DA | 06

363 61 62
                                    

VOTE DULU SEBELUM BACA!

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE 77🇮🇩
____________________

"Wait!" Tiba-tiba saja Ayara menghentikan langkahnya membuat Albara pun ikut menghentikan langkahnya.

"Kenapa?"

Bukannya menjawab Ayara justru mengeluarkan ponselnya dan menghubungi yang ia sendiri pun tak tau siapa.

"Kenapa?"

"Tolongin aku dong. Ke parkiran mall sekarang ya."

"Hm. Otw." Tanpa banyak pertanyaan dari seberang sana.

Sambungan pun terputus membuat senyum manis mengembang di kedua sudut bibir Ayara. Dan itu membuat Albara semakin penasaran di buatnya.

"Telfon siapa?"

"Ayas." Laki-laki itu pun mengangguk pelan.

"Ada masalah?" Gadis itu menggeleng pelan.

"Kenapa?" Tanya pria remaja dengan jaket kulit melekat di tubuh kekarnya.

"Kamu bawa mobil kan Yas?" Ayas hanya menganggukan kepalanya.

"Titip belanjaan aku ya."

Tanpa sadar kedua laki-laki itu menghela nafas panjangnya.

"Gue kirain kenapa!" Ujar Ayasa.

Gadis itu hanya menyengir lebar sementara Albara mengusak gemas puncak kepala gadisnya.

"Kalian mau kemana?"

"Gak tau, ngikut Bara aja."

Ayasa pun menatap laki-laki di samping saudaranya. "Kemana Bar?"

"Anyer."

"Lo tau jalannya?"

Albara menggeleng polos. "Gak."

Ayasa semakin mengernyitkan dahinya. "Terus kalo nyasar gimana?!"

"Kan ada GPS Yas."

Ayasa mengangguk pelan sebelum berceletuk. "Emang punya kuota?"

Albara terkekeh pelan. "Jangankan kuota, hp aja gak punya."

"Dih kocak!" Kekeh Ayasa.

Sementara Ayara ikut terkekeh seraya menggelengkan kepalanya menyaksikan pemandangan yang tak asing baginya, begitu pula dengan mereka. Terkadang gadis itu berpikir apa sesama orang cuek dan pendiam ketika bertemu seperti mereka? Atau hanya mereka berdua satu spesies cowok pendiam yang sekali ngobrol bakalan random.

"Udah ah kalo di terusin makin gaje pastinya." Lerai Ayara.

Ayasa mengangkat satu alisnya. "Bilang aja mau berduaan." Godanya.

Keduanya pun terkekeh. "Nah itu tau!" Seru Ayara seraya menjentikan jarinya.

"Titip kesayangan gue." Ujar Ayasa seraya menepuk pelan bahu Albara.

"Bidadariku juga, jika kau lupa." Sahut Albara.

Ayasa hanya tersenyum tipis sebelum meninggalkan keduanya dengan menenteng belanjaan mereka.

"Kalian masih disini?" Tegur Reynand yang entah muncul dari mana bersamaan dengan Alaric.

Reflek keduanya pun terkejut kompak. "Ngagetin Rey!" Kesal Ayara.

"Sorry, gue kira udah nyampe ujung kulon eh ternyata masih nyangkut aja di parkiran." Kekehnya.

"Lebay! Baru aja kita pisah belum nyampe 15 menit yang lalu, mana mungkin aku udah nyampe sana Rey!" Reynald hanya terkekeh seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Dᴀɴɢᴇʀᴏᴜs Aʏᴀʀᴀ (#SFS3) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang