerjaan. Setelah itu aku harus pergi lagi ke akademi." Kemudian pergi meninggalkan Sharma.
* * * *
Hari ini suasana hati Kaisar sedang tidak bagus. Hal ini terbukti dari Kaisar yang tidak memberikan maaf pada kesalahan pejabat yang terkadang salah berbicara. Jika ada kesalahan sedikit jasa, maka Kaisar akan memberikan hukuman berupa tugas yang lebih berat. Kaisar juga tidak memperbolehkan siapapun masuk ke istana pribadinya, termasuk Permaisuri yang awalnya diberikan hak bebas keluar masuk.
Sharma mendengar kabar tentang suasana hati Kaisar yang memburuk. Mendengar berita itu Sharma jadi merasa tidak enak. Seharusnya kemarin ia tidak membela Pangeran Giler saat Kaisar marah pada pria itu.
Kemarin Sharma membela Pangeran Giler yang tersudut oleh pertanyaan-pertanyaan dari Kaisar. Dengan mudahnya ia mengatakan 'Pangeran Giler benar-benar tidak memiliki maksud tertentu. Untung saja Pangeran Giler menyelamatkan hamba, jika tidak, mungkin hamba sudah tidak bisa berjalan sekarang. Setidaknya Pangeran Giler lebih peduli pada hamba dari pada Yang Mulia'.
Pada saat itu Kaisar langsung pergi tanpa berbicara apa-apa. Sepertinya Kaisar marah pada Sharma saat ini. Kaisar memilih bertahan dengan suasana hati yang buruk dari pada harus menghukum Sharma.
"Maaf, Selir Sharma. Kami tidak bisa membiarkan siapapun masuk. Bahkan Permaisuri Thanu saja dilarang masuk oleh Kaisar." Dua penjaga itu sudah berulang kali menegaskan bahwa mereka tidak bisa membiarkan siapapun masuk. Mereka tahu berhadapan dengan Sharma tidak akan mudah, maka dari itu mereka berharap Kaisar bisa mendengar keributan di luar kemudian keluar dan mengatasi Selir 'kesayangan' ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaisar & Sang Amora
Romansa(Bukan reinkarnasi ataupun time travel, tapi dijamin seru. Jangan asal ditinggal, baca dulu minimal 10 bab, kalau menurut kalian tidak seru, saya ikhlaskan kepergian kalian wahai readers. Tapi pasti seru kok!) Sharma, seorang Amora atau penyihir put...