DA | 44

153 35 199
                                    

Detik" menuju ending!

Yg belum follow, follow dulu!
Jgn lupa VOTE jg ya!



____Happy_Reading___


______


"Cepat cerita!" Rengek Ayara.

Arthur menghela nafas panjangnya. "Kalo kamu sembuh nanti aku ceritain deh. Sekarang fokus sama penyembuhan kamu aja ya."

Ayara mendengus pelan. "Aku udah sehat, Arthur! Ini udah dua minggu aku di rumah sakit, kalo kamu lupa!"

Arthur mengusap puncak kepala Ayara yang sudah tidak terbalut perban, hanya menyisakan kain kasa yang menutupi keningnya. "Aku gak mau kamu sakit kepala karena dengerin cerita aku, nanti kamu drop lagi."

"Gak akan! Cepet ceritain!"

Arthur menghela nafas panjangnya. "Aku gak bisa cerita, coba kamu tanya nanti aku jawab."

"Oke! Setelah kamu tinggalin aku di hutan kamu pergi kemana? Kenapa tiba-tiba ngilang?!!"

Arthur masih terus mengusap kening Ayara seraya menerawang kembali ke masa lalu. "Waktu itu aku di kejar oleh 2 orang dari kelompok mereka terus aku menemukan jalan buntu di mana ada jurang dengan sungai di bawahnya, mau gak mau akhirnya aku melompat ke sana."

"Terus? Gimana ceritanya kamu bisa selamat?"

"Sebenarnya aku udah nyiapin orang untuk berjaga di bawah sana, di sekitaran sungai. Meski sedikit telat tapi mereka berhasil menyelamatkanku dan membawaku ke Las Vegas."

"Kenapa di bawa ke sana?!! Apa Mattew dan lainnya tau?!!"

Arthur menggeleng pelan. "Mereka gak tau. Aku sempet ke seret arus beberapa puluh meter dan terbentur batu hingga berakhir kaki ku terjepit di antara bebatuan tapi karena kaki ku terjepitlah aku tidak lagi terbawa arus membuat mereka berhasil menemukanku."

Ayara menatap Arthur sendu. "Kenapa gak ngabarin?!! Dan kenapa harus di bawa ke Las Vegas?!"

Arthur membawa Ayara ke dalam dekapannya. "Karena wajahku sudah di kenali dan bisa menjadi incaran mereka di sana, jadi mereka membawaku ke Las Vegas, di tambah aku juga sempat koma 3 bulan, setelahnya aku pemulihan seraya terapi kaki ku yang tidak bisa di gerakan karena terhimpit batu."

Ayara semakin terisak. "Maaf ..." lirih Ayara dengan nada tercekat.

Arthur menangkup wajah cantik Ayara. "Hey! Kamu gak ada salah, jadi jangan minta maaf, oke?! Seharusnya aku yang minta maaf karena meninggalkanmu sendirian di hutan dengan keadaan terluka."

Ayara menggeleng pelan. "Kalo waktu itu kamu gak di sana karena dendam pribadiku, kamu gak mungkin terluka sampai koma dan gak bisa jalan untuk beberapa waktu."

Arthur mengusap lembut jejak air mata Ayara. "Kami kaum pria sudah terbiasa dengan luka, sebelum itu aku juga pernah beberapa kali terluka dan mempertaruhkan nyawa."

Ayara mengernyitkan keningnya. "Bagaimana bisa? Apa yang kamu lakukan?!"

"Kamu ingat ceritaku pertama kali kita bertemu di Jakarta?!"

Ayara mengangguk pelan.

"Tiga tahun sebelum pertemuan kita aku dan Mattew di hukum oleh Daddy karena ketahuan membuat masalah besar, memang sebelumnya kami sudah terkenal menjadi biang onar dan pembuat masalah tapi malam itu kami kelewat batas dan di ketahui oleh Daddy membuatnya murka dan mengirim kami ke Indonesia."

"Wait! Kamu sama Mattew, saudaraan?!!"

Arthur mengangguk pelan. "Dia Tiga tahun di atasku, kenapa?! Kamu tidak menyukainya kan?!!" Arthur memincingkan matanya.

Dᴀɴɢᴇʀᴏᴜs Aʏᴀʀᴀ (#SFS3) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang