DA | 46

132 36 160
                                    

Ayara menata lembut rambut Arthur kemudian mendekatkan bibirnya di samping telinga Arthur. "I love you more, Arthur."

Arthur mengerjap pelan dengan terus menatap manik hazel milik Ayara membuat gadis itu terkekeh pelan melihat respon pria yang sudah menjadi kekasihnya beberapa detik yang lalu.

"Ra ... k-kamu serius???"

Ayara mengangguk mantap. "Kita jalani dulu ya. Aku pikir selain kamu pantas mendapatkan kesempatan, kamu juga pacarable banget di mata aku." Ayara terkekeh pelan seraya mengerlingkan matanya menggoda kekasih barunya. Mengingat kenyataan itu entah mengapa hatinya menghangat.

Sontak Arthur kembali memeluk gadis yang sudah menjadi kekasihnya, gadis yang sudah menerima dan membalas perasaannya. Ada rasa bahagia sekaligus lega, penantian serta perjuangan panjangnya terbayar sudah meski ia tahu perjalan mereka masih panjang tapi ia tidak akan menyerah. Dia akan terus memperjuangkan kebahagiaannya yaitu Ayara.

"Terimakasih, Ara! Terimakasih." Gumam Arthur lirih.

Ayara menepuk pelan punggung lebar kekasihnya, seketika senyumnya semakin mengembang ketika kembali mengingat setatus mereka sekarang. Ada rasa hangat yang menyeruak di rongga dadanya hingga menjalar ke pipinya, ia tebak pasti pipinya sekarang sudah merona. Beruntung Arthur tidak melihatnya, jujur ia masih malu dengan setatus baru mereka.

"Harusnya aku yang berterimakasih sama kamu, Ar. Kamu yang udah ngajarin aku banyak hal selama kamu berada di lingkaran duniaku. Terimakasih sudah bersabar dan selalu ada untukku selama ini." Ayara memeluk erat Arthur.

Arthur melepaskan pelukannya dan menangkup wajah Ayara lalu menyelami netra hazel kekasihnya, tatapan teduh penuh kasih membuat hatinya menghangat dan membuatnya semakin bertekad untuk keluar dari zona nyamannya. Sekarang Arthur sudah memiliki alasan pasti untuk mempertahankan impiannya dan perjuangannya selama ini. Ia tidak ingin hidup dalam bayang-bayang orang tua dan mengharuskan ia menuruti semua keinganan orang tuanya.

"Bertemu denganmu adalah hal terindah dalam hidupku, berada di sampingmu dan menemanimu apapun keadaan kita adalah hal yang sudah ku impikan sejak pertama kali kita bertemu. Kamu harus tahu, bisa memilikimu dan di cintai oleh gadis sehebat kamu adalah hal terbaik sepanjang 23 tahun aku hidup di dunia ini. Terimakasih untukmu karena mau membuka hati untukku dan memberi kesempatan ini untukku, aku sangat bahagia, Ara."

Arthur mengusap lembut pipi Ayara dengan jempolnya membuat Ayara memejamkan matanya menikmati sentuhan itu. "Ke depannya akan banyak rintangan yang harus aku lewati untuk memperjuangkan dan mempertahankanmu di sisiku. Tapi sebanyak apapun itu, aku berharap kamu terus bersamaku dan tidak akan pernah melepaskanku. Tetaplah bersamaku dan jangan pernah tinggalkan aku, Ara."

Ayara membuka matanya dan menatap dalam netra hitam kekasihnya, tangannya pun terulur mengusap tangan Arthur yang masih menangkup wajahnya. "Sure."

Satu kata penuh makna membuat Arthur tersenyum lega bahkan Ayara yang melihatnya pun ikut tertular dengan senyuman itu. "Kamu tahu pasti Ar, jika hidupku penuh dengan ranjau, aku yang harusnya bilang jangan tinggalin aku dan tetaplah bersamaku. Aku harap kamu tidak meninggalkan aku sendiri di duniaku yang gelap ini."

Arthur menggeleng tegas sebelum mendekap Ayara penuh kehangatan. "Never and ever! Trust me, forever i will beside you. Because i am yours, Ara."







⚔⚔⚔






Paginya sepasang kekasih baru itu akan menghabiskan satu hari penuh untuk menyambut kencan pertama mereka yang bertepatan dengan hari ulang tahun. Rasa bahagia terus menyeruak di rongga dada keduanya, terutama Arthur.

Dᴀɴɢᴇʀᴏᴜs Aʏᴀʀᴀ (#SFS3) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang