Hai Kakak semua! Dari pada bengong nungging double up cerita Kaisar & Sang Amora, mending baca cerita ini dulu deh. Ya hitung-hitung sambilan, kan? Judulnya Pembantu Sablengku. Udah tamat kok, jadi bisa langsung baca sampai habis. Ceritanya dijamin lucu dan gak kalah kocak. Nih Sely kasih penggalan adegannya ya.
💖💖💖💖💖
"Dor!"
"Aaah!!" Marvel terhenyak kaget. Jantungnya berpacu cepat karena baru saja mendapatkan kejutan yang luar biasa. Ternyata sejak tadi Chifa bersembunyi di balik pintu. "Ngapain kamu ngagetin saya? Kurang kerjaan banget," ketusnya karena ia benar-benar terkejut.
Chifa malah tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi marah Marvel. "Habisnya Tuan mau masuk kamar aja lama banget. Mana buka pintunya juga setahun. Ya udah saya kerjain deh."
Rasa gugup yang sejak tadi ia bawa dari ruang tengah kini lenyap entah kemana. Yang ada hanya rasa kesal. Bisa-bisanya Chifa mengerjainya ditengah malam begini. Ia pun masuk dan menutup pintu kemudian berjalan menuju ranjang.
"Kenapa belum tidur?" tanyanya sambil melemparkan diri ke atas ranjang. Ia memejamkan mata karena akhirnya bisa berbaring.
"Nunggu Tuan lah. Kan mau malam pertamaan."
Seketika Marvel membuka mata dengan lebar, nyaris melotot. Apa? Apakah ia tidak salah dengar? Gadis ini polos atau frontal? Bisakah gadis itu tidak begitu kentara menginginkan malam pertama? Marvel langsung bangkit duduk dan matanya menatap lurus pada Chifa yang ternyata masih berdiri di dekat pintu.
"Ngomong apa tadi?" tanyanya dengan ekspresi yang sama.
Chifa terkekeh dan tiba-tiba berlari ke arah Marvel dan langsung menerjang Marvel hingga suaminya itu terbaring di atas kasur. Marvel terkejut dan kalang kabut melepaskan diri. Entah mengapa sekarang ia malah takut dari pada terpancing. Apakah begini rasanya diperkodok? Takut dan menyeramkan.
"Chifa lepas! Apaan sih!" Marvel terus berusaha mendorong Chifa agar menyingkir dari atasnya, akan tetapi Chifa memaksa ingin memeluk Marvel.
"Ih, diem loh Tuan. Saya cuma mau meluk aja."
Akhirnya Marvel menyerah. Ternyata dalam keadaan seperti ini tenaganya tiba-tiba melemah. Ia membiarkan Chifa memeluknya dan membaringkan kepala di atas dadanya. Gadis itu diam tak bergerak setelah ia diam juga.
"Ngapain coba begini?" tanyanya yang merasa risih.
"Tuan tau gak-"
"Enggak," potongnya ketus.
Chifa mencubit perutnya hingga ia meringis. "Saya belum beres ngomong, Tuan." Gadis itu kesal karena ucapannya dipotong.
💖💖💖💖
Nah, kalau udah baca cerita Pembantu Sablengku sampai tamat, langsung cus aja ke cerita yang judulnya Warming My Cold Husband. Itu ceritanya juga seru. Tentang sepupu tiri Chifa yang namanya Farez dengan sepupu Marvel yang namanya Claudya. Pasti baper deh. Nih Sely kasih penggalannya.
💞💞💞💞
Sebelum Farez duduk, Claudya menarik tangan Farez kemudian mencium punggung tangannya. Setelah itu Claudya menunjuk keningnya lagi seperti sebelumnya.
Farez menghela nafas. "Untuk apa lagi? Kau lebay sekali."
Claudya langsung cemberut. "Kau ini memang benar-benar kaku."
Farez mendudukkan dirinya di sofa. "Sudahlah. Aku lelah. Lagi pula kau sok tahu sekali tentang romantisme."
Claudya ikut duduk di samping Farez. "Kau tidak tahu ya? Kemarin aku mencari tahu apa-apa saja yang harus dilakukan agar menjadi istri yang baik. Dan aku mencari tahu bagaimana cara menjaga keromantisan dan keharmonisan rumah tangga. Salah satunya seperti ini. Saat suami berangkat dan pulang, harus disambut dengan baik."
Farez malah memilih menyandarkan tubuhnya kemudian memejamkan mata dari pada mendengarkan ocehan Claudya.
Claudya berdecak sebal. Tak sengaja matanya melihat tanda merah di leher Farez. Tepatnya di bawah telinga. Jantung Claudya langsung berdetak kencang. Wajahnya panas karena darahnya mulai naik.
Bugh! Bugh! Bugh!
Tiba-tiba Claudya meninju lengan Farez berkali-kali sampai Farez terkejut dan melindungi diri. "Apa-apaan kau ini? Sakit." Akhirnya Farez menangkap tangan Claudya dan menatapnya tajam.
Mata Claudya berkaca-kaca. "Pantas saja kau menolak mencium keningku. Ternyata kau ada main di kantor. Kau ini benar-benar! Kita baru menikah beberapa hari tapi kau sudah bermain di belakangku. Kau berselingkuh dengan siapa? Katakan padaku! Dengan dokter Indah atau dengan sekretarismu? Jawab jujur!" Claudya marah-marah sambil matanya meneteskan air mata.
Farez mengerutkan keningnya. Apa yang menyebabkan Claudya berpikir seperti itu tiba-tiba. "Kau berbicara apa?"
Claudya menarik tangannya dengan kasar. "Aku membencimu. Aku sudah berusaha menjadi istri yang baik tapi kau malah mengkhianatiku di saat aku masih berusaha. Sudahlah, aku tidak mau berbicara denganmu. Aku membencimu!"
Claudya berlari ke arah ranjang kemudian membandingkan diri, menarik selimut, kemudian membenamkan wajahnya di bantal dan menangis tersedu-sedu.
Sedangkan Farez, ia masih tidak mengerti mengapa istrinya berpikir demikian. Hanya karena tidak dikecup kening lalu menuduhnya berselingkuh. Sungguh tidak masuk akal.
Suara tangis Claudya semakin memilukan. Claudya menangis tersedu-sedu sehingga yang mendengarnya pun akan lelah. Setelah hampir bermenit-menit berlalu, akhirnya Farez mendekat. Farez duduk di samping Claudya yang berbaring telungkup.
"Kau berbicara apa? Aku tidak berselingkuh," ucap Farez. Kali ini dengan nada yang melembut sedikit.
Claudya tidak menjawab. Dia masih menangis.
"Bicaralah. Kita bicarakan ini dengan baik-baik. Jika kau tidak mau berbicara, bagaimana kita bisa menyelesaikan masalah?" Farez membujuk Claudya untuk berbicara.
Claudya menggeleng. "Tidak mau."
Sret. Farez menarik selimut Claudya dengan paksa kemudian membalikkan tubuh Claudya agar mau menghadap ke arahnya. "Bicaralah. Apa yang membuat kau menuduhku berselingkuh?" tanya Farez masih dengan nada yang sama.
Claudya mengelap air matanya. "Kau pikir bisa menyembunyikan perselingkuhan dariku? Kau pasti lupa menutupi bekas kissmark di lehermu itu. Siapa yang memberikan tanda itu?" tuduh Claudya.
Tangan Farez otomatis menyentuh lehernya. "Benarkah?" Kemudian Farez ingat dengan sesuatu.
Claudya malah melotot saat melihat Farez melepaskan jasnya kemudian membuka kancing kemeja dengan sangat terampil menggunakan satu tangan. Setelah semua kancing terlepas, Farez meloloskan kemejanya dari tubuh atletisnya. "Kissmark sampai ke seluruh tubuhku? Siapa yang sanggup melakukan itu?"
Claudya menghapus air mata yang terakhir menetes kemudian duduk. Ia memperhatikan warna kemerahan pada tubuh Farez. Mulai dari leher, punggung, dada, lengan, bahkan perut sixpacknya. Oh iya baru tahu bahwa ini adalah alergi.
💞💞💞💞
Gimana? Tertarik gak? Tapi walaupun baca kedua cerita di atas, jangan tinggalkan ini ya. Soalnya habis masalah yang terjadi dengan Raja Iblis, akan ada yang seruuu. Siapa yang gak sabar nunggu ngidamnya Sharma yang aneh? Hehehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaisar & Sang Amora
Roman d'amour(Bukan reinkarnasi ataupun time travel, tapi dijamin seru. Jangan asal ditinggal, baca dulu minimal 10 bab, kalau menurut kalian tidak seru, saya ikhlaskan kepergian kalian wahai readers. Tapi pasti seru kok!) Sharma, seorang Amora atau penyihir put...