Arthur memainkan lidahnya di dalam mulutnya, sesekali ia berdecak pelan. Pegangan tangannya pada besi pembatas balkon semakin mengerat, entah sudah berapa kali pria itu menghela nafas panjangnya seolah memiliki beban sangat berat.
Tiga hari berlalu setelah pria itu mengutarakan perasaannya namun hingga saat ini ia belum mendapatkan jawaban pasti dari gadis pujaannya. Entah apa yang membuat gadis itu terlihat seperti masih meragukannya, atau ia kurang berusaha keras menunjukan perasaannya? Atau gadis itu yang masih terjebak dengan masa lalunya? Entah lah pertanyaan itu hanya bisa di jawab oleh gadis pemilik hatinya.
Arthur menatap Ayara dalam. "Ara, aku tak bisa menjadi mereka yang pernah kamu cinta. Tapi izinkan aku mencintaimu dengan caraku dan menjagamu di sisa usiaku. Mungkin rasa kita tak sama, tapi aku mencintaimu, Ara. Ayara Keyla Stone, Will you be my girlfriend?!"
Ayara mengerjap pelan sebelum menatap Arthur sendu, gadis itu pun menggenggam erat tangan besar Arthur. "A-aku ... aku ..." Ayara memejamkan kedua matanya erat.
"It's oke. Aku udah bilang kan mungkin rasa kita tak sama tapi izinkan aku selalu di sampingmu hingga nanti kamu menemukan pilihan hatimu."
Ayara menggeleng ribut. "No!! Bukan itu maksud ku, Ar! A-aku minta waktu! Beri aku beberapa hari untuk menjawabnya." Ayara menatap Arthur memohon.
Arthur tersenyum tipis seraya mengangguk mantap. "Sure!"
Ayara tersenyum manis sebelum menghambur ke dalam pelukan Arthur. "Beri aku sedikit waktu oke?!" Bisik Ayara lembut.
Arthur kembali menghela nafas panjangnya. Ia menatap jam di lengan kirinya yang sudah menunjukan pukul 9 malam. Ia harus segera pulang, karena gadisnya pasti tengah menunggu ke pulangannya. Arthur terkekeh pelan, boleh kah ia mengklaim Ayara sebagai gadisnya? Ah gadis kecilnya sudah tumbuh menjadi gadis remaja yang membuatnya semakin tergila-gila padanya.
Pria itu pun melangkah kan kaki jenjangnya untuk keluar dari kamarnya. Ya sekarang Arthur tengah berada di kediaman orang tuanya.
"Kau mau pulang, Ar?! Tidak menginap di sini?" Tanya wanita cantik yang menjadi ratu di rumah itu.
Arthur menggeleng pelan seraya berjalan mendekatinya. "No, mom! I am so sorry mom, aku tidak bisa tinggal lebih lama di sini." Ujar Arthur setelah mengecup singkat pipi sang mommy.
Wanita cantik itu menatap putra sulungnya sayu. "Kamu baru tinggal beberapa jam, nak. Tidak kah kau merindukan mommy mu yang kesepian ini?"
Arthur terkekeh pelan, selalu seperti ini jika anak-anaknya pulang. Mommy nya memang ratu drama tapi bagaimanapun ia sangat menyayangi wanita itu di hidupnya. Arthur memeluk erat sang mommy.
"Aku harus segera pergi sebelum aku kembali di tinggal pergi, mommy."
Wanita itu mengernyitkan keningnya. "Apa maksudmu, Ar?!"
"Nope! Aku pergi mom!" Pamit Arthur seraya mengecup kembali pipi sang mommy.
Baru saja hendak melangkah keluar namun suara bariton kembali menghentikan langkahnya.
"Mau kemana kau, Arthur!!"
Arthur memutar tubuhnya hingga manik hitamnya bertemu dengan manik cokelat gelap yang menatapnya penuh intimidasi, Arthur memasang kembali wajah dinginnya.
"Pulang."
"Ini rumah mu! Kemana lagi kau akan pulang hah?!!"
"Ini rumah kalian, tempat menetapku di apartemen milikku."
Pria paruh baya itu menatap Arthur nyalang. "Semakin dewasa kau semakin berandal, Arthur!!"
Arthur menyeringai tajam. "Yes, i am!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dᴀɴɢᴇʀᴏᴜs Aʏᴀʀᴀ (#SFS3) [END]
Action#𝚂𝚎𝚛𝚒𝚎𝚜 3 𝕲𝖊𝖓𝖗𝖊 : 𝕽𝖔𝖒𝖆𝖓𝖈𝖊 - 𝖆𝖈𝖙𝖎𝖔𝖓 - 𝖙𝖊𝖊𝖓𝖋𝖎𝖈𝖙𝖎𝖔𝖓 ⚠️ 𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐚𝐤𝐮𝐧 𝐚𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐝𝐮𝐥𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐛𝐚𝐜𝐚 ⚠️ 𝑨𝒚𝒂𝒓𝒂 𝑲𝒆𝒚𝒍𝒂 𝑺𝒕𝒐𝒏𝒆, dunia gadis cantik, cerewet dan manja itu berubah seratus...