DA | 23

143 47 122
                                    

"Aku gak mau kamu mikir yang engak-enggak, Yas! Apapun yang terjadi kamu cukup fokus jagain Nana dan keluarga. Jangan pernah tinggalin mereka."

Di seberang sana alis Ayasa menukik tajam. "Apa maksud lo?! Jangan macem-macem ya Ra!"

Ayara menggeleng singkat dan tersenyum manis menatap wajah kesal saudara kembarnya di layar ponselnya. "Aku akan selalu baik-baik aja, kamu tau kan kalo aku bisa jaga diri?"

Di seberang sana Ayasa semakin mendatarkan wajahnya. "Bilang sama gue apa rencana lo?!! Jangan ngambil resiko tanpa sepengetahuan gue, Ara!"

Ayara terkekeh pelan. "Bagaimana bisa kalo aku punya banyak bodyguard yang posesif banget sama aku!!"

"Ketahuan bohong, lo gue hukum, Ara! Dan lo gak bakal bisa pergi jauh lagi tanpa gue!"

Ayara tergelak mendengar ancaman Ayasa. "Iya iya kalo bisa ya!" Goda Ayara dengan mengerlingkan matanya.

"AYARA KEYLA STOOOONE!!!" Seru Ayasa di seberang sana.

Tawa Ayara pun semakin pecah membuat Ayasa semakin kesal di seberang sana dan memutuskan panggilannya. Setelahnya Ayara mendatarkan raut wajahnya dan menatap sendu layar ponselnya.

"Maafin aku Ayasa! Maaf ...."


⚔⚔⚔




"Ngelamun lagi?"

Ayara mengerjap pelan kemudian menggeleng singkat. "Gak!"

Alaric menatap Ayara sayu. "Are you oke?"

Ayara hanya mengangguk pelan, Alaric pun segera duduk di samping Ayara kemudian merangkulnya. Ayara pun menyandarkan kepalanya di bahu kokoh Alaric, keduanya menatap lurus sunset dari balkon apartemen Ayara.

"Besok malem dateng ke pesta Angel?"

Ayara bergumam. "Hm, kamu?"

Alaric mengangguk pelan. "Lo dateng, gue juga dateng."

"Acaranya di hotel kan?"

"Hm. Lo mau jalan buat cari baju?"

Ayara menggeleng pelan. "Gak ah males! Al ....."

Alaric bergumam seraya menunduk menatap Ayara yang masih nyaman bersandar di bahunya. "Hm?"

"Laper ..."

"Mau makan di luar?"

Ayara mempout pipinya. "Mager! Masak gih!" Ayara mengangkat kepalanya kemudian mendorongnya pelan.

"Ada bahan apa di kulkas?" Tanya Alaric seraya berjalan menuju dapur dan di ikuti oleh Ayara.

"Bahan masakan udah habis sisa telor, bikin nasgor sama omlet aja gimana?" Usul Alaric setelah melihat kulkas Ayara.

Ayara mengangkat bahunya acuh. "Terserah yang penting aku makan." Ayara pun duduk di kursi bar.

Alaric mengangguk singkat kemudian mengerjakan pekerjaannya, sementara Ayara hanya memandangi Alaric dari belakang. Ayara pun tersenyum tipis, sangat tipis.

Hingga tak lama kemudian 2 piring nasi goreng dan 2 piring omlet tertata rapih di atas meja. "Selamat makan!" Ujar Alaric.

"Bau nya enak." Celetuk Ayara.

"Iya dong! Special dari chef Alaric." Alaric pun menyugar rambutnya kemudian mengerlingkan matanya.

Ayara hanya memutar bola matanya malas kemudian menyantap nasi gorengnya. Dengan mulut penuh Ayara mengacuhkan kedua jempol tangannya.


Dᴀɴɢᴇʀᴏᴜs Aʏᴀʀᴀ (#SFS3) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang